Dubes Zuhair Puji Peran Santri yang Dukung Pembebasan Palestina

Para santri bukan hanya menjadi ahli dzikir, tetapi juga harus menjadi ahli pikir.

Republika.co.id
peringatan Hari Santri 2023 bertema Diplomasi Santri dalam Rangka Hari Santri Nasional di Lido, Bogor, selama dua hari.
Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Badan Subsider OIC Youth Indonesia, Santri Diplomacy Academy, dan ICYF Eurasian Regional Center bekerja sama dengan PP IPPNU dan Indonesia NYC, telah menggelar peringatan Hari Santri 2023 bertema 'Diplomasi Santri dalam Rangka Hari Santri Nasional' di Bogor selama dua hari.

Hadir beberapa tamu memberi sambutan, di antaranya Direktur Departemen Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri Ani Nigeriawati, Wakil Presiden ICYF Tantan Taufiq Lubis, Pelaksana Tugas Direktur ICYF-ERC Vusal Gurbanov, Presiden OIC Indonesia Astrid Nadya Rizqita, dan Direktur Santri Diplomacy Academy Sururoh Uthma.

Kemudian, Khodimul Ma'had Pondok Pesantren Modern Daarul 'Uluum Lido Kiai M Yazid Dimyati, Wakil Ketua MPR Arsul Sani, serta Dubes Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun. Dubes Zuhair menyampaikan, peran santri yang bisa dirasakan adalah selalu menjunjung tinggi toleransi dalam pendidikannya.



"Dan hal tersebut dapat dirasakan betapa santri berjuang yang luar biasa pada saat itu. Sehingga saat ini kita dapat merasakan kemerdekaan Indonesia," katanya di Lido, Kabupaten Bogor dikutip Kamis (26/10/2023).

Menurut Dubes Zuhair, Palestina ikut merasakan kebanggaan yang sama dengan santri Indonesia. Selain itu, peran santri yang dapat dirasakan saat ini adalah mereka sangat mendukung pembebasan Palestina dari cengkeraman Zionis Israel.

"Kami berharap semoga diplomasi, toleransi, nurani, yang dibangkitkan oleh para santri bisa kami bawa spiritnya ke Palestina dari berbagai sudut dan pandangan," katanya.

Khadimul Ma'had Pesantren Modern Daarul 'Uluum Lido, Kiai M Yazid Dimyati menyampaikan, pesantren yang dikelolanya baru 27 tahun tersebut tanpa ragu dan tanpa dipertanyakan lagi sudah banyak berkontribusi memajukan bangsa, khususnya dalam bidang pendidikan, pengasuhan, dan mencerdaskan umat.

Dia menjelaskan, pendiri pesantren berharap kepada para santri bukan hanya menjadi ahli dzikir, tetapi juga harus melahirkan ahli pikir. Sehingga, nantinya para santri alumni Pesantren Modern Daarul 'Uluum Lido harus menguasai dua ilmu, yaitu akhirat dan dunia atau ahli dzikir dan ahli pikir.

Sempat digelar pula diskusi panel pertama bertema 'Mempromosikan Kearifan Hidup Damai melalui Keterlibatan Santri'. Diskusi dipandu Wakil Ketua MPR  Jazilul Fawaid, dan pembicara lain Asisten Deputi VI Kemenko PMK Jazziray Hartoyo, Pimpinan Gusdurian Networking Inayah W Wahid, dan Presiden Pemuda Asia Afrika Respiratori Saddam Al Jihad.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler