VAR Kembali Jadi Sorotan, Kali Ini di Laga Nottingham Forest Vs Brentford
Video Assistant Referee atau VAR kembali menjadi sorotan di Liga Inggris.
REPUBLIKA.CO.ID, NOTTINGHAM -- Belum berhenti kontroversi di laga Tottenham Hotspur kontra Liverpool, Video Assistant Referee (VAR), kembali menjadi sorotan di laga Nottingham Forest kontra Brentford, Ahad (1/10/2023) malam WIB. Keputusan wasit yang diperkuat via VAR di laga tersebut dianggap jauh dari rasa keadilan dan obyektivitas.
Kedua tim harus puas berbagi angka usai memetik hasil imbang, 1-1, di laga pada pekan ketujuh Liga Primer Inggris tersebut. Tim tamu, Brentford, mampu unggul lebih dulu via Christian Norgaard pada menit ke-58, sebelum akhirnya Nottingham Forest menyamakan kedudukan lewat gol Nicolas Dominguez pada menit ke-65.
Terlepas dari hasil ini, pelatih dari kedua tim mengeluhkan kepimpinan wasit Paul Tierney di laga tersebut. Pelatih Nottingham Forest, Steve Cooper, menyoroti keputusan wasit memberikan kartu kuning kedua, yang berujung pada diusirnya Moussa Niakhite pada menit ke-56.
Saat itu, Niakhite dinilai melakukan pelanggaran keras terhadap Yoane Missa. Keputusan wasit itu pun diperkuat dengan review VAR. Copper menyebut, wasit melakukan kesalahan dalam menilai pelanggaran Niakhite tersebut, baik saat mendapatkan kartu kuning pertama ataupun kala mendapat kartu kuning kedua.
''Saya terganggu dengan kartu kuning pertama (Niakhite), sedangkan di kartu kuning kedua, dia tidak melakukannya dengan sengaja. Anda harus memahami sepak bola untuk melihatnya. Ini adalah olahraga kontak fisik,'' kata Cooper seperti dilansir BBC, Senin (2/10/2023).
Pelatih asal Inggris itu pun mengungkit soal kesalahan yang dilakukan wasit dan VAR kala menganulir gol Luiz Diaz di laga Liverpool kontra Spurs, sehari sebelumnya. Kontroversi yang berlanjut dengan pengakuan dari Profesional Game Match Official Limited (PGMOL) selaku badan resmi yang mengatur wasit di sepak bola Inggris soal adanya faktor kesalahan manusia di keputusan tersebut.
''Dengan semua kontroversi yang ada, PGMOL harusnya menunjukkan sesuatu yang lebih baik di laga ini, bukan malah sebaliknya. Kami ingin wasit berada di level yang tepat. Sehingga, membicarakan keputusan wasit adalah hal terakhir yang bisa dilakukan. Kompetisi ini begitu luar biasa, tapi beberapa aspek perlu peningkatan signifikan,'' ujar Cooper.
Tidak hanya Cooper, pelatih Brentford, Thomas Frank, juga mengungkapkan rasa frustrasi terhadap kepimpinan wasit di laga ini. Pelatih asal Denmark itu menilai, wasit alpa dalam memberikan hadiah penalti buat the Bees usai Youna Wissa dilanggar kiper Matt Turner pada awal babak kedua.
Selain itu, Frank juga menilai, ada dua insiden lain yang seharusnya berujung hadiah penalti buat the Bees, tepatnya saat penggawa Nottinham Forest melakukan handball di dalam kotak penalti. Namun, wasit via keputusan VAR bergeming dan tidak memberikah hadiah penalti buat the Bees.
''Saya sudah lelah berbicara soal VAR. Dua kali handball sudah cukup buat pelatih lain untuk mengungkapkan keluhan yang sama. Apa yang dialami Wissa jelas harus mendapatkan penalti. Saya tahu, VAR tengah menjadi pembicaraan hangat. Saya hanya lelah dengan semua pembicaraan tersebut. Saya hanya ingin berbicara soal sepak bola,'' kata Frank menegaskan.