Sekjen PBB Sesalkan Barat Menutup Mata Atas Pelanggaran yang Dilakukan Israel
Israel terus mengintensifkan serangan ke Jalur Gaza.
REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Senin (6/11/2023) menyatakan penyesalan yang mendalam karena negara barat terlalu menutup mata atas terjadinya "pelanggaran yang jelas" oleh Israel terhadap hukum internasional di Gaza. Guterres menekankan sudah seharusnya "tidak ada satu pun pihak yang terlibat dalam konflik bersenjata, yang berada di atas hukum kemanusiaan internasional."
Dalam sebuah konferensi pers di markas besar PBB di New York, Guterres mengatakan PBB dan berbagai mitranya berusaha meluncurkan permohonan kemanusiaan senilai 1,2 miliar dolar AS untuk membantu 2,7 juta warga Palestina.
"Saya sangat prihatin dengan pelanggaran nyata terhadap hukum kemanusiaan internasional yang kita saksikan. Biar saya perjelas: Tidak ada pihak yang terlibat dalam konflik bersenjata yang berada di atas hukum humaniter internasional," ujar pimpinan PBB itu dilansir Anadolu Agency.
Menggambarkan situasi di daerah kantong Palestina yang terkepung dan dibombardir sebagai "lebih dari sekadar krisis kemanusiaan," Guterres menekankan ini adalah krisis kemanusiaan, yang mengguncang dunia dan mengguncang kawasan itu.
Ia menekankan, perlindungan warga sipil harus menjadi yang terpenting dan menyoroti bahwa Gaza telah menjadi kuburan bagi anak-anak. Di mana ratusan anak perempuan dan laki-laki dilaporkan terbunuh atau terluka setiap hari.
"Bencana yang terjadi membuat kebutuhan akan gencatan senjata kemanusiaan semakin mendesak setiap jamnya," ujar Guterres.
"Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik - dan, tentu saja, komunitas internasional - menghadapi tanggung jawab yang mendesak dan mendasar. Untuk menghentikan penderitaan kolektif yang tidak manusiawi dan secara dramatis memperluas bantuan kemanusiaan ke Gaza," tambahnya.
Israel telah melancarkan serangan udara dan darat di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober lalu. Sedikitnya 10.022 warga Palestina, termasuk 4.104 anak-anak dan 2.641 wanita, telah syahid dalam pemboman Israel di Jalur Gaza.
Sementara itu, jumlah korban tewas dari pihak Israel hampir mencapai 1.600 orang, menurut angka resmi. Selain banyaknya korban jiwa dan pengungsian besar-besaran, persediaan bahan pokok semakin menipis bagi lebih dari 2 juta penduduk Gaza akibat pengepungan Israel.