Ketika Tanah Kuburan Mampu Berbicara, Ini yang akan Disampaikan ke Orang yang Meninggal
Allah SWT berikan kemampuan tanah kuburan untuk berbicara
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Sejatinya bumi itu bisa berbicara. Bahkan bumi senantiasa bertasbih dan memuji Allah Ta'ala. Dan ketika seorang manusia meninggal dunia, bumi akan berbicara kepada kepada manusia.
Bila manusia yang mati itu adalah orang beriman, orang saleh, yang selalu taat kepada Allah SWT, maka bumi akan menyambutnya dengan sukacita. Tetapi bila yang mati itu adalah orang kafir dan ahli maksiat, bumi akan mengumpatnya dengan kasar.
…فَإِنَّهُ لَمْ يَأْتِ عَلَى الْقَبْرِ يَوْمٌ إِلَّا تَكَلَّمَ فِيهِ فَيَقُولُ أَنَا بَيْتُ الْغُرْبَةِ وَأَنَا بَيْتُ الْوَحْدَةِ وَأَنَا بَيْتُ التُّرَابِ وَأَنَا بَيْتُ الدُّودِ فَإِذَا دُفِنَ الْعَبْدُ الْمُؤْمِنُ قَالَ لَهُ الْقَبْرُ مَرْحَبًا وَأَهْلًا أَمَا إِنْ كُنْتَ لَأَحَبَّ مَنْ يَمْشِي عَلَى ظَهْرِي إِلَيَّ فَإِذْ وُلِّيتُكَ الْيَوْمَ وَصِرْتَ إِلَيَّ فَسَتَرَى صَنِيعِيَ بِكَ قَالَ فَيَتَّسِعُ لَهُ مَدَّ بَصَرِهِ وَيُفْتَحُ لَهُ بَابٌ إِلَى الْجَنَّةِ وَإِذَا دُفِنَ الْعَبْدُ الْفَاجِرُ أَوْ الْكَافِرُ قَالَ لَهُ الْقَبْرُ لَا مَرْحَبًا وَلَا أَهْلًا أَمَا إِنْ كُنْتَ لَأَبْغَضَ مَنْ يَمْشِي عَلَى ظَهْرِي إِلَيَّ فَإِذْ وُلِّيتُكَ الْيَوْمَ وَصِرْتَ إِلَيَّ فَسَتَرَى صَنِيعِيَ بِكَ قَالَ فَيَلْتَئِمُ عَلَيْهِ حَتَّى يَلْتَقِيَ عَلَيْهِ وَتَخْتَلِفَ أَضْلَاعُهُ…
Artinya: …..Sesungguhnya tidaklah ada suatu hari melewati makam (pekuburan) melainkan ia berbicara; aku rumah keterasingan, aku rumah kesendirian, aku rumah tanah, aku rumah cacing. Bila seorang hamba mukmin disemayamkan, makam berkata padanya: Selamat datang, engkau adalah orang yang berjalan di atas punggungku yang paling aku sukai, karena saat ini aku diberi kuasa menanganimu dan kau kembali kepadaku, kau akan melihat apa yang akan aku lakukan padamu. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Lalu diluaskan baginya sejauh mata memandang dan dibukakan baginya pintu menuju surga. Dan bila hamba keji atau kafir dikubur, makam berkata padanya: Tidak selamat datang, engkau adalah orang yang melintasi di atas punggungku yang paling aku benci, karena saat ini aku diberi kuasa menanganimu dan kau kembali padaku, kau akan mengetahui apa yang akan aku lakukan padamu." Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Lalu kubur menghimpitnya hingga mengenainya sehingga tulang tulangnya tidak karu-karuan (amburadul).....”
(Ini merupakan sebagian redaksi hadits Nabi Muhammad SAW yang dapat ditemukan dalam Sunan Tirmidzi nomor hadits 2384. Imam Qurthubi juga menuliskan hadits ini dalam kitab at-Tadzkirah yang diterbitkan Maktabah Darul Minhaj halaman 317-318)
Dalam riwayat lainya disebutkan bahwa kubur sejatinya diberikan Allah SWT berupa lisan sehingga dapat berbicara kepada penghuni kubur. Dalam kesendirian dan kesunyian, kubur akan berbicara kepada penghuni kubur.
خرج: هناد بن السري قال : حدثنا حسين الجعفي عن مالك بن مغول عن عبد الله بن عبيد بن عمير عن أبيه قال: يجعل الله للقبر لسانا ينطق به فيقول: ابن آدم كيف نسيتني ، أما علمت أني بنت الأكلة ، وبيت الدود ، وبيت الوحدة ، وبيت الوحشة.
Artinya: “Diriwayatkan Hannad bin as Sariy dia berkata: bercerita pada kami Hasan Al Jufri dari Malik bin Mughawal dari Abdullah bin Ubaid bin Umair dari ayahnya dia berkata: Allah menjadikan kepada kubur lisan untuk berbicara, maka kubur akan berkata: Anak Adam kenapa engkau melupakanku? Bukankah engkau mengetahui bahwa aku sarangnya ular dan sarangnya cacing dan rumahnya kesendirian dan rumahnya kesunyian.” (kitab at-Tadzkirah, halaman 319).
Baca juga: 8 Fakta tentang Istana Supermegah Firaun yang Diabadikan Alquran
Dari keterangan di atas dapat tergambar bagaimana keadaan dalam kubur. Ketika jasad telah masuk ke dalam kubur maka tak ada satupun yang menemani. Sedang di dalamnya terdapat ulat dan cacing yang akan menggerogoti jasad sehingga rusak dan yang tersisa hanya tulang belulang.
وحدثنا وكيع عن مالك بن مغول عن عبد الله بن عبيد بن عمير عن أبيه قال: إن القبر ليلكي يقول في بكائه : أنا بيت الوحشة، أنا بيت الوحدة ، أنا بيت الدود.
“Meriwayatkan pada kami Waki' dari Malik bin Mughal dari Abdullah bin Ubaid bin Umair dari ayahnya dia berkata, “Sesungguh kubur akan menangis dan berkata dalam kesedihannya. Aku adalah adalah tempat yang sunyi dan aku tempat kesendirian dan aku tempat sarangnya cacing.” (kitab at-Tadzkirah, halaman 319).