Produk Generik Kini Lebih Digemari daripada yang Bemerek, Kenapa?

Produk Generik yang paling populer adalah buah dan sayur segar.

AP / Kathy Willens
Seorang pembeli mengantongi belanjaannya (ilustrasi). Salah satu trik berhemat yang umum dilakukan adalah beralih dari produk bermerek ke produk
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 hingga perang di Ukraina telah memicu kenaikan harga sembako sejak 2020. Meski inflasi mulai melambat sejak September, banyak orang tetap berusaha untuk berhemat saat berbelanja.

Baca Juga


Salah satu trik berhemat yang umum dilakukan adalah beralih dari produk bermerek ke produk "generik". Produk-produk "generik" ini pada dasarnya merupakan produk yang diproduksi oleh perusahaan retail atau toko dengan merek sendiri atau store brand (private label). Produk store brand biasanya hanya tersedia secara eksklusif pada cabang-cabang swalayan atau toko yang memproduksinya.

Variasi produk store brand biasanya tidak jauh berbeda dengan variasi produk bermerek yang dijajakan di berbagai toko atau swalayan. Akan tetapi, produk store brand memiliki harga yang relatif lebih terjangkau.

Menurut laporan The New York Times, popularitas produk store brand saat ini mengalami peningkatan yang signifikan. Di beberapa toko, penjualan produk store brand bahkan bisa melampaui penjualan produk serupa yang bermerek.

Fenomena ini menggelitik sejumlah ahli untuk melakukan studi terhadap perilaku konsumen dalam berbelanja produk store brand dan produk bermerek. Studi ini menemukan bahwa jenis produk store brand yang diminati oleh konsumen saat ini adalah produk sembako.

"Store brand paling populer untuk produk buah dan sayur segar, dengan sekitar 66 persen konsumen memilih sayur dan buah segar dari store brand dibandingkan merek ternama," ujar peneliti Prof Joseph V Balagtas dan analis riset survei Elijah Bryant, seperti dilansir Yahoo! Life pada Selasa (31/10/2023).

Selain buah dan sayur segar, konsumen juga cenderung lebih memilih merek toko atau store brand untuk produk sembako lain. Sebagai contoh, makanan kalengan, beras, tepung, dan bahan pokok lain hingga produk yang tak mudah basi seperti sereal kemasan dan kopi.

Menurut Prof Jennifer Kaplan dari C16 Biosciences, versi store brand dari beragam produk tersebut lebih diminati karena dianggap cost effective. Konsumen bisa mendapatkan produk yang kualitasnya mirip dengan produk bermerek, tapi dengan harga yang lebih terjangkau.

Mengingat biaya hidup terus meningkat....

 

Mengingat biaya hidup terus meningkat, para konsumen berharap perusahaan ritel dapat menambah lini produk store brand mereka. Beberapa contoh produk store brand atau private label yang mengalami pertumbuhan paling pesat pada 2022 adalah air putih kemasan, cemilan, dessert, mentega, alternatif mentega, hingga daging unggas olahan.

Para ahli menilai tren ini bisa menjadi peluang bagi perusahaan ritel atau toko untuk meningkatkan pemasukan mereka. Terlebih, penjualan makanan store brand mengalami peningkatan yang signifikan sepanjang pandemi. Di Amerika Serikat, misalnya, penjualan produk makanan store brand mencapai 135,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 2.160 triliun pada Maret 2022.

"Dengan menyediakan opsi private label, toko-toko bisa memperluas pasar mereka untuk melayani kebutuhan para konsumen yang memiliki kesadaran akan biaya," ujar Prof Kaplan.

Akan tetapi, tak semua jenis produk store brand atau private label dilirik oleh konsumen. Salah satu contohnya adalah produk yang proses produksinya membutuhkan kekhususan atau keterampilan, seperti produk kesehatan atau makanan gourmet. Untuk produk seperti ini, konsumen biasanya akan tetap memilih produk dengan merek terpercaya.

 

Konsumen juga biasanya tidak akan beralih ke produk store brand bila sudah mempercayai suatu merek untuk produk tertentu. Misalnya, konsumen hanya mau memilih produk saus tomat yang diproduksi oleh Heinz, meski ada produk saus tomat store brand yang diproduksi dengan bahan yang sama persis. (Adysha Citra Ramadani)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler