Kemarau Panjang, Danau Pun Mengering, Bagaimana Nasib Masyarakat?

Krisis air bersih sudah hampir satu bulan.

ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
Masyarakat Kecamatan Batang Lupar yang tinggal di sekitar kawasan Taman Nasional Danau Sentarum, wilayah Kapuas Hulu, Kalimantan Barat kesulitan air bersih, karena sumber air berkurang/ilustrasi.
Red: Natalia Endah Hapsari

REPUBLIKA.CO.ID, KAPUAS HULU---Masyarakat Kecamatan Batang Lupar yang tinggal di sekitar kawasan Taman Nasional Danau Sentarum, wilayah Kapuas Hulu, Kalimantan Barat kesulitan air bersih, karena sumber air berkurang dan kondisi danau saat ini  mengering akibat kemarau panjang.

Baca Juga


"Krisis air bersih sudah hampir satu bulan, masyarakat hanya mengalirkan secara manual dengan selang dari sungai yang ada di bukit secara berkelompok," kata Camat Batang Lupar Aleksius Bulin, di Putussibau Kapuas Hulu, Rabu (11/10/2023).

Disampaikan Bulin, untuk mengatasi persoalan tersebut ke depannya perlu tempat penampungan air secara permanen agar bisa membantu mengatasi kesulitan air bersih yang tentunya memperhatikan juga sisi kesehatan.

Ia berharap agar pemerintah dan pihak Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (TNBKDS) Kapuas Hulu dapat membangun sumber air bersih bagi masyarakat.

Menurut Bulin, pembangunan untuk air bersih itu bisa berupa sumur bor dan  tempat penampungan air sebagai cadangan ketika musim kemarau melanda.

"Belum ada PDAM, selama ini swadaya masyarakat secara kelompok dan manual mengalirkan air dari sumber air bukit langsung ke rumah warga tanpa adanya penyaringan dan tidak ada bendungan di tempat sumber air," tutur Bulin.

Hal senada disampaikan Kepala Desa Sungai Senunuk Kecamatan Batang Lupar Jahransyah Sanjan mengatakan kesulitan air bersih di daerah itu akibat musim kemarau panjang yang menyebabkan sejumlah sumber air mengering.

"Kami yang berada di bawah bukit yang ada sumber air saja kesulitan mendapatkan air bersih, apalagi warga yang tinggal di Danau Sentarum karena saat ini air danau pun mengering akibat kemarau," kata Sanjan.

Terkait persoalan tersebut, Ketua Komisi V DPR RI Lasarus mengatakan pihaknya pernah mendorong Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk membangun air bersih di sekitar kawasan Danau Sentarum di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu.

Bahkan,  pihaknya sempat ingin menganggarkan, akan tetapi pihak Kementerian PUPR tidak berani melaksanakan karena terbentur aturan terkait kawasan lindung.

Dikatakan Lasarus, untuk mengatasi persoalan air bersih tersebut perlu ada solusi menyatukan persepsi dari berbagai pihak terkait terutama kepolisian, kejaksaan serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Menurut dia, air bersih salah satu kebutuhan masyarakat di sekitar kawasan Danau Sentarum apalagi ketika musim kemarau, air mengering di sekitar danau.

"Sebetulnya sudah dilakukan koordinasi dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), namun belum ada sinkronisasi di jajaran bawah, maka perlu duduk satu meja untuk mencari solusi kasihan masyarakat," kata Lasarus.

Sementara itu, Bupati Kapuas Hulu Fransiskus Diaan mengatakan kondisi air bersih saat kemarau memang cukup sulit terutama masyarakat yang berada di danau-danau salah satunya di Danau Sentarum.

Untuk menyikapi hal tersebut, kata Fransiskus, pemerintah akan mengkaji, sumber air dari pegunungan atau sumur bor yang memungkinkan untuk membantu masyarakat memenuhi kebutuhan air bersih ketika musim kemarau.

"Memang menjadi persoalan kebanyakan pemukiman warga masuk dalam kawasan Taman Nasional Danau Sentarum, kami harapkan ada solusi karena ini menyangkut kepentingan hajat hidup masyarakat banyak," katanya.

Selain itu, Fransiskus juga berharap agar pihak Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum dapat memberdayakan masyarakat yang berada di kawasan tersebut.

"Harapan kita persoalan masyarakat di kawasan lindung ada solusinya dan kami akan lakukan komunikasi dengan pihak terkait terutama pihak Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK)," kata Fransiskus.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler