Pemerintah Bagi-Bagi Rice Cooker Mulai Bulan Depan
Program AML akan berjalan beriringan dengan program konversi motor BBM ke listrik.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan program pembagian alat memasak berbasis listrik (AML) dalam hal ini rice cooker atau penanak nasi gratis dimulai pada November 2023.
Adapun pembagian penanak gratis tersebut diatur lewat Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2023 tentang Penyediaan Alat Memasak Berbasis Listrik Bagi Rumah Tangga.
"Insya Allah (November 2023), ya pokoknya didorong supaya cepat," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (20/10/2023).
Arifin mengatakan program tersebut untuk mengurangi impor elpiji. "Kami kan mau elektrifikasi, apa mau bakar elpiji terus? Sudah betul itu, masa mau bakar elpiji terus, impor terus," ujar dia.
Oleh karena itu, ia memastikan program pembagian rice cooker tersebut tetap berjalan, sama hal dengan program konversi motor listrik. "Iya jalan, motor listrik juga kami jalankan. Kita sekarang punya sumber energi baru kan banyak, ya kan? Tidak terpakai, sementara kita impor, tidak pas," kata Arifin.
Diketahui, Kementerian ESDM telah menerbitkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2023 tentang Penyediaan Alat Memasak Berbasis Listrik Bagi Rumah Tangga. Sebagai turunannya, juga telah diterbitkan petunjuk teknis penyediaan AML melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 548.K/TL.04/DJL.3/2023.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P Hutajulu menyampaikan program pemberian AML di 2023 merupakan insentif kepada rumah tangga yang memenuhi kriteria tertentu.
"Tujuan program ini adalah menjamin akses energi bersih yang terjangkau, andal, dan berkelanjutan. Selain itu, program ini bertujuan mengurangi impor elpiji yang digunakan untuk memasak, meningkatkan konsumsi listrik per kapita serta mendukung teknologi memasak yang lebih bersih," katanya.
Ia menyampaikan program penyediaan AML yang direncanakan sebanyak 500.000 unit pada 2023 di seluruh Indonesia itu berpotensi meningkatkan konsumsi listrik sekitar 140 gigawatt hour (GWh) setara dengan kapasitas pembangkitan 20 megawatt (MW). Program itu juga berpotensi menghemat elpiji sekitar 29 juta kilogram atau setara 9,7 juta tabung 3 kilogram (kg).
"Program ini akan bermanfaat kepada pelanggan yang dapat menurunkan biaya sebagian memasak yang sebelumnya menggunakan elpiji. Untuk pemerintah, program ini dapat mengurangi subsidi impor elpiji 3 kg yang digunakan untuk memasak. Bagi PLN, program ini dapat meningkatkan penjualan listrik," kata Jisman.