Israel Sebut Mata-Mata Iran Ditugaskan Bunuh Menteri
Israel menuduh lima warga Palestina sebagai mata-mata Iran
REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Dinas keamanan dalam negeri Israel, Shin Bet, mengatakan mereka telah menangkap lima warga Palestina karena diduga menjadi agen mata-mata Iran. Dalam keterangannya pada Rabu (27/9/2023), Shin Bet mengungkapkan, kelima warga Palestina itu direkrut oleh seorang pejabat Iran yang berdinas di Yordania. Tiga warga Palestina tinggal di Tepi Barat, sedangkan dua lainnya tinggal di Israel. Menurut Shin Bet, kelima warga Palestina tersebut ditugaskan mengumpulkan informasi intelijen tentang beberapa politisi terkemuka Israel.
Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir adalah salah satu politisi yang dibidik dalam operasi klandestin tersebut. Selain Ben-Gvir, terduga mata-mata itu juga diperintahkan untuk menghimpun informasi tentang Yehuda Glick, seorang aktivis sayap kanan dan mantan anggota parlemen Israel. Glick adalah pemimpin dalam kampanye yang mendorong peningkatan akses Yahudi dan hak berdoa di kompleks Al-Aqsa.
Shin Bet mengungkapkan, operasi mata-mata oleh kelima warga Palestina berhasil dibongkar pejabat intelijen Israel. Namun, ia tak merilis bukti apa pun terkait dugaan dan tuduhan terhadap kelima warga Palestina terkait. Termasuk tentang bagaimana cara mereka menghimpun informasi tentang politisi-politisi Isran yang diminta oleh Iran.
Shin Bet merilis data ketiga warga Palestina yang ditangkap di Tepi Barat. Mereka adalah Murad Kamamaja (47 tahun), Hassan Mujarimah (34 tahun), dan Ziad Shanti (45 tahun). Sementara dua warga Palestina di Israel tak dibuka identitasnya ke publik.
Shin Bet tak mengungkap pejabat Iran di Yordania yang disebutnya merekrut kelima warga Palestina terkait. Pemerintah Iran pun belum merilis keterangan atau respons apa pun terkait tudingan Shin Bet.
Itamar Ben-Gvir sebagai salah satu politisi Israel telah angkat bicara terkait pengungkapan kasus spionase oleh lima warga Palestina. Dia mengklaim, selain menghimpun informasi, kelima tersangka juga telah bersekongkol untuk membunuh seorang menteri Israel. Namun Ben-Gvir tak mengungkap siapa menteri yang dimaksud.
Ben-Gvir menyampaikan terima kasih kepada otoritas-otoritas berwenang di Israel karena telah mengungkap dan menangkap kelima warga Palestina terkait yang disebutnya sebagai “pasukan teroris”. Ben-Gvir bersumpah akan memperkuat kebijakannya terkait perlakuan keras terhadap para tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.
“Saya akan terus bertindak tanpa rasa takut dan bahkan lebih bersemangat demi perubahan mendasar dalam kondisi pemenjaraan para teroris,” tulis Ben-Gvir lewat akun X-nya.