Menteri Israel Usul Gaza Dibom Nuklir, Hamas: Seperti Pernyataan Seorang Nazi

Kelompok Jihad Islam juga menyoroti penyataan tentang pengguna nuklir tersebut.

Amir Kholousi, ISNA via AP
Bom nuklir (ilustrasi). Kelompok Palestina Hamas mengecam pernyataan seorang menteri Israel tentang penggunaan bom nuklir di Gaza.
Rep: Dwina Agustin Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kelompok Palestina Hamas mengecam pernyataan seorang menteri Israel tentang penggunaan bom nuklir di Gaza. Juru bicara Hamas, Hazem Qasem, menyatakan dalam sebuah pernyataan pada Ahad (5/11/2023), ucapan itu mencerminkan terorisme kriminal Zionis yang belum pernah terjadi sebelumnya yang dilakukan oleh pemerintah fasis dan para pemimpinnya terhadap rakyat Palestina. 

Baca Juga


"Pernyataan-pernyataan Nazi yang disampaikan oleh seorang menteri di pemerintahan pendudukan adalah hasil dari dukungan tanpa syarat beberapa negara (kepada Israel), khususnya Amerika Serikat," ujar Qasem dikutip dari Anadolu Agency

Dalam pernyataan terpisah, Hamas meminta komunitas internasional, PBB, dan pengadilan internasional terkait untuk menanggapi pernyataan penjahat dan pemimpin pendudukan lainnya dengan serius. Kelompok itu meminta agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menghentikan entitas tersebut dari perang genosida yang terjadi di Jalur Gaza.

"Keheningan internasional mendorong para teroris pembunuh ini untuk melanjutkan pembantaian abad ini dan perang pemusnahan yang sedang berlangsung," kata Hamas. 

Selain Hamas, kelompok Jihad Islam juga menyoroti penyataan tentang pengguna nuklir tersebut. Kelompok itu mengatakan dalam sebuah pernyataan singkat, bahwa Israel secara bertahap melakukan apa yang dikatakan oleh Menteri Kebudayaan Israel Amichai Eliyahu. 

"Besarnya kejahatan dan Holocaust yang sedang berlangsung adalah bukti nyata," ujar pernyataan Jihad Islam. 

Sebelum itu, Eliyahu mengatakan dalam menanggapi pertanyaan selama wawancara bahwa pemboman Gaza menggunakan bom nuklir adalah sebuah pilihan. “Itu salah satu caranya," katanya.

Pernyataan Eliyahu menjadi berita utama di media Arab dan menimbulkan skandal bagi lembaga penyiaran arus utama Israel. Tidak lama setelah itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menangguhkan partisipasi Eliyahu dalam pertemuan pemerintah tanpa batas waktu.

Eliyahu maupun pemimpin partainya tidak berada dalam forum kementerian yang menangani perang di Gaza. Mereka juga tidak mempunyai pengetahuan mendalam mengenai kemampuan nuklir Israel, yang tidak diakui secara publik, atau kekuatan untuk mengaktifkannya.

“Pernyataan Eliyahu tidak berdasarkan kenyataan. Israel dan IDF (Pasukan Pertahanan Israel) beroperasi sesuai dengan standar tertinggi hukum internasional untuk menghindari kerugian terhadap orang yang tidak bersalah. Kami akan terus melakukannya sampai kemenangan kami,” kata kantor Netanyahu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler