Inovasi Kompetisi IBL: Tambah Pemain Asing, Home and Away, Salary Cap, dan Hapus Draf

Kompetisi IBL 2024 akan dimulai Januari atau Maret, tergantung rekomendasi pemerintah

Republika/Hartifiany Praisra
Direktur IBL, Junas Miradiarsyah.
Rep: Fitriyanto Red: Israr Itah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap tahun setelah musim berakhir IBL selalu melakukan evaluasi. Sejumlah inovasi terus dilakukan bukan saja menjadikan liga basket tertinggi di Tanah Air ini terus membaik, melainkan juga mendorong klub lebih baik serta menciptakan industri olahraga.

Baca Juga


Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah saat berbincang dengan media, Senin (9/10/2023), mengungkapkan sejumlah inovasi yang akan dilakukan IBL musim depan. Rencananya IBL akan digelar lebih lama, mulai Januari hingga September 2024 atau Maret sampai September 2024, tergantung aturan pemerintah karena tahun depan ada Pemilu.

Penambahan Pemain Asing

Jika pada musim sebelumnya klub maksimal memiliki dua pemain asing dan hanya satu yang dimainkan di lapangan, untuk musim depan jumlahnya akan bertambah. Klub berhak memiliki tiga pemain, dengan dua di antaranya boleh bermain bersamaan di lapangan.

Untuk memilih pemain asing jika tahun lalu menggunakan sistem draft, tahun ini dibebaskan. Harga atau gaji pemain asing pun tidak lagi ada pembatasan. Tahun lalu gaji maksimal pemain asing sebesar 3.000 dolar AS.

"Klub akan kita bebaskan mencari sendiri pemain asing. Harganya juga bebas, karena kita sudah mulai berlakukan salary cap tahap awal. Jadi klub yang akan mengatur sendiri berapa bayaran pemain asingnya. Karena ada batas maksimal total gaji pemain untuk klub dalam setahun," kata Junas.

Selain jumlah pemain asing yang meningkat dan perekrutan diserahkan klub, IBL juga menambah satu pemain lokal naturalisasi atau pemain berdarah Indonesia (heritage). 

"Lokal Naturalisasi adalah pemain yang sudah jadi warga negara Indonesia, melalui proses naturalisasi, paspor beberapa tahun dan rekomendasi Perbasi. Sedangkan heritage adalah pemain dengan keturunan darah Indonesia, baik dari Bapak/Ibu atau Kakek/Nenek, walaupun bukan berstatus WNI," ungkap Junas.

 

Dibukanya...

Dibukanya kesempatan pemain heritage, menurut Junas, memberikan kesempatan kepada pemain berdarah Indonesia yang ingin bermain di Indonesia. Selain itu, tujuan utama adalah semakin banyaknya pemain berkualitas sehingga timnas Indonesia memiliki banyak pilihan dan semakin berkualitas.

Home and Away Sejak Reguler

Musim lalu sistem home and away hanya dilakukan saat babak playoff. Itupun ada sejumlah klub yang tidak memiliki homebase sendiri. Seperti Dewa United Banten yang justru memilih Sritex Arena Solo, Jawa Tengah menjadi home base-nya saat babak playoff. 

Musim ini, sistem home and away akan digelar sejak babak reguler. Menurut Junas, keputusan ini diambil justru untuk kebaikan klub itu sendiri. Namun karena masa transisi, jadi IBL tidak serta merta mewajibkan klub tetapi juga akan dilihat sejumlah faktor yang membuat klub diberi kelonggaran.

"Idealnya tentu klub punya home base sendiri, kita ingin klub memiliki basis fan. Dengan menggelar laga home, kita juga memberi kesempatan klub mencari pemasukan. Jika sebelumnya dalam sistem seri klub tidak dapat pemasukan dari tiket ataupun sponsor di lapangan, maka nanti itu semua klub yang kelola," jelas Junas.

Dengan sistem home and awaym IBL sadar biaya yang dikeluarkan klub akan lebih besar. Jadi akan ada tambahan subsidi, jika musim lalu subdisi Rp 775 juta dan mencapai Rp 1,5 miliar bagi klub yang lolos ke final tahun ini jumlah subsidi akan meningkat.

IBL pun masih sedikit longgar menerapkan home and away yang baru pertama kali diterapkan di babak reguler ini. "Jika sebelumnya kita tetapkan GOR layak minimal kapasitas 2.000, kita masih tolerir jika di bawah itu. Kalau di kota klub tersebut belum ada GOR yang layak, kita masih izinkan pindah kota, tetapi kalau bisa yang terdekat. Karena tujuan kita mendekatkan dengan fan."

Bumi Borneo Pontianak salah satu klub yang di daerahnya tidak ada GOR yang memenuhi standar, untuk menggelar home masih diberi kelonggaran di kota lain. Satya Wacana Salatiga, tidak ada GOR standar di Salatiga, kemungkinan akan memilih Semarang sebagai home base.

Salary Cap

Pembatasan maksimal gaji sudah dalam kajian IBL. Baru tahun ini akan dimulai. Batas maksimal gaji pemain dalam setahun, formulasi yang jadi patokan adalah rata-rata jumlah gaji tiga tim besar. Untuk nominal belum diputuskan, tapi diperkirakan sekitar 10 miliar untuk satu tahun yakni gaji 12 bulan plus satu kali gaji ke-13. Adapun beasiswa dan apparel tidak termasuk.

 

"Dengan...

"Dengan salary cap inim kita tidak lagi membatasi gaji pemain asing, yang penting dalam setahun tidak melebihi batas maksimal. Tetapi jika ada klub yang melebihi akan ada aturan denda, misalnya jika klub lebih Rp 100 juta maka dendanya juga senilai atau. Namun kalau lebihnya di atas batas toleransi, bisa saja akan ada pengurangan poin," ujar Junas.

Tak Ada Draft Rookie

Rookie di IBL yang bisanya dilakukan melalui jalur draft juga akan dihilangkan musim depan. Sejauh pelaksanaannya memang belum ada rookie yang benar-benar bersinar yang didapat dari hasil Rookie Combine yang kemudian di draft. Justru banyak rookie binaan dari klub tersebut.

"Untuk rookie, tidak ada draft lagi. Kita bebaskan kepada klub. Dalam merekrutnya kita minta klub memiliki klub kelompok umur sebagai pembinaan. Jika klub tersebut belum punya klub binaan, bisa bekerja sama dengan klub lain di kota itu sebagai klub binaan," kata Junas.

Jika ada klub yang ingin merekrut pemain muda dari daerah yang tidak ada klub IBL, menurut Junas tidak boleh langsung. Namun, klub tersebut harus bekerja sama terlebih dulu menjadikan klub mereka sebagai penyedian pemain binaan. Selain itu IBL juga membolehkan rookie usia 18 tahun.

"Kalau sebelumnya usia minimal 19 tahun. Tetapi tahun ini boleh 18 tahun. Siapa tahu ada pemain seperti Kobe Bryant dulu saat masuk NBA usia 18 tahun. Namun syaratnya, dia harus dimainkan dengan aturan sekian menit waktu bermainnya. Jadi bukan direkrut kemudian tidak dimainkan sama sekali," tegasnya.

IBL yang tahun ini sudah memasuki tahun ke-20 menurut Junas tidak ragu untuk terus melakukan inovasi agar selalu lebih baik. "Kami ingin liga ini terus lebih baik, industri olahraga tercipta, klub maju, dan anak muda tak ragu memilih pemain basket sebagai profesi. Saat ini sudah mulai terlihat." 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler