Pentingnya Generasi Muda Paham ESG
Dalam implementasinya, ESG harus melibatkan generasi muda.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsep Enviromental Social and Governance atau disingkat ESG merupakan prinsip yang sudah lama digaungkan. Didasari oleh semangat berkelanjutan, sebuah organisasi atau lembaga dan korporat dalam operasional bisnisnya perlu mengedepankan prinsip ESG. Khususnya korporasi perlu patuh terhadap prinsip ini, sehingga dalam proses operasional bisnisnya tidak hanya menguntungkan secara bisnis, namun justru bermanfaat bagi sosial masyarakat, memastikan operasional perusahaan tertib dan turut menjaga lingkungan serta memiliki tata kelola yang baik.
Tiga prinsip utama ini tak hanya disadari oleh para pelaku usaha maupun organisasi pemerintah. Justru anak muda perlu paham tiga aspek penting ini dan menjadi garda depan pengawasan.
Founder Social of Renewable Energy (SRE) Zagy Yakana Berian menuturkan meski memiliki tiga poin utama, namun pada dasarnya prinsip ESG ini memayungi hal utama, yaitu keberlanjutan. Kalau ingin bumi ini terus bisa bermanfaat dan bisa ditinggali, maka setiap gerakan maupun operasional perusahaan harus mengutamakan kelestarian lingkungan yang berkelanjutan.
"Bagaimana hubungan kita dengan sosial, hubungan kita dengan alam. Sehingga tercipta sistem tata kelola perusahaan maupun lembaga yang baik. Bahwa dalam operasional perusahaan maupun lembaga harus mengutamakan manfaat yang lebih kepada kelompok sosial dan juga lingkungan," kata Zagy.
Riset menunjukan bahwa 70 persen peran anak muda dalam mengawal ESG sangat penting. Sebab, anak muda memiliki energi yang besar untuk bisa menjalankan fungsi pengawasan.
"Indonesia ini kan setengah penduduknya adalah generasi muda. Dari skoring ESG, poin sosial ini menjadi penting untuk keterlibatan anak muda. Jika perusahaan atau organisasi tidak melibatkan anak muda dalam implementasi ESG nya, maka gerakan tapaknya tidak terbentuk. Apa yang tertuang di dalam dokumen tidak sesuai dengan realitanya," kata Zagy.
Keterlibatan organisasi sosial, komunitas anak muda menjadi cermin keterlibatan anak muda dalam mengawal operasional perusahaan. Jangan sampai, sebuah korporasi ataupun organisasi lembaga melakukan operasional kegiatannya merusak lingkungan, menyebabkan masyarakat sekitar menjadi terdampak dan tak menjalankan prinsip tata kelola yang baik.
"Ada anak muda dari sabang sampai merauke. Ada banyak perusahaan maupun lembaga yang juga tersebar dari sabang sampai merauke. Kita bisa memainkan peran monitoring dan evaluasi ini, agar perusahaan dan lembaga tersebut tidak sembarangan," ujar Zagy.
Ketua SRE Women, Sabrina Farah Salsabila juga menilai, peran pemuda untuk mengawal prinsip ESG menjadi sangat penting, karena masa depan bangsa ada di tangan pemuda.
"Kita harus sadar sama sama kalau kita emang lagi ada di middle of crisis. Kita harus sama sama bergerak sih dengan keilmuan yang kita punya sosial yang kita punya. Peran kita sangat penting ya sebagai anak muda. Beberapa tahun kedepan karena nantinya kan yang menjadi pengambil kebijakan dan menahkodai negara ini adalah generasi kita ya," ujar Sasa.
Mengapa peran pemuda penting, khususnya dalam isu keterlibatan perempuan, banyak kebijakan maupun aturan yang dikeluarkan dan dijalankan erat kaitannya terhadap perempuan. Jangan sampai, perempuan hanya menjadi objek kebijakan saja, namun justru menjadi policy making sehingga prinsip keberlanjutan bisa terus dijalankan.
"Decision maker, Policy making ini juga perlu melibatkan perempuan ya. Karena banyak hal yang beruhubungan soal isu keberlanjutan ini dimulai dari rumah, dimana peran perempuan sangat penting," ujar Sasa.
Saat ini masyarakat global tengah menyoroti ESG atau Enviromental, Social and Governance, menyusul makin populernya isu lingkungan dalam berbagai sektor di dunia. Secara singkat, ESG adalah pilar kerangka kerja untuk mengidentifikasi seluruh risiko dan peluang non keuangan yang berkaitan dengan rutinitas perusahaan berdasarkan tiga aspek yaitu environmental (lingkungan), social (sosial), serta corporate governance (tata kelola perusahaan).
Alstair Bharata selaku Director, Risk Advisory PT Deloitte Konsultan Indonesia menyampaikan, ESG strategy saling melengkapi dengan corporate strategy. “Corporate strategy lebih menekankan ke profit, seperti peluncuran produk baru. Sedangkan ESG strategy melengkapi corporate strategy karena melakukan scanning untuk stakeholders utama dari sisi lingkungan, sosial dan tata kelola. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengintegrasikan antara corporate strategy dan ESG,” paparnya.
Dengan adanya ESG ini, dapat membawa suatu entitas atau perusahaan ke arah ekonomi yang lebih baik. “Beberapa keuntungan perusahaan melakukan ESG ini, antara lain meningkatkan reputasi perusahaan, meminimalisir resiko baik dari sosial seperti penolakan masyarakat dan kecelakaan kerja. Oleh karena itu perusahaan mendorong kepatuhan terhadap ESG,” imbuh Associate Director, Climate & Sustainability Advisory PT Deloitte Konsultan Indonesia, Efraim Sitinjak.
Manfaat positif ESG juga disampaikan Kepala Balai Besar Pengujian Migas LEMIGAS Ariana Soemanto. Menurut dia, ESG untuk perusahaan dapat mendukung tujuan global. Khusus bagi perusahaan, ESG memberikan benefit internal atau eksternal. Prinsip ESG sangat positif jika diterapkan oleh badan usaha, termasuk perusahaan migas karena akan membuat perubahan besar untuk mewujudkan Indonesia yang berkelanjutan.
“Keuntungan bagi badan usaha atau perusahaan yang menerapkan ESG adalah lebih mudah untuk mendapatkan pendanaan, syarat IPO, membuat reputasi yang baik di dunia internasional, engage dengan stakeholders lebih bagus, nilai saham bisa meningkat dan comply dengan kebijakan Pemerintah,” paparnya.
Dia melanjutkan, pemerintah melaksanakan fungsi pembinaan kepada badan usaha atau perusahaan migas agar aware dan segera bertransformasi melaksanakan praktek bisnis yang lebih sustainable dengan menerapkan prinsip ESG. “Kita mesti cepat dan adaptif,” tegas Ariana.