Guru Besar IPB Sarankan Hilirisasi Pertanian Dilakukan di Desa

Sebab hilirisasi di pedesaan lebih dekat dengan bahan baku.

Antara/Irwansyah Putra
Pekerja menjemur gabah di sebuah tempat penggilingan padi di Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Selasa (26/10/2021).
Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Hermanto Siregar menilai hilirisasi pertanian pada hakikatnya mengolah hasil pertanian menjadi berbagai produk akhir. Kegiatan ini menciptakan banyak nilai tambah, menumbuhkan kesempatan kerja, dan  mengembangkan wilayah.

Baca Juga


“Dengan catatan kita buat hilirisasi jangan di kota tapi kawasan pedesaan atau perbatasan pedesaan dengan perkotaan. Intinya dia harus dekat dengan bahan baku,” ujar Hermanto acara Diseminasi Laporan Perekonomian Aceh Kuaratl II 2023 di Banda Aceh, Selasa (26/9/2023).

Menurut dia, hilirisasi pertanian dapat dilakukan oleh perusahaan skala besar maupun skala UMKM, dengan mensinergikan dalam bentuk rantai pasok (supply chain). Kemudian, supaya UMKM itu berkembang maka juga harus ada peningkatan kewirausahaan terutama di kawasan perdesaan.

“Maka surplus tenaga kerja yang saat ini banyak di pedesaan sehingga kemiskinan terjadi, itu akan menolong dirinya sendiri,” ujarnya.

Sebab itu, lanjut dia, strategi untuk melakukan hilirisasi ialah mencakup sisi penawaran (supply) adanya inovasi untuk akses ke kredit, asuransi, informasi, akses pasar, dan kebijakan pemerintah daerah.

Sedangkan dari sisi permintaan (demand) yakni adanya kontrak, koordinasi, dan pelibatan swasta atau korporasi. “Jadi jangan dikotomikan bahwa itu korporasi tidak bisa masuk. Karena sumber pemodalan, yang menyerap bahan baku, yang memberikan teknologi, bahkan pendampingan itu dari korporasi,” ujarnya.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler