Deklarasikan Dukungan untuk Palestina, Aktivis 31 Organisasi Mahasiswa Harvard Diteror
Dukungan untuk mayarakat Palestina telus mengalir
REPUBLIKA.CO.ID, CAMBRIDGE – Sebanyak 31 organisasi mahasiswa di Harvard diketahui menyatakan sepakat Israel bertanggung jawab atas kekerasan yang terjadi saat ini oleh serangan Hamas.
Mereka juga dilaporkan menandatangani sebuah surat yang mendukung pernyataan tersebut.
Meski demikian, kecaman dan tentangan yang mereka terima menyebabkan beberapa pihak harus menarik diri dari pernyataan tersebut. Tidak berhenti di situ, sebuah truk papan reklame yang meresahkan mulai mengitari jalan-jalan di sekitar kampus universitas tersebut.
Truk tersebut memproyeksikan nama dan foto para penandatangan, di bawah spanduk yang mengidentifikasi mereka sebagai “Antisemit Terkemuka Harvard.”
Apa yang disebut “truk doxxing”, seperti yang dijelaskan oleh The Harvard Crimson, tampaknya diorganisasi Accuracy In Media. Mereka merupakan kelompok pengawas media konservatif. Presiden kelompok tersebut, Adam Guillette, dalam akun X pribadinya menyebut tim yang ada akan menghapus nama-nama siswa dari kelompok yang mengundurkan diri, tetapi juga menambahkan nama-nama baru setiap jam.
Dilansir di The Daily Beast, Jumat (13/10/2023), papan reklame elektronik truk tersebut juga menampilkan URL situs web yang mencantumkan nama-nama mahasiswa yang terkait dengan organisasi yang telah menandatangani surat tersebut, yang ditulis Kelompok Solidaritas Palestina di Harvard.
Di web tersebut disampaikan bahwa “rezim Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas semua kekerasan yang terjadi.”
Dari 31 kelompok mahasiswa Harvard yang menandatangani surat terbuka tersebut, setidaknya delapan kelompok mahasiswa telah menarik dukungan dan tanda tangan mereka pada Rabu (11/10/2023).
Baca juga: Ini Rahasia Mengapa Huruf Alif dalam Alquran Bentuknya Tegak Lurus
Beberapa di antara mereka juga melaporkan bahwa tidak semua anggota dewan direksi masing-masing telah melihat surat tersebut secara keseluruhan sebelum menandatanganinya.
Situs web yang melakukan doxxing kepada para penandatangan adalah salah satu dari setidaknya empat situs yang menerbitkan informasi pribadi siswa.
Di dalamnya bukan hanya berisi nama dan foto melainkan dalam banyak kasus juga termasuk tahun ajaran, kampung halaman, tempat kerja sebelumnya, hingga tautan ke profil media sosial mereka.
Kepada media Crimson, Kelompok Solidaritas Palestina...
Kepada media Crimson, Kelompok Solidaritas Palestina (PSC) mengatakan truk tersebut secara aktif mengancam keselamatan mahasiswa di kampus. Di sisi lain, terdapat ancaman pembunuhan yang dapat dipercaya telah memaksa mereka menunda aksi solidaritas untuk mengakui semua korban sipil.
“Secara harfiah, ini adalah sebuah ancaman fisik, sebuah teknik intimidasi yang keji, sebuah tanda peringatan yang dimaksudkan untuk menakut-nakuti sekutu ideologis agar menolak misi kami. Dan bagi anggota asosiasi Yahudi yang terkait dengan kami, sebuah tamparan di wajah yang tidak dapat dibenarkan dan menghina," ucap mereka dalam pernyataan tersebut.
Mereka juga menyebut bahwa keberadaan truk doxxing ini merupakan puncak paling buruk dari kampanye membungkam aktivisme pro-Palestina, yang dialami PSC selama bertahun-tahun.
Sebelumnya, seorang juru bicara Harvard mengkonfirmasi bahwa otoritas penegak hukum mengetahui upaya doxxinng secara daring.
Mereka juga menyebut bahwa pejabat sekolah telah melakukan kontak dengan siswa dan organisasi siswa yang terkena dampak.
Mantan presiden Harvard, Lawrence H Summers, sebelumnya mengecam pimpinan universitas karena gagal segera mengecam surat tersebut. Kini, dia menyerukan diakhirinya ancaman tersebut.
“Saya tidak menyerah pada siapa pun atas rasa jijik saya pada pernyataan yang tampaknya dibuat atas nama 30 lebih kelompok mahasiswa @Harvard. Tapi tolong semuanya tarik napas dalam-dalam,” tulis dia dalam akun X pribadinya.
Dia menyebut ini bukanlah saat yang konstruktif untuk menjelek-jelekkan individu dan ia menyesal hal ini dapat terjadi.
Baca juga: Firaun Mengaku Tuhan dengan Segala Dusta, Tetapi Mengapa Masyarakat Mesir Kuno Percaya?
Selanjutnya, dia menulis bahwa momen ini adalah saat yang tepat untuk memberikan kejelasan, bahwa perkataan atau tindakan yang mengancam keselamatan orang lain di komunitas kita tidak akan ditoleransi.
Adapun publikasi surat dukungan dari PSC tersebut disambut dengan kemarahan yang hampir universal. Beberapa CEO bahkan menyerukan Harvard untuk merilis nama lengkap anggota organisasi mahasiswa tersebut.
“Saya ingin tahu (nama-namanya), jadi saya tahu untuk tidak pernah mempekerjakan orang-orang ini,” tulis Jonathan Neman, CEO jaringan restoran Sweetgreen.
Sumber:thedailybeast