Serangannya ke Gaza Dikritik, Menlu Israel Umpat Sekjen PBB
Sekjen PBB mengkritik tajam kampanye serangan udara Israel ke Jalur Gaza.
REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK – Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen geram kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres karena mengkritik tajam kampanye serangan udara Israel ke Jalur Gaza. Cohen menunjuk-nunjuk Guterres dan meninggikan suaranya saat keduanya sama-sama hadir dalam Debat Terbuka Dewan Keamanan PBB tentang Situasi Timur Tengah, termasuk Palestina, Selasa (24/10/2023).
“Bapak Sekretaris Jenderal, Anda tinggal di dunia apa?” ujar Cohen setelah Guterres menyampaikan pernyataannya dalam Debat Terbuka Dewan Keamanan PBB, dikutip laman Al Arabiya.
Cohen kemudian menceritakan tentang warga sipil Israel yang terbunuh akibat serangan dan operasi infiltrasi Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu. Dia pun menyinggung keputusan Israel menarik diri dari Jalur Gaza pada 2005.
“Kami memberikan warga Palestina Gaza hingga satu milimeter terakhir. Tidak ada perselisihan mengenai tanah Gaza,” ujarnya.
Lewat akun X (Twitter)-nya, Cohen kemudian mengumumkan bahwa dia membatalkan pertemuannya dengan Antonio Guterres. “Saya tidak akan bertemu dengan Sekretaris Jenderal PBB. Setelah pembantaian tanggal 7 Oktober, tidak ada tempat untuk pendekatan yang seimbang. Hamas harus dilenyapkan dari muka bumi,” tulis Cohen.
Saat menghadiri Debat Terbuka Dewan Keamanan PBB tentang Situasi Timur Tengah, termasuk Palestina, Guterres melayangkan kritik tajam terhadap Israel atas aksi militernya di Jalur Gaza. Dia menilai, tindakan Israel yang melimpahkan hukuman kolektif terhadap masyarakat Gaza sebagai balasan atas serangan Hamas tidak dapat dibenarkan.
Guterres mengatakan, selama 56 tahun Palestina menghadapi penjajahan yang mencekik dan menindas mereka. “Namun, keluhan rakyat Palestina tidak bisa membenarkan serangan mengerikan yang dilakukan Hamas. Dan serangan mengerikan itu tidak bisa membenarkan hukuman kolektif (Israel) terhadap rakyat Palestina,” ujar Guterres, dikutip Anadolu Agency.
Dia pun mengingatkan bahwa serangan Hamas ke Israel tidak terjadi begitu saja tanpa sebab. “Penting juga untuk menyadari bahwa serangan Hamas tidak terjadi dalam ruang hampa,” katanya.
Hingga berita ini ditulis, serangan udara Israel ke Jalur Gaza yang dimulai sejak 7 Oktober 2023 lalu telah membunuh sedikitnya 5.791 orang. Sebanyak 2.360 di antaranya adalah anak-anak.
Sementara korban luka sudah melampaui 16 ribu. Sedangkan serangan dan operasi infiltrasi Hamas ke Israel menewaskan sedikitnya 1.400 orang.