Masjid Al Aqsha di Palestina Pernah Hancur dan Dipenuhi Berhala
Masjid Al Aqsha hancur ketika bangsa Babilonia datang menyerang.
REPUBLIKA.CO.ID, Masjid Al Aqsha di Palestina pernah hancur karena serangan bangsa Babilonia. Bahkan setelahnya, kompleks Masjid Al Aqsha pernah dipenuhi patung dan berhala.
Dalam banyak kitab tafsir seperti Ath Tabari, Ibnu Katsir, dan Al Qurthubi, disebutkan bahwa Masjid Al Aqsha dibangun pertama kali oleh para malaikat. Para malaikat menggariskan dan menentukan tempatnya. Tetapi, jumhur ulama berpendapat dan ini yang paling sahih bahwa yang pertama membangun Masjid Al Aqsha adalah nabi Adam.
Seiring berjalannya waktu, Nabi Ibrahim diutus Allah SWT ke Syam. Nabi Ibrahim pun merenovasi Masjid Al Aqsha dan meninggikan bangunannya. Kala itu, raja yang menguasai Baitul Maqdis adalah raja Kan'an bernama Malki Shadiq, seorang raja yang berpegang teguh pada ajaran tauhid. Ia bahkan mengakui kenabian dan kerasulan Ibrahim dan menerima ajaran yang dibawanya.
Pada masa Nabi Yaqub, Masjid Al Aqsha dilakukan pemugaran dan perbaikan. Hingga pada masa Nabi Sulaiman, Masjid Al Aqsha dibangun dengan kokoh, besar, kuat, dan indah. Pada masa-masa selanjutnya, orang-orang Yahudi mengklaim bahwa Sulaiman membangun haikal atau candi bagi bangsa Yahudi.
Masjid Al Aqsha yang dibangun kokoh pada masa Nabi Sulaiman sekitar 950 Sebelum Masehi hancur ketika bangsa Babilonia datang menyerang. "Masjid ini terus bertahan selama kurang lebih 370 tahun hingga datang bangsa Babilonia dengan dipimpin Nebukadnezar pada tahun 587 SM. Mereka menyerang kota Baitul Maqdis dan merobohkannya. Mereka juga meruntuhkan Masjid Al Aqsha," (Sejarah dan Keutamaan Masjid Al Aqsha dan Al Quds karya Mahdy Saied Rezk Karisem diterbitkan Pustaka Al Kautsar, 2021)
Nebukadnezar dari Babilonia merobohkan Masjid Al Aqsha pada tahun 586 sebelum Masehi. Dan sesudah itu Masjid Al Aqsha terabaikan dalam waktu yang lama dalam keadaan runtuh.
Seiring waktu datanglah bangsa-bangsa lainnya. Dari mulai Persia, Yunani, dan Romawi. Mereka membuat patung dan berhala di komplek Masjid Al Aqsha sesuai dengan keyakinannya masing-masing.
"Setelah bangsa Babilonia, datanglah Persia dan Yunani kemudian Romawi. Masing-masing bangsa tersebut membangun rumah ibadah, patung dan berhala di dalam kompleks Masjid Al Aqsha. Setiap agama membangun sesuai dengan kepercayaannya," (Sejarah dan Keutamaan Masjid Al Aqsha dan Al Quds karya Mahdy Saied Rezk Karisem diterbitkan Pustaka Al Kautsar, 2021)
Kondisi tersebut berlangsung hingga datang penguasa Romawi yang bernama Herodos pada tahun 20 sebelum Masehi. Lalu, ia mendirikan sebuah bangunan besar yang bernama Basilika di dalam kompleks Masjid Al Aqsha. Maknanya adalah tempat untuk pemimpin atau raja.
Orang-orang Yahudi mengatakan bahwa mereka membangunkan sebuah haikal untuk mereka sebagai ganti haikal yang sudah runtuh. Mereka mengatakan bahwa inilah haikal kedua karena mereka menganggap bangunan Sulaiman merupakan haikal pertama.