The Fed Waspadai Krisis Perbankan pada Tahun Ini

Krisis pada Maret mempunyai dampak jangka panjang terhadap industri perbankan.

EPA-EFE/MICHAEL REYNOLDS
Gedung Putih di Washington, DC, AS, Selasa (14/3/2023). Krisis pada Maret mempunyai dampak jangka panjang terhadap industri perbankan.
Rep: Novita Intan Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO Cadence Bank, Dan Rollins, pada awal tahun ini telah memprediksi krisis perbankan regional. Enam bulan kemudian, industri ini masih mengalami kerugian dan masih harus menghadapi konsekuensinya.

Baca Juga


Seperti dilansir dari laman Reuters, Senin (18/9/2023) mengacu pada tren sejak krisis, bank menginginkan nasabah yang menginginkan pinjaman juga memberikan simpanan mereka.

“Kami tidak menginginkan aset yang tidak memiliki dompet penuh. Kami tahu bahwa kami akan terus berjuang demi uang,” kata Rollins

Bank regional Rollins tidak sendirian. Wawancara dengan setengah lusin eksekutif bank regional dan ekonom menunjukkan krisis pada Maret mempunyai dampak jangka panjang terhadap industri perbankan dan perekonomian regional.

Gejolak tersebut kemungkinan akan memperketat kondisi kredit lebih cepat dan melampaui apa yang telah dilakukan oleh kenaikan suku bunga Federal Reserve saat itu. Meskipun dampaknya tidak separah yang dikhawatirkan sebagian orang, risikonya tetap ada.

Secara keseluruhan, dampak krisis yang berkepanjangan mempersulit perhitungan Federal Reserve AS dalam menentukan kebijakan suku bunga, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya koreksi berlebihan. The Fed yang bertemu pekan ini sebelumnya menyatakan sedang memantau kondisi sektor perbankan.

Kepala ekonom Moody’s Analytics, Mark Zandi, mengatakan dampak krisis yang tidak terlalu besar mungkin merupakan salah satu alasan mengapa perekonomian bergerak dengan lebih baik daripada yang dikhawatirkan banyak orang.

Zandi memperkirakan dampak krisis perbankan terhadap perekonomian akan berdampak sama seperti kenaikan suku bunga dana federal sebesar 50 hingga 75 basis poin. Dia memperkirakan sejauh ini sekitar 10-20 basis poin tetapi memperingatkan bahwa ini mungkin masih dalam tahap awal.

Kepala Ekonom di Apollo Global Management, Torsten Slok, mengatakan krisis perbankan memiliki efek yang semakin besar terhadap pengetatan The Fed, namun dampak penuhnya akan terasa lambat.

Modelnya menunjukkan bahwa hal tersebut dapat menambah hambatan sebesar 1,5 persen pada PDB AS selama empat hingga enam kuartal ke depan.

Slok mengatakan dampaknya sejauh ini dapat dilihat dari sejunlah data. Data Fed, misalnya, menunjukkan ketika bank-bank besar mulai menarik kembali kreditnya ketika bank sentral mulai menaikkan suku bunga tahun lalu, bank-bank kecil terus meningkatkan pinjaman dan sewa hingga Silicon Valley Bank runtuh pada bulan Maret.

“Ketika Silicon Valley Bank berdiri, Anda melihat perubahan perilaku yang sangat dramatis bank-bank kecil,” kata Slok.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler