Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Blokir Kapal Kargo Militer AS untuk Israel

Para pengunjuk rasa juga memblokir pintu masuk ke Dermaga 20 di Pelabuhan Oakland.

AP Photo/Aaron Favila
Kapal kargo militer Amerika Serikat (ilustrasi).
Rep: Amri Amrullah Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANSISCO -- Para pengunjuk rasa pro-Palestina yang menuntut gencatan senjata dalam perang Israel di Gaza, memblokir dengan menghambat sebuah kapal suplai militer AS untuk Israel yang akan berlabuh meninggalkan Pelabuhan Oakland. Pengunjuk rasa berhasil menghambat kapal selama berjam-jam pada hari Jumat (3/11/2023) dengan cara mengunci diri mereka sendiri di dalam kapal.

Baca Juga


Para pengunjuk rasa juga memblokir pintu masuk ke Dermaga 20 di Pelabuhan Oakland, di mana kapal pengangkut kontainer Cape Orlando ditambatkan. Kelompok-kelompok pemrotes mengatakan kapal tersebut menuju Israel setelah dimuati dengan senjata dan peralatan militer di Tacoma, Washington.

Protes tersebut diselenggarakan oleh Pusat Pengorganisasian Sumber Daya Arab yang berbasis di San Francisco. Polisi berada di lokasi protes yang tampaknya berjumlah sekitar 200 orang, banyak di antaranya memegang bendera Palestina dan tanda-tanda yang menuntut diakhirinya bantuan militer AS ke Israel.

Protes dimulai pada pukul 6:45 pagi dan tidak mengganggu aktivitas penanganan kargo lainnya, menurut juru bicara Pelabuhan Oakland. Tiga orang pendukung Palestina berpegangan pada sebuah tangga tali dan menolak membiarkan para pekerja menutup pintu kapal militer. 

Seorang negosiator Pasukan Penjaga Pantai AS berusaha meyakinkan mereka untuk turun dari kapal, namun para pemrotes menolak. "Ini adalah kapal militer AS. Kapal ini akan berlayar ke Tacoma (Washington), mengambil senjata militer AS dan kemudian membawa senjata itu ke Israel," kata seorang pemrotes Palestina, Meena Abushamala.

KPIX, pihak stasiun TV yang melaporkan berita ini, belum dapat mengkonfirmasi informasi tersebut kepada pemerintah. Abushamala adalah salah satu dari sekian banyak demonstran yang memblokir pintu masuk pelabuhan menuju kapal tersebut.

 

Ia mengatakan bahwa ia telah kehilangan beberapa kerabatnya dalam perang. "Satu rudal membunuh tiga generasi. Seorang paman, anak laki-laki, dan anak perempuan," kata Abushamala. "Saya marah karena pemerintah kami masih mengirimkan bantuan dan rudal ke Israel."

Demonstran Palestina lainnya, Noura Khouri, mengatakan bahwa ia juga kehilangan seorang kerabatnya dalam sebuah pemboman minggu lalu. "Secara harfiah mustahil bagi kami untuk tidur, makan, bekerja, dan melanjutkan hidup," kata Khouri.

Beberapa orang Yahudi juga ikut bergabung dalam protes tersebut. "Saya di sini sebagai orang Yahudi, cucu dari korban selamat Holocaust. Dan saya tumbuh besar dengan mendengar kisah-kisah nenek saya yang selamat dari Holocaust Nazi, kehilangan seluruh keluarganya. Dan hari ini, Israel menggunakan sejarah saya, sejarah keluarga saya yang terbunuh, untuk membunuh keluarga-keluarga Palestina di Gaza," ujar seorang warga Alameda, Anna Baltzer.

Tepat sebelum pukul 15.00, pihak berwenang melepaskan tiga pengunjuk rasa yang berpegangan pada tangga tali, dan kapal pun keluar dari pelabuhan. Abushamala dan para pengunjuk rasa lainnya merasa kecewa.

Mereka berharap aksi mereka akan memberikan dampak yang lebih besar bagi para anggota parlemen. "Tidak ada lagi bantuan militer AS untuk Israel. Itu ada dalam kekuasaan Anda. Jangan biarkan rasa takut menghentikan Anda," kata Abushamala.

Kepolisian Oakland mengatakan kepada KPIX bahwa mereka memantau aksi protes tersebut dan bekerja sama dengan Penjaga Pantai AS dan Pelabuhan Oakland untuk memastikan demonstrasi tersebut tetap berlangsung damai. Polisi Oakland mengatakan kepada KPIX bahwa mereka tidak menangkap siapa pun.

Menurut rilis dari AROC, tiga pengunjuk rasa yang naik ke kapal ditahan oleh Penjaga Pantai AS - badan federal yang memiliki yurisdiksi di perairan. Karena ini adalah investigasi yang sedang berlangsung, Bintara Penjaga Pantai Hunter Schnabel mengatakan pada Jumat malam bahwa ia tidak dapat memberikan informasi secara spesifik, namun ia mengkonfirmasi bahwa "beberapa orang saat ini sedang diselidiki."

Rilis dari AROC meminta "masyarakat di kota-kota di seluruh negeri dan di seluruh dunia untuk waspada terhadap kapal-kapal yang membawa kargo serupa."

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler