Ini Teknologi yang Dicapai Manusia di Zaman Nabi Hud

Teknologi di zaman Nabi Hud lebih maju dibandingkan zaman Nabi Nuh.

Saudi Gazette
Pegunungan Tanomah terletak di utara wilayah Asir, Arab Saudi. Wilayah ini sebagian besar ditutupi oleh hutan lebat. Kawasan ini menjadi destinasi wisata alam di Arab Saudi.
Rep: Fuji E Permana Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyebutan nama Nabi Hud Alahissalam dan kisahnya tergolong cukup banyak terdapat dalam Alquran. Dalam ayat-ayat Alquran tersebut tersirat penjelasan tentang tingkat pencapaian kebudayaan kaum Nabi Hud yang lebih maju dibandingkan kaum Nabi Nuh Alahisslam, sebab periode Nabi Hud setelah Nabi Nuh.

Dalam Surat Asy-Syu‘ara' Ayat 123 - 135, Allah meriwayatkan tentang kaum ‘Ad sebagai berikut.

(Kaum) ‘Ad telah mendustakan para rasul. Ketika saudara mereka, Hud, berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku adalah seorang Rasul tepercaya (yang diutus) kepadamu. Maka, bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Aku tidak meminta imbalan kepadamu atas (ajakan) itu. Imbalanku tidak lain, kecuali dari Tuhan semesta alam. Apakah kamu mendirikan istana di setiap tanah yang tinggi untuk kemegahan tanpa ditempati? Kamu (juga) membuat benteng-benteng dengan harapan hidup kekal? Apabila menyiksa, kamu lakukan secara kejam dan bengis. Maka, bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Bertakwalah kepada (Allah) yang telah menganugerahkan kepadamu apa yang kamu ketahui. Dia (Allah) telah menganugerahkan hewan ternak dan anak-anak kepadamu. (Dia juga menganugerahkan) kebun-kebun dan mata air. Sesungguhnya aku takut bahwa kamu akan ditimpa azab pada hari yang dahsyat.” (Quran Surat Asy-Syu‘ara' Ayat 123-135)

Penggunaan kata “kebun” dan “binatang ternak” pada terjemahaan ayat Alquran di atas menunjukkan kaum Nabi Hud telah memiliki kemampuan bercocok tanam dan beternak, kemampuan-kemampuan yang dikembangkan manusia pada masa Neolitik.

Nabi Hud juga hidup di antara manusia yang jumlahnya banyak atau dapat disebut suatu kaum. Kaum ini ternyata telah mampu membuat “bangunan” dan “benteng” sebagaimana dijelaskan pada ayat Alquran di atas.

Benteng bukanlah bangunan sederhana, sebab bangunan benteng berbentuk besar, tinggi, dan tebal. Sehingga dibutuhkan banyak manusia dan kemampuan mobilisasi massa serta teknologi tinggi untuk membangun benteng.

"Apakah tidak sampai kepada mereka berita (tentang) orang-orang yang sebelum mereka, (yaitu) kaum Nuh, ‘Ad, Samud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan, dan (penduduk) negeri-negeri yang telah musnah? Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa bukti-bukti yang nyata; Allah tidak menzalimi mereka, tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri." (Quran Surat At-Taubah Ayat 70)

Ayat di atas semakin menegaskan bahwa kaum Nabi Hud telah cukup besar dan berkembang sedemikian rupa. Sehingga tidak lagi disebut kampung, melainkan kota, bahkan disebut “negeri.” Istilah “negeri” mengacu pada pengertian adanya masyarakat kota yang cukup maju dengan intensitas kegiatan yang cukup tinggi dan ditopang oleh desa atau kampung di sekitarnya.

Mengacu pada sejarah kebudayaan, periode ketika manusia telah mengembangkan kehidupan perkotaan adalah ketika manusia masuk pada zaman logam, atau secara spesifik pada masa Revolusi Perkotaan. Sebuah negeri dengan aktivitas perkotaan sewajarnya meninggalkan bukti-bukti yang melimpah. Namun, kehancuran negeri ini akibat angin membuat bukti-bukti tersebut sulit ditemukan, meskipun tidak berarti tidak dapat ditemukan.

Dilansir dari buku Kisah Para Nabi Pra Ibrahim dalam Perspektif Alquran dan Sains yang disusun Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), 2012.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler