Dituding Dukung Israel, Starbucks Malah Rencanakan Tambah Ribuan Toko

Menu baru Starbucks justru memicu peningkatan penjualan hingga 8 persen.

EPA
Starbucks berencana memperluas jangkauan toko globalnya menjadi 55.000 toko pada tahun 2030./ilustrasi
Rep: Novita Intan Red: Natalia Endah Hapsari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Starbucks berencana memperluas jangkauan toko globalnya menjadi 55 ribu toko pada tahun 2030. Jaringan kedai kopi ini juga menargetkan penghematan biaya lebih dari 3 miliar dolar AS selama tiga tahun ke depan.

Baca Juga


Seperti dilansir dari Reuters, Ahad (5/11/2023) Starbucks bersandar pada hype seputar Pumpkin Spice Latte dan minuman bertema musim gugur lainnya di Amerika Utara untuk melampaui target Wall Street pada hasil kuartal keempat, karena permintaan akan kopi mahal mereka menentang inflasi yang tinggi.

Saham perusahaan ditutup 9,5 persen lebih tinggi menambahkan hampir 10 miliar dolar AS pada kapitalisasi pasar Starbucks, setelah raksasa kedai kopi tersebut juga menyampaikan perkiraan laba tahunan yang optimis.

Kembalinya Pumpkin Spice Latte (PSL) secara musiman pada Agustus, ditambah dengan item menu baru seperti Iced Pumpkin Cream Chai Tea Latte serta Espresso dan croissant rasa apel, membantu mendorong penjualan di toko yang sama di AS naik delapan persen pada kuartal tersebut.

Data Placer.ai menunjukkan lonjakan kunjungan sebesar 20 persen pada hari peluncuran PSL. Starbucks juga mengatakan peluncuran di musim gugur menghasilkan rekor penjualan mingguan rata-rata.

Lalu lintas di jaringan kedai kopi ini juga mendapat manfaat dari basis pelanggan yang lebih muda dan lebih kaya yang memprioritaskan kopi pagi mereka bahkan ketika industri restoran AS yang lebih luas sedang bergulat dengan perlambatan yang disebabkan oleh inflasi. “Permintaan pelanggan terhadap kami tetap kuat. Kami tidak benar-benar melihat adanya perubahan dalam sentimen,” kata CEO Laxman Narasimhan.

Secara terpisah, para eksekutif perusahaan mengatakan pada sebuah konferensi bahwa Starbucks memperkirakan dapat menghemat biaya sebesar 3 miliar dolar AS selama tiga tahun ke depan melalui efisiensi toko serta peningkatan produksi dan sumber daya.

Mereka juga mengumumkan rencana untuk meningkatkan jumlah toko globalnya menjadi 55 ribu pada 2030 – dari lebih dari 38 ribu dan mengharapkan untuk menggandakan pendapatan per jam barista dari tingkat pada tahun 2020 selama dua tahun ke depan melalui peningkatan jam kerja dan gaji yang lebih tinggi.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler