Sektor Pertanian Dorong Roda Perekonomian dan Transisi Energi
Shell ingin mempercepat transisi bisnis menuju net-zero emission pada 2050
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Shell Indonesia ikut memikirkan sektor pertanian dalam meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan keberlanjutan. Vice President Sales B2B Lubricants Shell Indonesia, Edward Satrio, mengatakan, pihaknya memahami, sektor pertanian memegang peranan sentral untuk mendorong roda perekonomian Indonesia dan transisi energi.
"Inovasi produk pelumas dan services dari Shell yang mengadopsi teknologi sangat relevan untuk mendukung produktivitas dan efisiensi industri pertanian, dan memberikan total value efisiensi. Hal ini sejalan dengan strategi Powering Progress kami secara global dalam mempercepat transisi bisnis menuju net-zero emission pada 2050," kata Edward di Jakarta dikutip Sabtu (21/10/2023).
Ketua Kelompok Pemasaran Hasil Perkebunan Kementan, Normansyah Hidayat Syahruddin menjelaskan, sektor pertanian Indonesia saat ini sedang berada pada kondisi yang sangat positif. Tentunya, hal itu tidak terlepas dari dukungan serta kolaborasi strategis dari berbagai pihak, termasuk sektor swasta.
"Kami sangat mengapresiasi acara Shell ExpertConnect yang selalu memberikan dorongan dan dukungan dari berbagai aspek untuk dapat menghadapi tantangan dalam industri pertanian di Indonesia. Tren positif ini harus terus dimanfaatkan," ucap Normansyah.
Untuk itu, sambung dia, pemerintah selalu terbuka untuk berbagai kerja sama agar dapat memperoleh berbagai solusi inovatif bagi tantangan yang ada. Normansyah menambahkan, sektor kelapa sawit merupakan sektor paling strategis dan memberikan kontribusi secara signifikan terhadap perekonomian Indonesia.
Menurut dia, sawit bisa mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan ekspor, neraca perdagangan, dan menurunkan inflasi serta mensubstitusi bahan bakar fosil dengan energi terbarukan untuk memperkuat energi nasional. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor pertanian Indonesia selama periode Januari 2022 hingga Desember 2022 mencapai Rp 640,56 triliun.
"Angka ini telah mengalami kenaikan sebesar 3,93 persen jika dibandingkan dengan Resiliensi Perkebunan Indonesia 2023 periode yang sama tahun 2021. Subsektor perkebunan terus berkontributor terbesar dalam sektor pertanian menyumbang sekitar Rp 622,37 triliun (97,16 persen)," kata Normansyah.
Shell ExpertConnect 2023 di Jakarta pada Kamis (19/10/2023), juga dihadiri Direktur Utama PT Austindo Nusantara Jaya Tbk Lucas Kurniawan, VP Technical Shell Indonesia Farista Andi Kusuma, Ketua Bidang Riset dan Pengembangan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Dwi Asmono, dan Chief Operating Officer PT Bukit Teknologi DigitalEndang Veronica.