PI Niaga Pasarkan Pelumas Mesin dan Steam Water Turbin untuk Pupuk Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pupuk Indonesia Niaga, anggota PT Pupuk Indonesia (Persero) melaksanakan bisnisnya di bidang perdagangan pupuk dan non pupuk. Sumber pupuk jenis Urea dan NPK berasal dari lima produsen pupuk anggota holding Pupuk Indonesia Grup, sedangkan untuk jenis pupuk lainnya, PI Niaga bekerjasama dengan berbagai perusahaan pupuk lainnya baik di dalam maupun luar negeri.

Selain melaksanakan perdagangan pupuk, PI Niaga bersinergi dengan PT Pertamina Lubricant dalam memasarkan pelumas untuk mesin dan steam water turbin yang digunakan pada kapal laut dan mesin pabrik holding Pupuk Indonesia. Jenis pelumas yang diperdagangkan PT Pupuk Indonesia Niaga L, di antaranya Medripal 412 SAE 40, Medripal 430 SAE 40, Turbolube XT 32/68 dan lain-lain.

Sinergi juga dilakukan PI Niaga dengan pabrik-pabrik yang memproduksi pupuk yang tergabung dalam Pupuk Indonesia Grup. Seperti halnya PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, PT Pupuk Iskandar Muda dan PT Pupuk Kujang Cikampek yang menggunakan serangkaian varian pelumas Pertamina untuk berbagai kegunaan mesin pabriknya antara lain Turbolube XT 32/46/68, Turalik 45, Masri RG 220/320 dll. 

SVP Logistik PI Niaga Dudi Dermawan mengatakan, PI Niaga telah mengirimkan pelumas ke Pusri. ”Beberapa waktu lalu kami telah mengirimkan sekitar 2.000 liter pelumas ke Pusri Palembang dengan sekali pengiriman dengan lokasi serah terima di pergudangan dan pemeliharaan Pusri Palembang. Menyusul akan dilakukan pengiriman ke Pupuk Kujang Cikampek sebanyak 4.400 liter,” katanya, dalam keterangan tertulis, Rabu (18/10/2023).

Peran PI Niaga di sini adalah memasok kebutuhan pelumas Pusri yang dirancang khusus untuk mesin-mesin industri berat yang digunakan di pabrik pupuk. Dengan demikian PI Niaga mendukung kinerja produksi pabrik Pusri untuk menghasilkan pupuk berkualitas untuk para petani. 

“Kami berharap kerja sama yang baik ini akan terus berlanjut, dengan tujuan bersama-sama berkontribusi terhadap mendukung ketahanan pangan Nasional,” kata Dudi.

Ikuti Whatsapp Channel Republika