Fakta Agama dan Medis Ini Jadikan Acuan Tinggalkan McDonald Pendukung Zionis Israel
McDonald Israel memberikan bantuan untuk tentara Zionis Israel.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Perusahaan makanan cepat saji McDonald menjadi perbincangan di berbagai belahan dunia beberapa hari terakhir. Hal itu lantaran McDonald Israel secara terang-terangan mengumumkan bahwa mereka memberikan bantuan ribuan makanan gratis untuk militer Israel yang terus menerus melakukan invasi kepada rakyat Palestina terutama di Jalur Gaza.
Banyak orang merespons negatif atas tindakan McDonald membagikan ribuan makanan gratis saat warga Palestina kekurangan air dan makanan akibat blokade yang dilakukan Zionis Israel. Terlepas dari itu, bagaimana makanan cepat saji dalam sudut pandang dunia medis dan khazanah Islam?
Dalam laman resmi Kementerian Kesehatan RI dijelaskan bahwa makanan cepat saji atau fast food juga dikenal masyarakat dengan istilah junk food. Secara harfiah, junk food diartikan sebagai makanan sampah atau makanan tidak bergizi.
Istilah tersebut berarti menunjukkan makanan-makanan yang dianggap tidak memiliki nilai nutrisi bagi tubuh. Makan makanan junk food tidak hanya sia-sia, tetapi juga dapat merusak kesehatan. Gangguan kesehatan akibat makan makanan junk food seperti obesitas atau kegemukan, diabetes, hipertensi, penyakit jantung koroner, stroke, kanker, dan lain sebagainya.
Makanan cepat saji maupun junk food menjadi populer karena penyajian yang cepat, tersedia secara luas, mudah diperoleh, dan memiliki rasa yang enak. Namun, kebiasaan makan dengan mengonsumsi makanan cepat saji ataupun junk food berlebih akan berdampak buruk bagi kesehatan, baik pada anak, remaja, maupun dewasa.
Makanan cepat saji dapat meningkatkan risiko beberapa penyakit, seperti obesitas, diabetes, hipertensi, dan gangguan lemak darah atau dislipidemia. Selain itu, makanan cepat saji dalam waktu yang lama juga akan mempengaruhi kesehatan gigi. Makanan cepat saji yang memiliki kandungan gula yang tinggi dapat menyebabkan karies gigi atau gigi berlubang.
Kemenkes RI pada Februari 2023 berdasarkan penelitian merilis beberapa dampak buruk mengkonsumsi makanan cepat saji bagi kesehatan:
1. Obesitas atau kegemukan
Remaja yang mengonsumsi makanan cepat saji di luar batas wajar dapat berisiko mengalami obesitas atau kegemukan. Remaja yang mengonsumsi makanan cepat saji dengan asupan energi total yang tinggi memiliki risiko sebesar 2,27 kali lebih tinggi mengalami obesitas daripada remaja yang mengonsumsi asupan energi makanan cepat saji yang rendah.
Kebiasaan makan yang salah pada anak maupun remaja akan meningkatkan kejadian obesitas, salah satunya adalah kebiasaan makan makanan makanan cepat saji.
Baca juga: Secarik Alquran Bertuliskan Ayat As-Saffat Ditemukan di Puing Masjid Gaza, Ini Tafsirnya
2. Meningkatkan faktor risiko tekanan darah tinggi (Hipertensi)
Makanan cepat saji, seperti kentang goreng memiliki rasa yang enak bagi kebanyakan orang. Tanpa disadari, makanan tersebut mengandung garam yang tinggi yang dapat meningkatkan air liur dan sekresi enzim, sehingga meningkatkan keinginan untuk terus makan makanan tersebut.
Tingginya kandungan lemak jahat dan natrium mengganggu keseimbangan sodium dan potasium dalam tubuh, sehingga menyebabkan hipertensi.
3. Meningkatkan faktor risiko diabetes
Sering mengonsumsi makanan cepat saji adalah salah satu penyebab utama meningkatnya trend masalah kesehatan, termasuk kejadian diabetes. Penelitian di Singapura menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi makanan cepat saji khas negara Barat dengan frekuensi yang sering memiliki risiko lebih besar menderita diabetes mellitus tipe 2
4. Meningkatkan faktor risiko kanker
Konsumsi makanan cepat saji dapat meningkatkan risiko kanker, seperti kanker pada organ sistem pencernaan. Studi di Eropa menyebutkan bahwa konsumsi makanan cepat saji yang terlalu sering dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal.
Hal ini karena makanan cepat saji kurang mengandung serat, namun tinggi gula dan lemak. Selain itu, penelitian lain menunjukkan bahwa pria yang terlalu sering makan makanan yang digoreng lebih dari dua kali dalam satu bulan telah menunjukkan peningkatan risiko kanker prostat
5. Meningkatkan faktor risiko penyakit jantung
Penyakit jantung menjadi salah satu penyebab kematian yang menakutkan. Ketersediaan makanan cepat saji yang tinggi dikaitkan dengan kematian dan penyakit jantung koroner akut, serta kelebihan berat badan dan obesitas yang tinggi.
