Madrasah Diniyah dan TPQ Penting Mengurangi Gawaiholic pada Anak

Jumlah madrasah diniyah dan TPQ terus meningkat.

Republika/Yogi Ardhi
Ilustrasi anak mengaji Alquran.
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hodri Arief menjelaskan aturan lima hari sekolah sepintas memberi kesempatan untuk belajar full day dan ada dua hari di rumah. Aturan ini tampak tidak punya dampak negatif, tetapi karena full day selama lima hari maka tidak menyisakan waktu untuk belajar di Madrasah Diniyah yang biasanya dilaksanakan pada sore hari. 

Baca Juga


"Dari pertimbangannya menjadi jelas mengapa aturan lima hari sekolah berdampak langsung pada KBM Madrasah Diniyah,"ujar dia kepada Republika.co.id, Jumat (22/9/2023).

Meski kebijakan ini berlangsung jumlah madrasah diniyah dan TPQ terus meningkat. Namun menurut Kyai Hodri kita tidak bisa membaca atau memahami semakin banyaknya Madrasah Diniyah dan TPQ akan serta merta mampu meningkatkan kualitas Pendidikan Islam. 

"Kita juga perlu melihat aktivitas dan prilaku anak-anak kita di luar madrasah, seperti gawaiholic (kecanduan gagdet) yang sangat banyak menyita waktu, perhatian, dan konsentrasi anak-anak kita,"jelas dia.

Ini artinya, Madrasah Diniyah dan TPQ hanya  salah satu faktor dalam pendidikan. Faktor lain yang sangat penting saat ini justru peran orangtua dalam menemani anak-anak saat bermain gawai, tidak hanya mengarahkan mana yang boleh dan mana yang tidak, tetapi juga alokasi waktu yang harus tepat. Dari sini kita bisa melihat "kontestasi" antara perangkat teknologi informasi dengan KBM Madrasah Diniyah dan TPQ.

Karena hal ini juga sekolah Islam terpadu semakin diminati. Kemungkinan menyatukan, atau menggabungkan pola sekolah terpadu dengan Madrasah Diniyah bisa saja. 

"Tetapi ada segmen-segmen yang terkadang susah dipertemukan. Misalnya, Madrasah Diniyah secara umum menjadikan turats sebagai sumber belajar, sementara di sekolah terpadu belum tentu demikian,"ujar dia.

Sebelumnya Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama NU untuk menolak menerapkan kebijakan lima hari sekolah dalam sepekan. NU selama ini telah memiliki sekian banyak Madrasah Diniyah yang menanamkan pendidikan karakter dan mengajarkan dasar-dasar keagamaan yang moderat. Sedangkan jika kebijakan lima hari sekolah tersebut diterapkan maka proses pendidikan di Madrasah Diniyah tersebut tidak akan maksimal atau terancam. 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler