Kerap Menguasai Dunia, Siapa Sebenarnya Bangsa Yahudi? (Bagian 1)
Bangsa Yahudi yang ada sekarang ini bisa dibagi menjadi dua golongan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbicara tentang bangsa Yahudi artinya berbicara tentang asal-usul, sejarah, taktik dan permainan yang mereka lakukan. Sehingga bangsa itu berhasil mendirikan sebuah negara Yahudi di bumi Palestina yang bersifat temporer.
William G. Carr dalam buku Yahudi Menggenggam Dunia menjelaskan bangsa Yahudi yang ada sekarang ini bisa dibagi menjadi dua golongan, yaitu Yahudi Semitik dan Yahudi Ezkinaz. Yang terakhir ini juga sering disebut Yahudi non-Semitik. Adapun asal-usul Yahudi Semitik sendiri masih dipersengketakan oleh para sejarawan.
Sebagian sejarawan berpendapat, mereka adalah keturunan Nabi Ibrahim. Beliau ini berhijrah dari kota Aur di sebelah Selatan Mesopotamia, menuju ke Khurran di Syiria.
Di sinilah ayah Nabi Ibrahim meninggal dunia. Kemudian, Nabi Ibrahim berpindah lagi menuju bumi Kananiah sekitar tahun 2000 sebelum Masehi (SM).
Di antara keturunan Ibrahim adalah Nabi Yakub, yang diberi gelar Israel sehingga anak cucunya kelak dipanggil dengan nama Bani Israel. Di antara keturunan Yakub (Israel) adalah Nabi Yusuf yang pernah menjabat semacam Menteri Pertanian Mesir sehingga anak cucu Yakub (Bani Israel) berdiam di Mesir hingga masa Nabi Musa.
Nabi Musalah yang mengajak Bani Israel keluar dari Mesir untuk menyelamatkan diri dari penindasan Firaun. Versi ini banyak dipegang oleh para sejarawan dan para tokoh Yahudi sendiri. Sebagian sejarawan lagi berpendapat bangsa Yahudi pada hakikatnya adalah bangsa campuran antara berbagai unsur (mixed race) yang dipersatukan oleh satu nasib dan watak.
Mereka hidup mengembara seperti kaum gipsi pada masa Jahiliyah atau seperti kaum pengembara Syatharien, dan Iyarien (Vagabonds) pada masa Dinasti Abbasiah. Dalam pengembaraannya dari satu ke lain daerah itu, bangsa Yahudi pernah menyerbu ke kota-kota bumi Kananiah, kemudian merampok dan merampas harta penduduknya.
Mereka membentuk komunitas...
Mereka membentuk komunitas yang memiliki karakteristik tersendiri dan bahasa campuran antara bahasa klasik seperti bahasa Syiriak, Akadian, dan bahasa Phinisian. Jikalau kebenaran sejarah Yahudi Semitik telah mengalami kesimpangsiuran, dan asal usul mereka dimasalahkan, maka ajaran agama Yahudi yang murni dari sudut mana pun diragukan keasliannya, setelah tertimbun dalam berbagai pemalsuan.
Dasar yang melandasi pola pikir dan tingkah-laku Yahudi tidak lain adalah ajaran Talmud, yaitu pedoman rahasia yang tidak diketahui dengan pasti, kecuali oleh mereka sendiri. Dengan demikian, kedudukan ajaran agama Yahudi sebagai agama samawi telah cenderung berubah menjadi 'Organisasi Rahasia'.
Dengan meneliti sejarah Yahudi dalam kisah Nabi Musa menurut Kitab Suci, maka akan diketahui Nabi Musa hidup di Mesir bersama kaumnya, Bani Israel, di bawah naungan Pemerintah Mesir itu. Kemudian, mereka meninggalkan negeri itu untuk menyelamatkan diri dari kejaran raja Firaun dan bala-tentaranya menuju Palestina.
Ketika Nabi Musa wafat, mereka belum bisa memasuki pintu wilayah Palestina. Pada masa Nabi Daud, mereka bisa memasuki tanah Palestina dari Sinai dan menguasai Yerusalem kira-kira pada tahun 2000 SM. Namun mereka juga belum bisa menguasai seluruh wilayah Palestina.
Pada masa pemerintahan Nabi Sulaiman putra Daud, kerajaan mereka terbagi menjadi kerajaan kecil-kecil. Dan kerajaan purba inilah yang sekarang dijadikan alasan historis untuk mengklaim sahnya negara Yahudi di Palestina sekarang.
Padahal, kerajaan Yahudi dalam sejarah Nabi Daud dan Nabi Sulaiman tidak lebih dari sebuah kota dan desa-desa sekelilingnya. Hanya karena kebiasaan saja, bangsa Yahudi memanggil pemimpinnya dengan sebutan 'Raja'.