Pasien Kedua yang Terima Transplantasi Jantung Babi Meninggal Dunia
Tubuh pasien penerima transplantasi terus melakukan penolakan terhadap jantung babi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lawrence Faucette merupakan pasien kedua di dunia yang menjalani prosedur transplantasi jantung menggunakan jantung babi. Meski sempat tampak sehat, Faucette tak bisa bertahan lama karena tubuhnya terus-menerus melakukan penolakan terhadap jantung babi yang dia terima.
Faucette menjalani prosedur bedah eksperimental ini atas keinginannya sendiri. Dia tidak bisa menerima donor organ dari manusia karena memiliki sejumlah masalah kesehatan lain.
Pria berusia 58 tahun tersebut menjalani prosedur transplantasi jantung babi pada 20 September 2023. Jantung babi yang digunakan dalam prosedur ini telah dimodifikasi secara genetik terlebih dahulu sebelum ditransplantasikan pada tubuh Faucette.
Pada bulan pertama setelah transplantasi dilakukan, kondisi Faucette tampak sehat. Namun beberapa hari lalu, tubuh Faucette mulai menunjukkan tanda-tanda penolakan. Pada Senin (30/10/11), Faucette dinyatakan meninggal dunia oleh dokter.
Istri Faucette, Ann, mengungkapkan bahwa Faucette sudah menyadari bahwa sisa hidupnya tak akan lama. Ann menambahkan, Faucette hanya ingin mencoba kesempatan terakhir dengan menjalani prosedur transplantasi tersebut agar bisa bersama dengan keluarganya lebih lama lagi. Selain itu, dia juga berharap prosedur yang dia jalani bisa membawa manfaat bagi orang lain.
"Dia tidak pernah membayangkan bahwa dia bisa bertahan hingga selama ini," ujar sang istri, seperti dilansir //Metro// pada Rabu (1/11/23).
Prosedur transplantasi jantung babi pada Faucette dipimpin oleh dokter bedah dari University of Maryland Medical Center. Sang dokter mengungkapkan bahwa harapan terakhir dari Faucette adalah bisa membantu para dokter untuk melakukan yang terbaik dalam inovasi ini.
Transplantasi jantung babi pertama dilakukan oleh....
Transplantasi jantung babi pertama pada manusia dilakukan oleh tim dokter dari Maryland pada tahun lalu. Kala itu, pasien yang menerima donor jantung babi adalah David Bennett.
Bennett bisa bertahan selama dua bulan dengan jantung babi sebelum kemudian meninggal dunia akibat gagal jantung. Tanda-tanda virus babi juga ditemukan pada organ yang ditanamkan pada tubuh Bennett. Akan tetapi, tim dokter belum dapat menyimpulkan bahwa kematian Bennett berkaitan dengan keberadaan virus babi tersebut.
Kematian Faucette tak hanya membawa kedukaan bagi keluarganya, tetapi juga bagi para ilmuwan. Kasus ini menunjukkan bahwa pemanfaatan organ transplantasi dari hewan tampak belum menemui titik terang. Padahal, banyak ilmuwan yang berharap organ transplantasi dari hewan bisa menjadi solusi dari keterbatasan organ transplantasi dari manusia.
Upaya mentransplantasikan organ hewan ke manusia dikenal dengan istila xenotransplant. Prosedur ini sudah dikembangkan sejak berpuluh-puluh tahun lalu, namun belum pernah berhasil. Faktor terbesar yang memicu kegagalan ini adalah perlawanan dari sistem imun tubuh manusia terhadap jaringan asing yang ditransplantasikan. Adysha Citra Ramadani