Ini Enam Fokus Program Prioritas Baznas Surabaya, Termasuk Penurunan Stunting

Diharapkan program itu bisa bersinergi dengan program-program pemerintah,

Wihdan Hidayat / Republika
Petugas melayani pembayaran zakat warga di gerai Baznas (ilustrasi)
Red: Yusuf Assidiq

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Jawa Timur, menyebut ada enam fokus program prioritas yang dilakukan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) setempat pada saat ini.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan enam program itu yakni penyaluran bantuan zakat infak sedekah (ZIS) untuk penghapusan kemiskinan ekstrem, penurunan prevalensi stunting, peningkatan akses dan pemberdayaan kepada kelompok disabilitas.


Kemudian, penyediaan akses pada masyarakat miskin, serta transformasi mustahik (orang penerima zakat) menjadi muzakki (orang berkewajiban memberi zakat).

"Kami akan fokus ke sana. Kami berharap program itu bisa bersinergi dengan program-program pemerintah, karena Baznas ini juga membantu program pemerintah yang tujuannya sama. Yakni mengurangi kemiskinan ekstrem, setelah itu stunting, dan sebagainya tadi yang disebutkan," ujarnya.

Tak hanya itu saja, Wali Kota Eri juga menyebutkan, program tebus ijazah juga dilanjutkan di 2024, namun masih akan dikoordinasikan lebih lanjut dengan Baznas Provinsi Jawa Timur. Ia juga bersyukur karena pendapatan Baznas Surabaya diperkirakan tembus sampai dengan Rp40 miliar pada tahun ini.

Eri ingin, pendapatan tersebut disalurkan untuk membantu warga Kota Surabayaalah sat. Sunya adalah program bantuan biaya pendidikan pondok pesantren di Kota Pahlawan.

Dalam menyambut Peringatan Hari Santri 2023, diharapkan Baznas Surabaya bisa memberikan biaya pendidikan kepada para santri yang kurang mampu.

"Ada 186 santri menerima beasiswa tahun ini. Insya Allah di 2024 akan ditambah jumlah santri yang akan kita berikan beasiswa," kata Cak Eri panggilan akrabnya.

Sementara itu, Ketua Baznas Kota Surabaya, Moch Hamzah mengatakan, di HUT ke-2 kali ini, Baznas Surabaya akan terus melakukan penguatan kelembagaan, infrastruktur, Sumber Daya Manusia (SDM), dan jaringan. Selain itu, juga akan ada beberapa program lanjutan, mulai dari kesehatan, pendidikan, dan ekonomi.

Hamzah menerangkan, di bidang kesehatan ada program prioritas yakni penurunan prevalensi stunting dan peningkatan gizi balita. Sedangkan di bidang ekonomi, yakni penguatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), khususnya di kalangan anak-anak muda.

"Oleh karena itu, Baznas Surabaya yang hari ini pendapatannya kurang lebih Rp 33,4 miliar per Oktober 2023," kata Hamzah.

Diungkapkan, per Oktober 2023, Baznas Surabaya telah menyalurkan ZIS dan Dana Sosial Keagamaan Lainnya (ZIS-DSKL) kurang lebih Rp 32,4 miliar dari pendapatan Rp 33,4 miliar tersebut.

"Saat tersisa Rp 1 miliar, bulan depan akan kami maksimalkan. Ada yang untuk kegiatan rutin, ada yang insidentil, tentu kami punya standar operasional yang dikoordinasikan selalu dengan pemerintah kota," katanya.

Ia menjelaskan, ke depannya akan ada program bantuan biaya pendidikan pondok pesantren di Surabaya. Di peringatan Hari Santri 2023, ada 186 santri dari 13 pondok pesantren di Surabaya yang mendapatkan program bantuan.

"Selain beasiswa pendidikan umum, pondok pesantren ini harus kita dukung juga karena mereka warga Surabaya yang berhak mendapatkan zakat. Bukan hanya santri, termasuk ustadznya juga kita beri insentif," ungkap dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler