Tren Terbaru dalam Game Development Outsourcing
Jelajahi tren terbaru dalam game development outsourcing: VR, AR, cross-platform, dan lebih lagi. Tingkatkan strategi Anda dengan insight industri terkini!
Dalam era digital saat ini, industri game telah berkembang pesat. Tidak hanya karena pertumbuhan pengguna perangkat seluler, tetapi juga meningkatnya permintaan untuk konten game yang berkualitas tinggi. Untuk memenuhi permintaan ini, banyak perusahaan game kini memilih untuk meng-outsource (menyewa pihak ketiga) proses pengembangan game mereka. Outsourcing memungkinkan perusahaan untuk menghemat biaya, mendapatkan keahlian spesifik, dan mempercepat waktu produksi. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi tren terbaru dalam game development outsourcing yang mendominasi industri saat ini.
Peningkatan Penggunaan Teknologi VR dan AR
Realitas Virtual (VR) dan Realitas Tambah (AR) adalah dua teknologi yang telah mengubah cara kita berinteraksi dengan dunia digital. Dengan meningkatnya penggunaan teknologi ini, banyak perusahaan game meng-outsource pengembangan game VR dan AR untuk mendapatkan keahlian spesifik dan memastikan kualitas yang tinggi.
Contoh: "Pokemon Go", game AR yang dikembangkan oleh Niantic, adalah contoh sukses dari potensi game AR. Namun, untuk menciptakan pengalaman yang mendalam, Niantic bekerja sama dengan berbagai pihak ketiga untuk aspek-aspek tertentu dari game tersebut.
Fokus pada Cross-Platform Development
Permainan yang dapat dimainkan di berbagai platform (seperti PC, konsol, dan perangkat seluler) menjadi semakin populer. Menggunakan game engine seperti Unity dan Unreal Engine memungkinkan pengembangan game cross-platform dengan lebih efisien. Oleh karena itu, banyak perusahaan memilih untuk meng-outsource pengembangan game cross-platform kepada spesialis yang memiliki pengalaman dengan engine-engine tersebut.
Meningkatnya Permintaan untuk Game Hyper-Casual
Game hyper-casual adalah permainan sederhana yang dapat dimainkan dalam waktu singkat tetapi sangat adiktif. Mengingat kepopulerannya yang meningkat, banyak developer memilih untuk meng-outsource pengembangan game jenis ini untuk mempercepat proses produksi dan mengoptimalkan monetisasi.
Penggunaan Teknologi Cloud-Based
Dengan teknologi cloud, proses pengembangan game menjadi lebih fleksibel dan efisien. Hal ini memungkinkan tim pengembangan yang tersebar di berbagai lokasi untuk bekerja secara kolaboratif. Beberapa platform seperti Google Stadia dan NVIDIA GeForce Now bahkan memungkinkan pemain untuk memainkan game langsung dari cloud, menghilangkan kebutuhan untuk unduhan atau instalasi.
Penekanan pada Konten Lokal
Dalam rangka meningkatkan keterlibatan pemain dari berbagai belahan dunia, perusahaan game kini fokus pada lokalitas. Baik itu dalam hal bahasa, budaya, atau konten game itu sendiri. Untuk ini, mereka sering meng-outsource ke ahli lokal yang memiliki pemahaman mendalam tentang budaya dan pasar setempat.
Contoh: Tencent, raksasa teknologi Cina, sering bekerja sama dengan studio lokal untuk mengadaptasi game populer ke pasar Cina, memastikan konten dan gameplay sesuai dengan selera dan budaya setempat.
Kolaborasi dengan Influencer dan Selebriti
Dengan adanya influencer dan selebriti dalam game, perusahaan dapat menarik lebih banyak pemain dan meningkatkan keterlibatan mereka. Oleh karena itu, banyak perusahaan meng-outsource proses kolaborasi ini untuk memastikan integrasi yang mulus dan efektif.
Contoh: Game "Fortnite" melibatkan bintang seperti Travis Scott dan Marshmello untuk event-event virtual di dalam game, yang meningkatkan popularitas dan keterlibatan pemain.
Outsourcing dalam pengembangan game bukan lagi sekadar pilihan, tetapi telah menjadi kebutuhan bagi banyak perusahaan game. Dengan berbagai tren yang muncul, penting bagi perusahaan untuk tetap update dan beradaptasi. Melalui kerjasama dengan pihak ketiga yang memiliki keahlian dan sumber daya spesifik, mereka dapat memastikan bahwa produk akhirnya sesuai dengan standar industri dan ekspektasi pemain.
Sumber: https://corporate.megaxus.com/