Salah satu penyebab terjadinya penyakit jantung adalah obesitas yang dialami seseorang. Hal ini karena obesitas meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung. Seseorang yang memiliki berat badan diatas rata-rata atau obesitas akan mengalami risiko penurunan fungsi jantung, termasuk fungsi jantung menjadi tidak normal.
6. Meningkatkan faktor risiko stroke
Pola makan yang salah seperti makan makanan cepat saji dapat memicu terjadinya stroke pada usia muda. Hal ini disebabkan karena kandungan kolesterol yang tinggi. Kolesterol tidak baik bagi kesehatan, yaitu apabila terjadi penyumbatan pembuluh darah. Apabila mengenai pembuluh darah otak, maka akan mengakibatkan stroke.
Kasus stroke di negara maju meningkat akibat kejadian kegemukan dan semakin banyaknya konsumsi makanan cepat saji pada masyarakat. Peningkatan jumlah penderita stroke di Indonesia juga identik dengan kegemukan akibat pola makan makanan yang mengandung tinggi lemak atau kolesterol.
Lalu bagaimana ajaran Islam membahas tentang mengonsumsi makanan cepat saji yang memiliki risiko tinggi mengganggu kesehatan?
Baca juga: Daftar Produk-Produk Israel yang Diserukan untuk Diboikot, Cek Listnya Berikut Ini
Dalam Islam seorang Muslim memang hanya diperbolehkan memakan makanan yang halal dan tayib (baik). Sebagaimana firman Allah SWT:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَات الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
Artinya: "Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi kalian" (QS Al-Baqarah: 168).
Seorang Muslim diperintahkan hanya mengonsumsi makanan dan minuman yang halal. Baik itu halal secara dzatiyah atau wujud makanan makanannya ataupun halal dari aspek asal memperoleh makanan tersebut.
Maka tidak boleh bagi seorang Muslim memakan makanan yang diharamkan dalam syariat seperti memakan daging babi. Selain itu Muslim juga tidak boleh memakan makanan yang diperoleh dari cara yang haram seperti hasil mencuri kendatipun fisik makanannya halal.
Tak hanya itu makanan dan minuman yang halal tersebut juga har baik (thayyiban). Artinya makanan tersebut juga harus suci atau tidak najis, tidak membahayakan tubuh akan maupun jiwa saat dikonsumsi.
Artinya makanan tayib itu yang berimplikasi baik bagi kesehatan, yakni makanan yang sehat memiliki gizi sehingga memberi dampak positif bagi kesehatan orang yang memakannya. Selain itu makanan tayib juga adalah makanan yang enak dan layak dikonsumsi.
Sebab makanan yang halal thayyiban sangat berpengaruh terhadap orang, baik jasmaniyah maupun bathiniyahnya. Secara jasmani, makanan yang halal dan tayib sudah pasti memberikan kesehatan dan energi.
Secara batin, makanan yang halal dan tayib akan membuat manusia semakin baik dalam menjalankan agamanya, semakin bersih hatinya, serta terkabul semua hajat yang diinginkannya.
Sebagaimana pesan Rasulullah SAW kepada Ali bin Abi Thalib seperti dikutip dalam kitab Washiyat al-Musthofa karangan Imam asy-Sya'rani:
يا علي. من اكل الحلال صفا دينه، ورق قلبه، ولم يكن لدعو ته حجاب
“Wahai Ali, barang siapa yang makan makanan halal maka agamanya akan bersih, hatinya akan lembut, dan tidak akan terhalang doanya.”
Orang yang makan-makan halal dia akan termotivasi untuk melaksanakan ketaatan dan perbuatan baik yang bermaslahat bagi dirinya dan orang banyak.
Baca juga: Daftar Produk-Produk Israel yang Diserukan untuk Diboikot, Cek Listnya Berikut Ini
Tak hanya itu, memakan makanan yang halal dan dari sumber yang halal akan mendatangkan keberkahan dan mempermudah seseorang dalam memperoleh ilmu. Sebagaimana dikatakan dalam sebuah riwayat:
مَنْ أَكَلَ الْحَلَالَ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً، نَوَّرَ اللهُ قَلْبَهُ وَأَجْرَى يَنَابِيْعَ الْحِكْمَةِ مِنْ قَلْبِهِ عَلَى لِسَانِهِ
“Barangsiapa yang memakan makanan halal selama 40 hari, maka Allah akan menerangkan hatinya dan akan mengalirkan sumber-sumber ilmu hikmah dari hatinya pada lisannya.” (HR Abu Nu’aim).
Oleh karena itu bila telah diketahui bahwa dampak terlalu sering mengkonsumsi makanan cepat saji adalah buruk bagi kesehatan, maka hendaknya seorang Muslim untuk menghindarinya.
Sebagainana kaidah fiqih bahwa meninggalkan kerusakan lebih utama daripada mengambil kemaslahatan. Maka menghindari penyakit akibat terlalu sering mengkonsumsi makanan cepat saji lebih utama dilakukan.
Sementara itu, DBS Movement merilis sejumlah merk yang perlu diwaspadai karena berafiliasi dengan Israel sebagaimana situs inminds membeberkan, antara lain Danone, McDonalds, Starbucks, Coca Cola, Nestle, Jaffa, Eden, Strauss, Tivall, dan SodaStream.