Maarak Bungo Lamang, Budaya Solok Selatan saat Maulid Nabi Muhammad
Maarak Bungo Lamang merupakan tradisi Maulid Nabi Muhammad di Solok Selatan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Dalam menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW masyarakat di Kecamatan Pauh Duo Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat melakukan tradisi budaya "Maarak Bungo Lamang".
"Melalui Festival maarak bungo lamang ini kita memperkenalkan dan melestarikan budaya maulid kepada generasi muda," kata Wakil Bupati Solok Selatan Yulian Efi, di Padang Aro, Jumat.
Dia mengatakan, momentum peringatan maulid nabi hendaknya mensinergikan agama, adat, kaum intelektual dan masyarakat agar memiliki kepribadian yang lebih baik.
Festival tersebut diangkat atas tradisi masyarakat Solok Selatan, khususnya di Kecamatan Pauh Duo yang merayakan Maulid Nabi atau dikenal dengan istilah Rayo Maulud Nabi.
Setiap peringatan hari maulid nabi besar umat islam ini, masyarakat telah siap dengan hidangan lamang (lemang) dan randang.
Lamang yang dihiasi dengan bunga kertas, uang dan lainnya yang diarak se keliling kampung yang diiringi dengan dentuman rebana dan selawat nabi.
Kemudian masyarakat ini akan berkumpul di masjid, berdoa dan diakhiri dengan membagikan bungo lamang kepada pemuka dan masyarakat yang hadir.
Ia berharap, kegiatan budaya seperti ini akan terus digalakkan pada setiap Kecamatan di Solok Selatan.
Camat Pauh Duo, Aig Wadenko mengatakan kegiatan ini sebagai ajang silaturahmi, ajang kreasi, dan juga ajang prestasi.
"Festival ini merupakan agenda rutin Kecamatan Pauh Duo, " ujarnya.
Sementara tokoh masyarakat Pauh Duo, Buya As'ari Katik Majo Alam, yang juga pimpinan salah satu Ponpes mengatakan tradisi Maarak Bungo Lamang sudah berlangsung ratusan tahun, dan selalu diperingati secara meriah setiap tahun.
"Kegiatan ini diharapkan meningkatkan kecintaan kepada Rasulullah SAW, serta menjalin silaturahim masyarakat secara keseluruhan," ujarnya.