MU Masih Terpuruk, Ten Hag Bisa Bernasib Sama Seperti Mourinho
Erik ten Hag harus bisa segera menemukan solusi di Man United.
REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Isu pemecatan Erik ten Hag sebagai pelatih Manchester United (MU) mulai mengemuka menyusul torehan kurang memuaskan Iblis Merah pada awal musim ini. Dua kemenangan dan tiga kekalahan dari enam laga tentu bukan catatan yang diharapkan MU dalam mengawali musim kompetisi.
Terakhir, Man United menjadi bulan-bulanan Brighton and Hove Albion saat tampil di Stadion Old Trafford pada pekan kelima Liga Primer Inggris, akhir pekan lalu. Kebobolan tiga gol, MU hanya mampu mencetak satu gol balasan ke gawang the Seagulls.
Man United pun terpuruk di peringkat ke-13 klasemen sementara Liga Primer Inggris. Tidak hanya itu, MU pun menempati urutan kedua dalam daftar tim dengan jumlah kebobolan terbanyak hingga Liga Primer Inggris musim ini menuntaskan pekan kelima dengan kebobolan 10 gol. Hanya Burnley dan Wolves yang memiliki jumlah kebobolan gol lebih banyak dibanding MU.
Dianggap menuai kesuksesan pada musim debutnya menukangi Man United pada musim lalu dengan mempersembahkan gelar juara Piala Liga, Ten Hag justru menjadi sorotan pada awal musim ini. Pelatih asal Belanda itu butuh solusi cepat untuk bisa segera mengangkat performa Iblis Merah. Terlebih, Man United merupakan klub dengan ekspektasi paling tinggi.
''Erik ten Hag harus bisa segera menemukan solusi seiring dengan kian meningkatnya sorotan terhadap dirinya. Man United selalu menjadi klub dengan ekspektasi yang sangat tinggi. Dua kemenangan di enam laga awal Liga Primer Inggris tidak cukup bagus,'' tulis eks penyerang Blackburn Rovers, Chris Sutton, dalam kolomnya di Daily Mail, Senin (18/9/2023).
Top skorer Liga Primer Inggris musim 1997/1998 itu pun membandingkan situasi yang dihadapi Ten Hag dengan yang dihadapi Jose Mourinho pada musim terakhir menangani Man United, tepatnya pada musim 2018/2019. Sutton menilai, situasi yang dihadapi MU saat ini jauh lebih pelik dibanding pada awal musim 2018/2019.
Man United dibawah kendali Mourinho memang tampil begitu buruk pada awal musim 2018/2019 dengan torehan dua kekalahan dari tiga laga awal Liga Primer Inggris. Mourinho pun berada dalam sorotan dan terancam pemecatan. Eks pelatih Real Madrid itu merespons situasi tersebut dengan berbagai tudingan soal kondisi Man United yang tidak lagi ideal.
Tidak hanya menuntut para penggawa MU untuk bisa meningkatkan peforma, Mourinho juga dilaporkan berseteru dengan petinggi klub, termasuk wakil pemilik Man United saat itu, Ed Woodward. Begitu pula dengan kabar perseteruan antara Mourinho dengan Paul Pogba yang saat itu menjadi salah satu bintang MU.
Ujungnya, Mourinho mendapatkan surat pemecatan dari manajemen Man United pada pertengahan Desember 2018. Saat itu, pelatih asal Portugal itu meninggalkan Iblis Merah dengan hanya torehan tujuh kemenangan dari 17 pertandingan di pentas Liga Primer Inggris. Padahal sebelum musim itu prestasi Mourinho jauh lebih baik dari Ten Hag dengan mempersembahkan treble mini, yaitu gelar juara Community Shield, Piala Liga, dan Liga Europa.
Sementara pada musim ini, Ten Hag banyak menghadapi problem di luar lapangan. Kasus tuntutan hukum terhadap Mason Greenwood dan Antony tidak membuat situasi di MU menjadi lebih baik. Tidak berhenti sampai di situ, Ten Hag juga terlibat perseteruan secara terbuka dengan Jadon Sancho.
Sutton akhirnya mewanti-wanti Ten Hag untuk bisa mengambil langkah yang tepat dalam mengatasi berbagai problem tersebut, apabila tidak mau bernasib sama dengan Mourinho.
''Untuk masalah dengan Sancho, saya bisa memahami posisi Ten Hag. Dia hanya ingin berusaha jujur soal pemainnya. Namun, saat Mourinho menyalahkan semua pihak, dia tidak lagi bisa menguasai ruang ganti. Saat ini, Ten Hag mungkin belum berada di fase tersebut,'' lanjut Sutton.
Kendati begitu, bukan tidak mungkin, Ten Hag akan menghadapi situasi serupa dengan Mourinho apabila gagal mempersembahkan kemenangan buat Man United di dua laga berikutnya. Kegagalan meraih kemenangan di dua laga tersebut akan membuat eks pelatih Ajax Amsterdam itu sulit untuk bisa mempertahankan kepercayaan dari para penggawa Iblis Merah.
''Laga menghadapi Bayern Muenchen di partai pembuka penyisihan Grup A Liga Champions, Kamis (21/9/2023) dini hari WIB, mungkin akan berjalan sedikit rumit buat Man United. Namun, Man United harus bisa tampil jauh lebih baik menghadapi Burnley di lanjutan Liga Primer Inggris, akhir pekan ini,'' tulis Sutton.