Pidato Lengkap Jenderal AH Nasution Melepas Pahlawan Revolusi Korban G30S/PKI
Enam jenderal TNI AD yang menjadi Pahlawan Revolusi ditemukan di sumur Lubang Buaya.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tanggal 5 Oktober 1965 harusnya menjadi hari ulang tahun (HUT) ke-20 Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Biasanya, momen tahunan itu dirayakan secara besar-besaran di Indonesia.
Namun tidak pada peringatan HUT ke-20 ABRI. Kala itu, Jenderal Abdul Haris (AH) Nasution yang menjabat menteri pertahanan dan keamanan (menhankam) harus larut dalam kesedihan. Jenderal legendaris ini harus melepas enam jenderal Pahlawan Revolusi yang menjadi korban Gerakan 30 September 1965/Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI).
Selain enam jenderal harus kehilangan nyawa, Nasution juga harus mendapati putrinya Ade Irma Suryani Nasution dan sang ajudan Lettu Czi Pierre Andreas Tendean tewas tertembak oleh pasukan Tjakrabirawa. Pasukan Tjakrabirawa adalah prajurit TNI yang bertugas mengawal Presiden Sukarno.
Dalam penyergapan di rumah dinas Menteng kala itu, Nasution berhasil kabur ketika Tjakrabirawa mengepungnya. Dia pun akhirnya selamat karena bisa sampai ke Markas Kostrad di Gambir.
Setelah jenazah enam jenderal plus satu perwira ditemukan di sumur Lubang Buaya, mereka pun dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Prosesi pelepasan Pahlawan Revolusi yang dikawal panser kala itu, dimulai dengan terlebih dulu mendengarkan pidato Nasution di Markas Besar Angkatan Darat (Mabesad).
Belakangan ini, video Nasution viral di berbagai kanal media sosial (medsos). Nasution yang di kemudian hari menyandang jenderal besar atau penghargaan bintang lima, adalah salah satu tokoh militer di Indonesia paling berpengaruh.
Berikut pidato Nasution yang menggetarkan tersebut:
Para prajurit sekalian. Kawan-kawan sekalian. Terutama rekan-rekan yang sekarang kami sedang lepaskan. Bismillahirrahmanirrahiim. Hari ini, Hari Angkatan Bersenjata kita, hari yang selalu gemilang, tetapi yang kali ini, hari yang dihinakan, oleh fitnahan, dihinakan oleh pengkhianatan, dihinakan oleh penganiayaan.
Tetapi, Hari Angkatan Bersenjata kita, kita setiap prajurit tetap rayakan dalam hati sanubari kita, dengan tekad kita, dengan nama Allah yang Mahakuasa, bahwa kita akan tetap menegakkan kejujuran, kebenaran, keadilan.
Jenderal Suprapto, Jenderal Hartono, Haryono, Jenderal Parman, Jenderal Panjaitan, Jenderal Sutoyo, Letnan Tendean. Kamu semua mendahului kami, kami semua yang kamu tinggalkan punya kewajiban meneruskan perjuangan kita, meneruskan tugas Angkatan Nersenjata kita, meneruskan perjuangan TNI kita, meneruskan tugas yang suci.
Kamu semua, tidak ada yang lebih tahu dari pada kami yang di sini, daripada saya sejak 20 tahun kita selalu bersama sama membela negara kita, perjuangan kemerdekaan kita, membela pemimpin besar kita, membela cita cita rakyat kita.
Justru di sini kami semua, saksi yang hidup, kamu adalah telah berjuang, sesuai dengan kewajiban kita semua, menegakkan keadilan, kebenaran, kemerdekaan. Tidak ada yang ragu-ragu, kami semua sedia juga, mengikuti jalan kamu. Jika memang fitnah mereka itu benar, kami akan buktikan.
Rekan rekan, adik-adik saya sekalian. Saya sekarang sebagai yang tertua, dalam TNI yang tinggal bersama lainnya, akan meneruskan perjuangan kamu, membela kehormatan kamu, menghadaplah sebagai pahlawan, pahlawan dalam hati kami seluruh TNI.
Sebagai pahlawan menghadaplah, kepada asal mula kita, yang menciptakan kita, Allah SWT. Karena akhirnya, Dialah panglima kita Yang Paling Tertinggi. Dialah yang menentukan segala sesuatu, juga atas diri kita semua.
Yang benar tetap menang...
Tetapi dengan keimanan ini juga, kami semua yakin, bahwa yang benar akan tetap menang, dan yang tidak benar akan tetap hancur. Fitnah, fitnah berkali kali, fitnah lebih jahat dari pembunuhan, lebih jahat dari pembunuhan, kita semua difitnah, dan saudara-saudara telah dibunuh, kita diperlakukan demikian.
Tapi jangan kita, jangan kita dendam hati, iman kepada Allah SWT, iman kepada-Nya, mengukuhkan kita. Karena Dia perintahkan, kita semua berkewajiban, untuk menegakkan keadilan dan kebenaran.