Palestina Sambut Kedatangan Dubes Baru Arab Saudi
Itu menjadi kunjungan perdana pejabat Saudi ke Palestina sejak pendudukan Israel 1967
REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH – Sekretaris Jenderal Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Hussein al-Sheikh menerima kedatangan duta besar (dubes) baru Arab Saudi untuk Palestina dan konsul di Yerusalem, Nayef al-Sudairi, Senin (25/9/2023). Itu menjadi kunjungan perdana pejabat Saudi ke Palestina sejak pendudukan Israel tahun 1967.
“Kami menyambut Yang Mulia Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Negara Palestina, yang akan menyerahkan surat kepercayaan resminya kepada Yang Mulia Presiden Mahmoud Abbas dalam beberapa hari,” tulis Hussein al-Sheikh lewat akun X (Twitter)-nya, dikutip laman kantor berita Palestina, WAFA.
Pada Agustus lalu, Saudi menunjuk al-Sudairi menjadi dubes non-residen negara tersebut untuk Palestina. Selain dubes, dia ditugaskan mengisi posisi sebagai konsul jenderal di Yerusalem. Saat ini al-Sudairi juga diketahui menjabat sebagai dubes Saudi untuk Yordania.
Keputusan Saudi menunjuk dubes nonresiden untuk Palestina segera dikritik Israel. Tel Aviv kemudian menyatakan menolak memberikan izin kepada Riyadh mendirikan gedung konsulat di Yerusalem. “Ini bisa jadi delegasi yang akan bertemu dengan perwakilan di Otoritas Palestina. Apakah akan ada pejabat yang duduk secara fisik di Yerusalem? Ini tidak akan kami izinkan,” kata Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen dalam sebuah wawancara dengan stasiun radio Tel Aviv 103 FM, 13 Agustus 2023 lalu.
Saudi tidak memberi tanggapan resmi atas komentar Cohen. Namun merespons penolakan Israel, al-Sudairi sempat mengunggah foto peresmian konsulat jenderal Saudi di Yerusalem Timur pada 1947 lewat akun X-nya. “Di bawah arahan almarhum Yang Mulia Raja Abdulaziz Bin Abdul-Rahman pada tahun 1947, Paman Abdulaziz Bin Ahmed Al-Sudairi mensponsori pembukaan Konsulat Jenderal Saudi di Yerusalem, lingkungan Sheikh Jarrah,” tulis al-Sudairi saat mengunggah foto peresmian Konsulat Jenderal Saudi di Yerusalem tahun 1947, dikutip Middle East Monitor, 15 Agustus 2023 lalu.
Di foto yang diunggah al-Sudairi tampak sejumlah diplomat Saudi serta tanda bertuliskan "Konsulat Jenderal" dalam bahasa Arab dan Inggris bersama dengan lambang Kerajaan Arab Saudi di pintu masuk gedung. Sejumlah konsulat jenderal yang diakreditasi oleh Otoritas Palestina diketahui berlokasi di Yerusalem Timur termasuk dari Turki, Prancis, Yunani, Swedia, Vatikan, Italia, Spanyol, dan Belgia.
Isu normalisasi Saudi-Israel
Dalam beberapa bulan terakhir, para pejabat Israel telah berbicara tentang kemungkinan normalisasi hubungan dengan Saudi. Namun Riyadh telah berulang kali menegaskan bahwa hal itu tidak akan terjadi sebelum solusi untuk penyelesaian konflik Israel-Palestina tercapai. Saudi pun telah beberapa kali menegaskan bahwa mereka tetap berpegang pada Inisiatif Perdamaian Arab. Artinya pembukaan hubungan resmi dengan Israel hanya akan dilakukan jika mereka telah hengkang dari wilayah yang didudukinya, termasuk Tepi Barat, Jalur Gaza, Dataran Tinggi Golan, dan Lebanon.
Namun baru-baru ini Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) membuat pernyataan mengejutkan tentang potensi normalisasi diplomatik negaranya dengan Israel. Dia mengakui hal itu kemungkinan akan terealisasi. “Semakin hari, kami semakin dekat,” ujarnya saat diminta komentarnya tentang normalisasi Saudi-Israel dalam sebuah wawancara dengan Fox News yang disiarkan 20 September 2023 lalu.
Kendati demikian Pangeran MBS belum memberikan penjelasan mendetail tentang hal tersebut. “Kami perlu menyelesaikan bagian itu,” ujarnya saat ditanya tentang apa yang perlu dilakukan untuk mencapai kesepakatan normalisasi dengan Israel.
Saat berpidato di Majelis Umum PBB pada 22 September 2023 lalu, salah satu hal yang diangkat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu adalah tentang Abraham Accords, yakni kesepakatan perdamaian Israel dengan Bahrain, Uni Emirat Arab (UEA), Sudan, dan Maroko yang tercapai pada 2020. “Abraham Accords menandai dimulainya era baru perdamaian,” ucapnya.
Dia kemudian mengutarakan optimisme bahwa Israel dapat menjalin normalisasi diplomatik dengan Arab Saudi. “Saya yakin kami sedang berada di titik puncak terobosan yang lebih dramatis; perdamaian bersejarah antara Israel dan Arab Saudi,” ujar Netanyahu.
Netanyahu memuji mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump karena telah berperan besar dalam menjembatani kesepakatan Abraham Accords. Sementara untuk kepentingan normalisasi dengan Saudi, Netanyahu berharap Israel dapat memperoleh bantuan dari pemerintahan Presiden Joe Biden. “Saya yakin kami bisa mencapai perdamaian dengan Arab Saudi dengan kepemimpinan Presiden Biden,” katanya.