Kekeringan Global, Empat Sungai di Dunia Mengering
Mengeringnya sungai-sungai di dunia terjadi akibat perubahan iklim.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kekeringan yang parah telah membuat sungai di berbagai negara termasuk Indonesia mengering. Selain karena kemarau ataupun gelombang panas, mengeringnya sungai bisa terjadi karena area tangkapan hijau rusak serta dampak dari perubahan iklim.
Dikutip dari berbagai sumber, Jumat (13/10/2023), berikut daftar sungai di Indonesia dan berbagai negara yang mengalami kekeringan.
1. Sungai Ciliwung
Sungai yang memiliki panjang aliran utama sekitar 120 kilometer ini termasuk sungai terpenting, terutama karena melalui wilayah ibu kota, DKI Jakarta. Hulu sungai Ciliwung berada di dataran tinggi yang terletak di perbatasan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur, atau tepatnya di mata air Gunung Gede, Gunung Pangrango dan Telaga Saat. Wilayah yang dilintasi Ciliwung adalah Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, dan bermuara di pantai utara DKI Jakarta.
Kemarau berkepanjangan telah membuat debit air di Sungai Ciliwung mengering. Bahkan debit air di Bendung Katulampa, yang digunakan sebagai pos pemantau ketinggian air di Sungai Ciliwung, pernah menyentuh titik terendah, yakni nol sentimeter pada Juli dan Agustus lalu.
2. Sungai Eufrat
Perubahan iklim telah berdampak buruk bagi masyarakat di seluruh dunia, karena peristiwa cuaca ekstrem seperti kekeringan berdampak pada cara hidup manusia. Dan di Asia Barat, Sungai Eufrat dilaporkan terus mengalami penurunan debit air yang parah.
Sungai Eufrat mengalir melalui Suriah, Turki, dan Irak, sementara cekungan Sungai Eufrat melayani Yordania, Irak, Arab Saudi, Suriah, dan Turki. Meskipun Sungai Eufrat belum mengering sepenuhnya, Center for Strategic and International Studies (CSIS) mengatakan bahwa Sungai Eufrat berisiko mengering sepenuhnya karena perubahan iklim.
Sungai Eufrat dan Tigris, yang digunakan oleh masyarakat sekitar untuk air minum, bercocok tanam, beternak, dan lainnya telah menurun hingga hampir setengah dari aliran rata-rata tahunan selama tahun-tahun kering.
Kementerian Sumber Daya Air Irak telah mengeluarkan peringatan bahwa sistem sungai Tigris-Eufrat berisiko mengalami kekeringan pada tahun 2040. Laporan ini, seperti dilansir Greenmatters, menyalahkan penurunan permukaan air dan kekeringan yang disebabkan oleh perubahan iklim.
3. Sungai Amazon
Kekeringan dan gelombang panas...
3. Sungai Amazon
Kekeringan dan gelombang panas juga telah membuat sungai dan anak sungai di Amazon mengering. Hal ini telah berdampak pada matinya ratusan lumba-lumba yang hidup di sungai Amazon. Ikan-ikan juga dilaporkan mati, padahal itu merupakan sumber penghidupan masyarakat adat.
Organisasi yang mewakili 63 suku di Amazon, Apiam, melaporkan bahwa air sungai Amazon juga mulai berlumpur, sehingga anak-anak sungai tidak layak diminum. Atas kondisi ini, Apiam juga telah meminta pemerintah setempat dan global untuk mendeklarasikan keadaan darurat iklim.
Wilayah ini juga berada di bawah tekanan fenomena cuaca El Nino, dengan volume curah hujan di Amazon utara di bawah rata-rata historis. Sungai-sungai yang tidak dapat dilewati telah mempersulit bantuan medis untuk mencapai desa-desa di Amazon, dan hujan diperkirakan tidak akan turun hingga akhir November atau awal Desember, saat sungai-sungai dan populasi ikan biasanya memperbarui diri.
4. Sungai Doubs
Perairan sungai Doubs yang dulunya...
4. Sungai Doubs
Perairan sungai Doubs yang dulunya dalam dan berarus deras di Prancis timur dan Swiss Barat telah menyusut menjadi hamparan kering yang dapat diseberangi oleh penduduk setempat tanpa harus membasahi kaki mereka.
Tidak adanya curah hujan dan fitur geologi yang ada telah mengeringkan sungai, sampai-sampai perahu serta dermaga bersandar di bebatuan kering yang dulunya berada di bawah air. Menurut salah satu warga, Pierre Billod (81 tahun), kekeringan seperti ini hampir tidak pernah terjadi selama masa hidupnya.
Permukaan air telah turun 11 meter di bawah rata-rata. Di sisi Swiss, seorang nelayan berjuang menuruni bebatuan untuk mencapai pantai. Batang-batang pohon yang tumbang, yang sengaja dibiarkan untuk menjadi tempat berlindung ikan, benar-benar kering.
Pariwisata juga kembali terpukul sejak Saut du Doubs, air terjun setinggi 27 meter di bagian hilir, berhenti mengalir di awal musim panas. "Terjadi penurunan tajam jumlah wisatawan, 65 persen lebih sedikit pada bulan Juli dan Agustus, dan hal ini terjadi selama empat tahun berturut-turut," kata seorang nelayan bernama Michel seperti dilansir Phys, Kamis.
Meskipun sulit untuk mengaitkan peristiwa cuaca tertentu dengan perubahan iklim, para ilmuwan bersikeras bahwa pemanasan global yang disebabkan oleh manusia bertanggung jawab atas cuaca ekstrem yang lebih sering dan intens.