Sepuluh Orang di Bantul Terdeteksi Positif HIV/AIDS

Sebanyak 10 orang yang positif HIV bukan merupakan warga Bantul.

Flickr
HIV/AIDS (Ilustrasi)
Rep: Idealisa Masyrafina Red: Fernan Rahadi

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Sebanyak 10 orang di Kabupaten Bantul terdeteksi positif HIV/AIDS melalui sero survei yang dilakukan pada bulan Juli hingga Agustus 2023.


Sero Survei yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul ini menyasar kalangan risiko tinggi penularan HIV seperti salon pijat, Lelaki Suka Lelaki (LSL), penjaja seks hingga Pengguna Narkoba Suntik (Penasun) di Kabupaten Bantul.

Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit Dinkes Kabupaten Bantul, Samsu Aryanto, mengungkapkan berdasarkan hasil sero survei, sebanyak 10 orang reaktif HIV, dengan sembilan orang ditemukan di wilayah pesisir Bantul. Hasil sero survei menunjukkan lima orang positif di Kapanewon Samas, empat orang di Kretek, dan satu orang di Kasihan.

"Sero survei ini dilakukan karena kita indikasi risiko yang tinggi terhadap penularan HIV dan tujuan kita untuk mengendalikannya," ujar Samsu Aryanto saat dihubungi pada Rabu (20/9/2023) malam. 

Sero Survei dilakukan dengan metode rapid test kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan di puskesmas wilayah setempat. "Tindak lanjut ke puskesmas setempat, kemudian jika hasilnya R1, R2 dan R3 dengan hasil positif, dilanjutkan dengan pengobatan,"  tuturnya.

Menurut Samsu, 10 orang yang positif HIV bukan warga Bantul, melainkan pendatang dari luar daerah yang bekerja pada tempat risiko tinggi penularan HIV. Dinkes Bantul kemudian melakukan pengawasan terhadap orang-orang yang terdeteksi positif HIV agar rutin menjalani terapi dan pengobatan di puskesmas setempat.

"Berdasarkan pantauan kami, kesepuluhnya rutin melakukan terapi dan pengobatan sesuai dengan arahan yang kami berikan," tuturnya.

Selain itu, 10 orang yang positif HIV juga diberikan edukasi tentang penularan HIV dan pembatasan hubungan seksual. Mereka juga diberikan edukasi hidup bersih dan sehat serta mengonsumsi makanan yang bergizi.

Samsu menambahkan bahwa usia yang rentan terkena HIV adalah usia produktif dan berjenis kelamin perempuan yang berkecimpung di dalam pekerjaan risiko tinggi seperti penjaja seks. Untuk itu, ia mengimbau agar masyarakat jangan berganti-ganti pasangan dan jangan menggunakan narkoba.

"Imbauannya jangan berganti-ganti pasangan dan jangan menggunakan narkoba karena kita tidak tahu ada yang sakit HIV atau tidak, bisa tertular," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler