Mari Masuk ke Perut Bumi, Apa yang Ada di Sana?
Ahli geologi membutuhkan waktu hampir 20 tahun untuk mencapai kedalaman tersebut.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Manusia sejak lama menempati bumi. Namun, apakah manusia tahu apa saja yang ada di dalam bumi tempat kita berpijak?
Melansir laman Live Science, Rabu (11/10/2023), pusat bumi berada hampir 4.000 mil (6.400 kilometer) di bawah kaki kita. Sebagai perbandingan, kedalaman pengeboran terdalam yang pernah dilakukan manusia adalah 7,6 mil (12,2 km). Menurut Majalah Smithsonian, ahli geologi membutuhkan waktu hampir 20 tahun untuk mencapai kedalaman tersebut.
Untungnya, para ilmuwan tidak perlu menggali jauh ke dalam planet kita untuk mempelajarinya. Dengan mengukur gelombang seismik yang melintasi Bumi, para peneliti telah mengembangkan pemahaman yang kuat tentang struktur internal dasarnya. Jadi, apa yang ada di dalam bumi ?
Planet Bumi secara luas terdiri dari kerak, mantel, dan inti. Kerak bumi menampung semua kehidupan yang diketahui, namun kerak bumi hanyalah lapisan terluar bumi, yang hanya menyumbang 1 perssn dari total volume planet. Mantel, atau lapisan tengah, membentuk 84 perssn volume bumi, dan lapisan terdalam, inti, membentuk 15 persen terakhir, menurut University of Illinois Urbana-Champaign.
Kerak bumi terbagi menjadi kerak samudera dan kerak benua. Kerak samudera memiliki ketebalan 3 hingga 6 mil (5 hingga 10 km) dan terletak di bawah lautan, sedangkan kerak benua memiliki ketebalan hingga 50 mil (80 km), menurut proyek Seismin di University College London.
Kerak samudera sebagian besar merupakan batuan basal, dan lebih padat dibandingkan kerak benua, yang sebagian besar berupa granit. Jadi ketika lempeng samudera bertabrakan dengan lempeng benua, kerak samudera yang lebih padat bergerak di bawah kerak benua. Proses ini memakan waktu lama namun pada akhirnya menurunkan kerak samudera ke dalam mantel dengan kecepatan 1 hingga 3 inci (2 hingga 8 sentimeter) per tahun, menurut Survei Geologi AS.
1. Mantel
Mantelnya tidak cair, tapi tidak sekeras kerak samudera yang tenggelam, kata Sunyoung Park, asisten profesor yang mempelajari struktur internal bumi di Universitas Chicago, kepada Live Science. “Dalam skala waktu geologis, ia hampir bertindak seperti cairan, meskipun ia merupakan batuan padat,” katanya.
Mantelnya terdiri dari berbagai mineral, tetapi bridgmanite mungkin yang paling melimpah, kata Park.
Bagian bumi ini memiliki kedalaman sekitar 1.800 mil (2.900 km), menurut proyek Seismin, dan terdapat mantel atas dan mantel bawah. Suhu internal bumi meningkat antara batas mantel atas dan bagian bawah mantel bawah, berkisar antara 1.800 hingga 6.700 derajat Fahrenheit (1.000 hingga 3.700 derajat Celcius).
2. Inti
Lautan besi dan nikel cair setebal 1.400 mil (2.300 km) menandai awal mula terbentuknya inti bumi. Laut cair ini, yang dikenal sebagai inti luar, mengelilingi bola besi yang sebagian besar padat (lebarnya sekitar 1.520 mil (2.440 km)) yang disebut inti dalam. Inti luar besi cair berputar mengelilingi inti dalam, memberikan medan magnet bagi bumi.
Planet kita terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu, dan saat mendingin, unsur-unsur yang lebih berat seperti besi dan nikel bermigrasi ke dalam untuk membentuk inti. "Bagian dalam bumi masih mendingin, dan seiring dengan itu, inti bumi terus terbentuk," kata Park.
Park menambahkan sama seperti air yang menjadi es, besi menjadi padat dan menjadi inti dalam, sehingga inti dalam sebenarnya berkembang. Namun pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan kuku manusia.
Inti bagian dalam bersuhu sekitar 9.400 F (5.200 C), namun tekanan yang luar biasa membuat sebagian besar inti tetap padat. Di dalam inti dalam terdapat inti terdalam, sebuah bola logam padat selebar 450 mil (725 km).