Miris, Indeks Kualitas Air Sungai di Yogya Terus Turun Gara-Gara Sampah

Masih banyak masyarakat yang membuang sampah ke sungai tanpa memikirkan dampaknya.

Republika/Wihdan Hidayat
Petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta mengambil sampel air Sungai Gajah Wong di Yogyakarta, Rabu (10/5/2023). Petugas Laboratorium DLH Kota Yogyakarta mengambil sampel air Sungai Gajahwong di lima titik lokasi mulai hulu hingga hilir yang termasuk dalam wilayah Kota Yogyakarta. Sungai yang diambil sampelnya yakni Sungai Gajah Wong, Sungai Winongo, Sungai Code, dan Sungai Manunggal karena tercemar berat dengan parameter dominan seperti koliform, fosfat, dan nitrat.
Rep: Silvy Dian Setiawan  Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta mengungkapkan masih banyak warga yang membuang sampah ke sungai tanpa memedulikan dampaknya. Padahal, akibat perbuatan tersebut indeks kualitas air sungai terus turun di Kota Yogyakarta.

Baca Juga


"Indeks kualitas air dari tahun ke tahun semakin menurun, sampah salah satu penyebabnya," kata Kepala Bidang Perencanaan dan Pengendalian Lingkungan Hidup, DLH Kota Yogyakarta, Very Tri Jatmiko, Rabu (25/10/2023).

Very menyebut, masih banyak ditemukan tumpukan sampah di sungai akibat masih banyaknya warga yang membuang sampahnya ke sungai. Padahal, tumpukan sampah tersebut dapat mencemari air sungai.

Very menuturkan bahwa kualitas air sungai di Kota Yogyakarta sudah sangat buruk. Hal ini dikarenakan tingkat kandungan bakteri E-Coli yang tinggi ditemukan di sejumlah sungai yang ada di Kota Yogyakarta.

"Efek dari banyaknya sampah yang terkumpul di sungai ini menjadikan parameter kualitas air menurun. Bahkan, kualitas air sungai di Kota Yogyakarta terbilang sangat buruk dengan adanya tingkat bakteri E-Coli," ungkap Very.

Disebutkan Very bahwa Sungai Code menjadi salah satu sungai dengan kondisi tumpukan sampah terparah. Sungai-sungai lainnya yang turut menjadi lahan buangan sampah terparah oleh warga yakni Sungai Winongo, dan Sungai Gajah Wong, serta sungai kecil yakni Sungai Manunggal.

Untuk itu, pihaknya mengintensifkan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak membuang sampahnya ke sungai. Selain itu, gelaran bersih-bersih sungai juga dilakukan dengan menggandeng petugas sungai atau ‘ulu ulu’.

Kegiatan bersih-bersih sungai ini dilakukan secara rutin. Dalam kegiatan bersih-bersih sungai yang baru saja dilakukan di Sungai Code, kata Very, ditemukan banyak sampah, mulai dari sampah organik, anorganik, hingga sampah residu.

"Sempat beberapa waktu lalu melakukan bersih-bersih Sungai Code di Jembatan Surokarsan dan ditemukan sampah organik sebanyak satu ton, 40 kilogram sampah anorganik, serta sampah residu sebanyak 2,7 ton," jelasnya.

Salah satu warga RT 54 RW 17 Sorosutan, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Adit juga mengeluhkan terkait tumpukan sampah yang ada di sungai. Menurutnya, tumpukan sampah tersebut menjadikan menimbulkan bau menyengat hingga mengganggu masyarakat sekitar.

"Sekitar dua minggu sudah ada tumpukan sampah, padahal sempat dibersihkan dari pihak DLH Kota Yogyakarta. Tetapi beberapa hari kemudian sampah datang kembali dari utara," kata Adit.

Untuk itu, Adit berharap gerakan kelola sampah dari rumah benar-benar diterapkan masyarakat Kota Yogyakarta. Dengan begitu, sungai-sungai di Kota Yogyakarta bersih dari sampah, dan bisa dinikmati wisatawan yang berkunjung ke Kota Yogyakarta. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler