Khofifah Minta Muslimat NU Baca Qunut Nazilah untuk Warga Palestina

Nahdlatul Ulama sejak 1938 telah berjuang untuk kemerdekaan Palestina.

Republika/Arie Lukihardianti
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat diwawancarai wartawan usai menghadiri acara Harlah Muslimat NU ke-77 di Masjid Raya Al Jabbar, Kota Bandung, Sabtu (13/5/2023).
Rep: Dadang Kurnia Red: Fernan Rahadi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Umum PP Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa, mengimbau seluruh jajaran Muslimat NU membacakan Qunut Nazilah untuk keselamatan warga Palestina yang terus dibombardir pasukan Israel. Menurutnya, ini merupakan bentuk dukungan bagi warga Palestina yang tengah menghadapi tantangan berat.

Baca Juga


"Kali ini memang sudah sangat emergency untuk membacakan Qunut Nazilah. mudah-mudahan Allah menurunkan kemudahan-kemudahan, anugerah, kekuatan, dan pertolongan yang luar biasa," kata Khofifah, Selasa (7/11/2023).

Khofifah mengatakan, Nahdlatul Ulama sejak 1938 telah berjuang untuk kemerdekaan Palestina, pascapendudukan Israel. Hal ini tertuang dalam Majalah “Berita Nahdlatoel Oelama” (BNO) edisi 22, tahun ke-7 (20 Redjeb 1357 H / 15 September 1938 M) termuat fatwa Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari yang menyerukan dibacakannya doa Qunut Nazilah sebagai bentuk solidaritas sesama umat Muslim atas peristiwa yang terjadi di Palestina.

"Di dalamnya disebutkan bahwa beliau Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari telah membacakan doa Qunut Nazilah tersebut sejak beberapa minggu sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa ajakan dan imbauan untuk membantu saudara-saudara kita di Palestina telah dilakukan sejak lama oleh warga dan ulama NU," ujarnya.

Khofifah mengatakan, saat ini kondisi masyarakat yang ada di Gaza, Palestina tidak bisa diprediksi keadaan dan keamanannya akibat agresi Israel yang terus digencarkan. Muslimat NU, kata dia, akan terus membangun dan menguatkan solidaritas sebagai bangsa Indonesia, untuk membantu warga Palestina.

"Kita bisa bayangkan Desember ini musim dingin, kalau tidak ada heater dan overcoat, maka akan sangat luar biasa dinginnya. Karena saya rasa selimut saja tidak cukup. Tapi kalau ada heater pun, namun tidak ada listriknya maka sama saja," kata Khofifah.

"Bahwa saudara kita di Palestina hari ini telah mengalami ujian yang sangat berat serta perlakuan yang sangat biadab dan itu membutuhkan tangan-tangan kuat untuk bisa menghentikan," ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler