Pidato di PBB, Zelenskyy Tuding Rusia Lakukan Genosida dengan Culik Anak-Anak
Zelenskiy menyoroti penculikan terhadap puluhan ribu anak-anak Ukraina setelah invasi
REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dalam pidato di Majelis Umum PBB, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy menuduh Rusia sedang melakukan genosida dengan menculik anak-anak. Zelenskyy menyoroti penculikan terhadap puluhan ribu anak-anak Ukraina setelah invasi Moskow.
“Apa yang akan terjadi pada mereka? Anak-anak di Rusia diajari untuk membenci Ukraina, dan semua hubungan dengan keluarga mereka terputus. Ini jelas merupakan genosida,” kata Zelenskyy.
Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) pada Maret mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin dan pejabat lainnya. ICC menuduh mereka menculik anak-anak dari Ukraina. Para pejabat Rusia membantah adanya pemindahan paksa anak-anak. Pejabat Rusia mengatakan, beberapa anak Ukraina berada di panti asuhan.
Zelenskyy mengatakan, Rusia menjadikan energi, ketahanan pangan, dan penculikan anak sebagai senjata dalam perang melawan Ukraina. Dia memperingatkan kepada para pemimpin dunia bahwa hal yang sama dapat terjadi pada mereka.
“Ketika kebencian dijadikan senjata terhadap suatu negara, kebencian tidak akan pernah berhenti sampai disitu saja. Tujuan dari perang saat ini melawan Ukraina adalah untuk mengubah tanah air kita, rakyat kita, hidup kita, sumber daya menjadi senjata untuk melawan Anda, melawan tatanan berbasis aturan internasional," kata Zelenskyy pada pertemuan tingkat tinggi tahunan Majelis Umum PBB.
Perang di Ukraina telah memperparah gangguan pasokan global yang disebabkan oleh pandemi Covid-19. Konflik itu juga mendorong lonjakan besar harga pangan dan energi, mengguncang perekonomian global, dan meningkatkan kesulitan di banyak negara berkembang.
Saluran pasokan energi ke Eropa yang sudah berlangsung puluhan tahun dari Rusia, terhenti atau sangat terganggu akibat perang, sanksi, perselisihan dagang, penutupan saluran pipa, dan dorongan besar dari negara-negara Barat untuk mencari sumber alternatif. Rusia merupakan produsen minyak dan gas utama bagi negara-negara Eropa.
Rusia maupun Ukraina juga merupakan eksportir biji-bijian utama. Rusia menarik diri dari perjanjian yang mengizinkan pengiriman biji-bijian Ukraina melalui Laut Hitam.
Rusia mendapat kesempatan untuk berpidato di Majelis Umum pada Sabtu (23/9/2023). Wakil Duta Besar Rusia di PBB, Dmitry Polyansky duduk di kursi Rusia selama Zelenskyy menyampaikan pidatonya. Polyansky mengaku tidak menyimak pidato Zelenskyy.
“Apakah dia berbicara?" ujar Polyansky sambil tersenyum masam ketika reporter Associated Press menanyakan reaksinya terhadap pidato tersebut.
“Saya tidak memperhatikan dia berbicara. Saya sedang menggunakan ponsel saya," ujar Polyansky.
Hampir 19 bulan Moskow melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina. Sementara pasukan Ukraina sudah tiga bulan melancarkan serangan balasan yang tidak berjalan secepat atau sebaik yang diharapkan.
Perang telah berlangsung lebih lama dari perkiraan....
Perang telah berlangsung lebih lama dan kerugian yang ditimbulkan lebih besar dari perkiraan Rusia, dan pertempuran tersebut telah memicu kecaman internasional terhadap Moskow. Namun Kremlin juga memiliki teman-teman berpengaruh yang belum ikut mengecam perang tersebut. Cina dan India telah mengambil posisi netral. Begitu pula dengan banyak negara di Timur Tengah dan Afrika. Banyak negara Amerika Latin dan Karibia lebih memilih memusatkan perhatian dunia pada isu-isu global lainnya, termasuk perubahan iklim dan konflik di Afrika.
Moskow ingin menunjukkan pengaruh globalnya dan hubungannya dengan Cina, serta menegaskan bahwa Cina tidak dapat dikucilkan secara internasional oleh AS dan sekutu-sekutunya di Eropa. Sementara itu, Ukraina khawatir dukungan sekutunya akan berkurang. Mereka telah memasok senjata senilai miliaran dolar tetapi khawatir persediaan mereka akan menyusut, dan kontraktor pertahanan kesulitan untuk meningkatkan jalur produksi.
Beberapa jam sebelum Zelenskyy berbicara di PBB, para pemimpin pertahanan sekutu berkumpul di pangkalan militer AS di Jerman untuk membahas langkah selanjutnya. Beberapa negara menjanjikan lebih banyak bantuan uang dan senjata. Namun permasalahan utamanya adalah apakah mereka akan memasok rudal jarak jauh.
Kongres AS sedang mempertimbangkan permintaan Presiden Joe Biden untuk memberikan tambahan bantuan militer dan kemanusiaan sebesar 24 miliar dolar AS ke Ukraina, di tengah meningkatnya perpecahan partisan mengenai pengeluaran anggaran untuk konflik tersebut.