Sholat Dua Rakaat dan Ayat Alquran yang Menyelamatkan Nyawa Seorang Kurir
Sholat merupakan jalan keluar berbagai permasalahan hidup.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Syekh Wahab bin Munabbih Rahmatullah 'alaih salah seorang ulama dari kalangan tabi'in dan ahli sejarah mengisahkan seorang pengantar barang atau kurir yang selamat dari maut karena sholat dua rakaat.
Suatu ketika di wilayah Kufah ada seorang pengantar barang (kurir) yang terkenal. Orang-orang sangat mempercayainya, karena sifatnya yang jujur dan terpercaya, para pedagang banyak menitipkan barang atau uang kepadanya.
Ketika sedang dalam perjalanan, kurir itu bertemu dengan seorang laki-laki. Laki-laki itu bertanya, "Kamu mau kemana?" Sang kurir tersebut menjawab, "Aku akan ke kota A."
Laki-laki itu berkata, "Aku juga akan ke sana. Sebenarnya aku dapat bersamamu dengan berjalan kaki, tetapi bagaimana jika aku ikut menumpang keledaimu dengan bayaran satu dinar?" Kurir itu pun setuju.
Ketika tiba di suatu persimpangan jalan, laki-laki tadi bertanya kepada kurir yang jujur dan dapat dipercaya, "Jalan manakah yang akan kamu tempuh?"
Kurir barang itu menjawab, "Jalan besar yang umum ini." Laki-laki tadi berkata, "Jalan yang satunya ini lebih dekat dan lebih mudah untuk mendapatkan makanan bagi binatang karena banyak rumput di sana."
Sang kurir menjawab, "Aku belum pernah melewatinya." Laki-laki yang bersamanya menjawab juga, "Aku sering melewatinya."
Sang kurir setuju dengan laki-laki itu untuk memilih jalan atas petunjuknya. Maka mereka pun menempuh jalan itu.
Beberapa lama kemudian, mereka tiba di sebuah hutan yang menyeramkan yang banyak berserakan bangkai manusia. Tiba-tiba laki-laki tadi turun dari keledai yang dinaikinya dan langsung mengeluarkan belati dari balik punggungnya dengan maksud membunuh sang kurir yang jujur.
Seketika sang kurir berteriak, "Jangan, ambillah keledai beserta semua barangnya, karena inilah yang kamu inginkan, tetapi jangan bunuh aku."
Laki-laki itu tidak mempedulikan tawaran tersebut, malah bersumpah, "Pertama, aku akan membunuhmu, kemudian aku akan mengambil semua barang yang kamu bawa."
Di depan maut, sang kurir merengek-rengek, namun si laki-laki jahat tidak mempedulikannya sama sekali.
Akhirnya sang kurir berkata, "Baiklah, izinkan aku sholat dua rakaat untuk terakhir kalinya."
Sambil tertawa, laki-laki yang mau membunuh sang kurir jujur mengabulkan permintaannya. Kemudian dia berkata, "Silakan, cepatlah sholat. Mereka yang mati ini pun telah meminta hal yang sama, tetapi sholat mereka tidak menolong mereka sedikit pun."
Segera pengantar barang itu sholat, tetapi setelah membaca Al-Fatihah, dia tidak dapat mengingat satu surat pun. Sementara laki-laki jahat dan kejam itu menunggu sambil terus berteriak.
"Cepat, selesaikan sholat kamu," kata laki-laki jahat kepada sang kurir jujur.
Tanpa sengaja terbaca oleh lidah sang kurir Surat An-Naml Ayat 62.
أَمَّن يُجِيبُ ٱلْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ ٱلسُّوٓءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَآءَ ٱلْأَرْضِ ۗ أَءِلَٰهٌ مَّعَ ٱللَّهِ ۚ قَلِيلًا مَّا تَذَكَّرُونَ
Siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya). (QS An-Naml Ayat 62)
Sang kurir jujur tersebut membacanya berulang-ulang sambil menangis. Tiba-tiba muncul seorang penunggang kuda bertopi besi, warnanya gemerlapan.
Penunggang kuda itu datang dan menikam laki-laki jahat dan keji itu sampai mati. Di tempat laki-laki jahat itu mati, keluar nyala api.
Sang kurir langsung bersujud syukur ke hadirat Allah SWT. Kemudian dia lari ke penunggang kuda tadi dan bertanya, "Siapakah kamu dan bagaimana kamu bisa datang ke sini?"
Penunggang kuda menjawab, "Aku adalah hamba Allah yang ditugaskan untuk menolong siapa saja yang membaca ayat ini. Kini kamu aman dan dapat pergi ke mana pun kamu suka. Setelah berkata demikian, penunggang kuda itu pergi dan lenyap." (dari Kitab Nuzhatul Majalis)
Sholat adalah rahmat Allah SWT yang besar. Mencari penyelesaian dengan sholat ketika menghadapi setiap kesulitan artinya mendatangkan rahmat Allah SWT.
Dari Sayyidina Hudzaifah Radhiyallahu anhu, ia berkata, "Jika baginda Rasulullah SAW menemui suatu kesulitan, maka beliau bergegas mengerjakan sholat." (HR Imam Ahmad, Abu Dawud, dari Kitab Durrul Mantsur)
Sayyidina Shuhaib Radhiyallahu anhu meriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda, "Para Nabi Alaihissalam setiap kali menghadapi kesulitan, akan bergegas melaksanakan sholat."