Bahagianya Petani di Lebak, Guyuran Hujan Selamatkan Tanaman Padi yang Sempat Kekeringan

Sejumlah wilayah di Lebak diguyur hujan beberapa hari terakhir.

ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas
Petani memantau cuaca melalui aplikasi gawainya di Desa Tambak Baya, Lebak, Banten, Selasa (20/12/2022). Petani di daerah tersebut memanfaatkan teknologi digital guna mempermudah menentukan perubahan cuaca maupun kelembaban tanah saat akan menanam padi serta dapat menentukan waktu panen yang tepat.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, Petani di sejumlah kecamatan di Kabupaten Lebak, Banten berbahagia setelah curah hujan tinggi yang turun dalam beberapa hari terakhir menyelamatkan tanaman padi dari kekeringan akibat kemarau atau El Nino. Ahmad Junaidi (60) seorang petani Malingping Kabupaten Lebak mengaku bahagia setelah persediaan air untuk areal persawahannya kembali terpenuhi.

Baca Juga


"Kami awal kebingungan melihat sawah seluas 1,5 hektare kekeringan akibat kemarau sejak September 2023" katanya menjelaskan, Ahad (8/10/2023).

Junaidi mengatakan, areal persawahan di wilayahnya seluas 60 hektare dipetakan sawah tadah hujan dan petani bisa tanam jika memasuki musim hujan, sedangkan musim kemarau petak-petak sawah itu dibiarkan. Petani di sini juga kesulitan untuk mendapatkan pasokan air, karena tidak adanya jaringan irigasi juga tidak memiliki sumber potensi air. 

"Kita di sini hanya mengandalkan curah hujan dan jika kekeringan berlangsung tiga bulan dipastikan gagal panen," kata Junaidi menjelaskan.

Tanaman padi yang mengalami kekeringan di wilayah Lebak berdasarkan laporan Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Provinsi Banten seluas 300 hektare. Kebanyakan tanaman padi itu usia tanam rata-rata 60-70 hari setelah tanam (HST).

"Kami meyakini jika curah hujan tinggi pada Oktober dipastikan panen akhir September dan Desember 2023," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Lebak, Ahad.

Koordinator Bidang Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Stasiun Meteorologi Maritim Kelas I Serang Tatang mengatakan di beberapa wilayah di Banten, termasuk di Kabupaten Lebak mulai hujan dengan intensitas sedang dan ringan. Peluang hujan itu terjadi pada siang hingga sore hari, sehingga bisa mengaliri areal persawahan.

"Kami memprakirakan musim hujan terjadi pada akhir Oktober 2023," kata Tatang.


 

 

Mulai turunnya hujan di sejumlah wilayah Lebak, Banten tidak hanya menyelamatkan ratusan hektare sawah yang sempat kekeringan. Sejumlah petani di Kabupaten Lebak, Banten, sejak sebulan terakhir ini dilaporkan menganggur akibat kemarau panjang yang menyebabkan terjadi kekeringan di lahan pertanian padi sawah sehingga tidak dapat digarap. 

Ketua Kelompok Tani Sukabungah Desa Tambakbaya Kabupaten Lebak Ruhiana, Ahad (8/10/2023), mengatakan petani di wilayahnya sekitar 70 orang menganggur setelah tanaman padi seluas 130 hektare gagal panen, sedangkan 20 hektare bisa dipanen.

Para petani yang menganggur itu terpaksa beralih profesi, seperti penarik ojek, berdagang keliling hingga penambang pasir. Sedangkan, petani yang masih memiliki cadangan pangan dihabiskan waktunya di rumah sambil memperbaiki peralatan pertanian.

Begitu pula petani di Desa Cisangu Kabupaten Lebak Arsani (55) mengatakan dirinya kini tidak bisa menggarap lahan pertanian, karena kekeringan akibat kemarau panjang itu sehingga puluhan petani menganggur. Bahkan, tanam padi yang berusia 30 hari setelah tanam di lahan seluas 35 hektare kondisi kering dan terlihat petak - petak sawah berbelah dan dipastikan gagal panen.

"Kami sekarang untuk memenuhi ekonomi keluarga menjadi buruh bangunan," kata Arsani.

Misbah (50) seorang petani di Blok Sentral Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengatakan dirinya menganggur karena areal persawahan di wilayahnya sekitar 30 hektare gagal panen. Sebab, sumber air dari irigasi Bendungan Cijoro mengalami kekeringan dan dipastikan petani tidak bisa menggarap lahan itu.

"Kami bersama 20 petani di sini merasa bingung dilanda kemarau terjadi kekeringan," katanya menjelaskan.

 

Penyakit yang mengintai saat cuaca panas. - (Dok. Republika)

 

Pabrik penggilingan padi di Kabupaten Lebak, Banten yang sempat tutup pun kini kembali memproduksi beras menyusul tibanya musim panen sehingga bisa memenuhi ketersediaan pangan masyarakat. "Kami sejak sepekan ini melayani penggilingan beras, karena memasuki musim panen," kata Mamun (50), pemilik pabrik penggilingan padi, di Cibadak, Kabupaten Lebak, Senin (9/10/2023).

Masyarakat yang mendatangi pabrik penggilingan padi itu kebanyakan memproduksi beras sekitar 50 kilogram. Saat ini, masyarakat yang memanen padi itu belum semua, mengingat panen masih berlangsung sampai awal November 2023. 

Namun, petani yang memanen padi itu dipastikan relatif aman untuk memenuhi ketersediaan pangan keluarga. "Kami berharap panen dapat memenuhi ketersediaan pangan di tengah El Nino itu," katanya menjelaskan.

Menurut dia, saat ini, pemilik pabrik penggilingan padi belum mampu menampung padi dari petani, karena harga gabah menembus Rp7.500 per kilogram. Harga gabah kering itu cukup tinggi, sehingga pabrik penggilingan padi hanya menampung produksi beras milik masyarakat saja.

"Kami biasanya menampung gabah, namun kini hanya menggiling padi, dari 10 kilogram dengan pembayaran 1 kilogram beras," katanya menjelaskan.

Sarbini (60), warga Rangkasbitung, Kabupaten Lebak mengaku dirinya saat ini memasuki musim panen dan di antaranya sudah diproduksi beras untuk memenuhi ketersediaan pangan keluarga. Bahkan, panen itu mendapat 40 karung gabah kering di lahan sawah sebanyak empat petak.

"Kami beruntung bisa panen padi di tengah kemarau itu," katanya menjelaskan.

Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan, saat ini pemilik pabrik penggilingan padi mulai sibuk melakukan produksi beras karena panen padi Agustus sampai dengan Oktober 2023 mencapai 28.000 hektare. Kebanyakan areal persawahan yang panen itu memiliki sumber potensi air, sehingga saat kemarau panjang tetap bisa menghasilkan beras.

Diperkirakan panen di daerah itu dengan produktivitas rata-rata 6 ton gabah kering panen (GKP) per hektare. "Kami menjamin produksi pangan itu relatif aman dan mencukupi untuk konsumsi masyarakat," kata Deni pula.

 

Cara melaksanakan sholat minta hujan (istisqa). - (Kurnia Fakhrini/Republika)

 

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler