3 Petunjuk Besar yang Dapat Memperkenalkan Kita kepada Allah SWT
Mendekatkan diri kepada Allah SWT sangat utama
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ulama asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi mengungkapkan tiga petunjuk besar yang dapat memperkenalkan kita kepada Allah SWT.
Petunjuk yang pertama adalah kitab alam. "Yang memperkenalkan kita kepada Tuhan adalah tiga petunjuk besar. Pertama, kitab alam, yang sebagian dari kesaksiannya telah kita dengar pada tiga belas cahaya (Lihat: Cahaya Mentari Tauhid dalam buku al-Matsnawi an-Nuri)," ujar Nursi dikutip dari bukunya yang berjudul Al-Maktubat hlm 327.
Kemudian, petunjuk besar yang kedua adalah ayat terbesar dari kitab agung ini, yaitu penutup rangkaian kenabian, Muhammad SAW. Sedangkan petunjuk yang ketiga adalah Alquran yang penuh hikmah.
"Sekarang kita harus mengenal petunjuk kedua yang bisa bertutur, yaitu penutup para nabi dan para rasul, Muhammad SAW. Kita perhatikan beliau dengan seksama," ucap Nursi.
Petunjuk kedua ini memiliki kepribadian maknawi yang agung. Barangkali engkau lalu bertanya, “Apa itu? Dan apa hakikat beliau?”
Nursi menjawab, beliau adalah sosok yang dengan keagungannya, permukaan bumi menjadi masjidnya, Makkah menjadi mihrabnya, dan Madinah menjadi mimbarnya.
"Beliau adalah imam bagi seluruh kaum beriman, khatib bagi seluruh umat manusia, pe mimpin para nabi, dan penghulu semua wali. Beliau adalah poros di pusat lingkaran majelis zikir yang terdiri dari para nabi dan wali," kata Nursi.
Menurut Nursi, Nabi Muhammad SAW adalah pohon bercahaya di mana akarnya yang kokoh berupa para nabi berikut wahyu yang diterimanya, ranting hijaunya yang segar dan buahnya yang lembut bercahaya berupa para wali berikut ilham yang diperolehnya.
"Setiap pernyataan yang beliau lontarkan pasti diakui dan disaksikan oleh semua nabi dengan bersandar kepada mukjizat mereka, serta oleh para wali dengan bersandar kepada karamah mereka," jelas Nursi.
Baca juga: Golongan Ini Justru akan Dilawan Alquran di Hari Kiamat Meski di Dunia Rajin Membacanya
Dia menambahkan, seolah-olah pada setiap pernyataan beliau terdapat stempel dari mereka semua. Pasalnya, ketika beliau mengucap "la ilaha illallah" lalu menegaskan tauhid, dua barisan bercahaya—para nabi dan wali— yang berada di masa lalu dan masa mendatang mengulang-ulang perkataan yang sama dan mereka sepakat dengan hal itu meski aliran dan pendekatan mereka berbeda-beda.
"Seolah-olah mereka berkata secara ijma, 'Engkau benar. Kebenaranlah yang kau ucapkan'. Maka, tidak ada ilusi yang bisa menyangkal pernyataan yang telah didukung oleh kesaksian para saksi yang tak terhitung banyaknya di mana mukjizat dan karamah mereka menjadi legitimasi," kata Nursi.