Tingkatkan Partisipasi Pemilih Muda, KPU Garut Sosialisasi ke SMA dan Pesantren

KPU Garut berharap partisipasi pemilih pada Pemilu 2024 setidaknya bisa 80 persen.

ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
(ILUSTRASI) Sosialisasi Pemilu 2024.
Rep: Antara Red: Irfan Fitrat

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT — Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Garut, Jawa Barat, berupaya meningkatkan partisipasi pemilih pemula atau generasi muda pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Untuk itu, sosialisasi pemilu menyasar sekolah tingkat SMA dan pondok pesantren.

Baca Juga


“Hampir setiap hari seluruh badan ad hoc di tingkat kecamatan dan desa melakukan sosialisasi ke sekolah, pesantren, tempat pengajian,” kata Ketua KPU Kabupaten Garut Junaidin Basri, Kamis (26/10/2023).

Junaidin mengatakan, dengan kegiatan sosialisasi ke kalangan pemilih muda ini, juga kalangan masyarakat lainnya, diharapkan tingkat partisipasi pemilih Pemilu 2024 bisa meningkat dibandingkan pesta demokrasi sebelumnya. Menurut dia, ditargetkan partisipasi pemilih setidaknya bisa mencapai 80 persen.

Menurut Junaidin, target partisipasi pemilih tersebut lebih tinggi dibandingkan capaian pada Pemilu 2019, yang mencapai 78,20 persen, dan pada 2014, yang mencapai 73,91 persen.

Koordinator Divisi Sosialisasi, Partisipasi Masyarakat, dan SDM KPU Kabupaten Garut Nuni Nurbayani mengatakan, untuk meningkatkan partisipasi pemilih, pihaknya mempunyai program, antara lain KPU Goes to Pesantren, KPU Goes to School, dan KPU Goes to Campus.

Menurut Nuni, kegiatan tersebut sudah pernah dilaksanakan di Pondok Pesantren Nurulhuda, Kecamatan Cisurupan. Diagendakan juga di pondok pesantren lainnya. Ia mengatakan, KPU Garut juga sudah melakukan kegiatan sosialisasi di 30 sekolah. Pada Kamis ini, sosialisasi dilakukan kepada pelajar SMA Negeri 11 Garut.

Output yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah meningkatnya partisipasi pemilih muda pada Pemilu 2024, baik secara kuantitas maupun kualitas,” kata Nuni.

Nuni mengatakan, kegiatan sosialisasi Pemilu 2024 dengan sasaran pemilih muda itu akan terus dilakukan secara masif. Kegiatan itu melibatkan tim panitia pemilihan kecamatan (PPK) dan panitia pemungutan suara (PPS).

“Kami berharap pemilih pemula bisa menggunakan hak pilihnya, maka kami juga mendorong agar para pemilih pemula yang baru saja menginjak usia 17 tahun untuk segera memiliki KTP elektronik,” kata Nuni.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler