Australia Kerahkan Pesawat Militer ke Timur Tengah

Australia telah mengerahkan dua pesawat militer ke Timur Tengah

AP
Kapal Induk USS Gerald R. Ford. Australia mengatakan pada Rabu (25/10/2023), telah mengerahkan dua pesawat militer dan sejumlah besar personel pertahanan ke Timur Tengah.
Rep: Dwina Agustin Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Australia mengatakan pada Rabu (25/10/2023) telah mengerahkan dua pesawat militer dan sejumlah besar personel pertahanan ke Timur Tengah. Pengerahan ini untuk membantu mendukung warganya di wilayah itu jika perang yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas meningkat.

Australia mengirimkan satu pesawat Boeing C-17 dan satu pesawat pengisi bahan bakar udara yang mampu mengangkut penumpang. Menurut Menteri Pertahanan Australia Richard Marles, pengiriman terbaru ini membuat total pesawat yang dikerahkan menjadi tiga unit.

“Tapi, jumlah personelnya signifikan dan mereka ada di sana untuk mendukung pesawat tersebut dan mendukung apa yang pada akhirnya harus dilakukan oleh pesawat tersebut,” kata Marles kepada Channel Nine.

Marles tidak mengungkapkan jumlah total personel yang dikerahkan dan posisi pesawat itu akan berpangkalan karena alasan keamanan. Doa memastikan, armada yang dikerahkan oleh Australia tidak akan berpangkalan di Israel.

"Semua ini adalah sebuah kemungkinan dan tujuannya adalah untuk mendukung populasi Australia yang berada di Timur Tengah... ini adalah situasi yang sangat tidak stabil dan kita tidak tahu pasti ke arah mana hal ini akan berlanjut," kata Marles.

Sejak konflik dimulai pada 7 Oktober, Pemerintah Australia telah melakukan penerbangan repatriasi bagi warganya yang terdampar di Israel. Mereka telah berusaha menyelamatkan 79 warga Australia dari Jalur Gaza yang dikepung Israel dan 51 dari Tepi Barat.

Marles menyatakan, warga Australia di Gaza harus berusaha bergerak menuju perbatasan Rafah dengan Mesir, pintu masuk dan keluar utama ke Gaza yang tidak mengarah ke Israel. Dia mendesak warga Australia di Lebanon yang ingin meninggalkan negara itu untuk menggunakan semua opsi yang tersedia setelah bentrokan mematikan antara Israel dan Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon. 

Baca Juga


 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler