Petualangan Sherina 2, Calon Presiden, dan Kepedulian Lingkungan

Pelestarian hutan, penegakan hukum, penjahat lingkungan

retizen /Puji Rahayu, Ph.D.
.
Rep: Puji Rahayu, Ph.D. Red: Retizen

 


...Sebelum ucap kata perpisahan; Dengarlah Sayu kutitipkan pesan; Alam tersenyum karena kalian; Terimakasih; T’lah jaga hutan raya Kalimantan... (Sayu, Sherina Munaf & Derby Romero, Petualangan Sherina 2)

Film Petualangan Sherina 2 sedang tayang di bioskop-bioskop di Indonesia dan bahkan akan tayang di dua kota besar di Australia, Melbourne dan Sydney. Film ini mendapatkan perhatian besar dari masyarakat hingga mencapai 2 juta penonton dalam waktu singkat. Banyak yang bernostalgia dengan Petualangan Sherina sebelumnya. Gen-z suka dengan love language-nya Saddam dan Sherina yang nggemesin, campuran dari act-of service dan physical touch.

Saya sendiri memiliki alasan tambahan sehingga tidak cukup sekali dua kali saya nonton Petualangan Sherina 2. Kegemesan saya terhadap Saddam tidak hanya atas kesuksesan acting Derby Romero menerjemahkan kangennya pada Sherina dalam tatapan matanya sepanjang film berlangsung. Keberadaan Saddam sebagai project manager OUKAL (Orang Utan Kalimantan), sebuah organisasi non-profit yang bergerak dalam pelestarian orangutan di Kalimantan, merupakan kegemesan yang lebih dari semuanya.

Menurut saya, yang dilakukan oleh Saddam (dan teman-teman yang lain tentunya) merupakan ungkapan cinta act of service yang mereka tunjukkan untuk kita semua. Betapa mereka memikirkan kelestarian Hutan Raya Kalimantan (HRK) yang memang dibutuhkan oleh semua umat manusia di dunia ini. Pelepasliaran orangutan Sayu dan Hilda mereka lakukan demi menjaga ekosistem HRK yang sangat penting untuk masa depan umat manusia. Kurang act of servie apa coba? Meleyotlah saya.

Sejak nonton kedua kalinya, pertanyaan menggelayut untuk para calon presiden dan wakil presiden 2024 mendatang. Apakah mereka memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingungan? Kalau kita lihat dari dokumen visi misi mereka dari website KPU, semua menyatakan kepedulian. Semua menyebutkan kata hutan (17, 7, 11), konservasi (2, 1, 1), dan pencegahan/ penghentian deforestasi (4, 2, 1). Data berdasarkan urutan mendaftar para paslon.

Anies - Muhaimain menempatkan kepedulian pelestarian lingkungan hidup dalam misi ketiga, mewujudkan keadilan ekologis berkelanjutan untuk generasi mendatang. Lima agenda sudah disiapkan untuk menyukseskan misi ketiga ini; 1) penguatan tata kelola lingkungan hidup, 2) pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT), 3) ekonomi hijau, 4) adaptasi dan mitigasi dampak krisi iklim, dan 5) polusi udara, air, dan sampah.

Sementara itu, Ganjar - Mahfud menempatkan isu lingkungan ini dalam misi ke-enamnya - mempercepat perwujudan lingkungan hidup yang berkelanjutan melalui ekonomi hijau dan biru. Misi ini diterjemahkan dalam 3 langkah: 1) lingkungan hidup berkelanjutan, 2) ekonomi jihau, dan 3) Ekonomi biru.

Pasangan Capres Cawapres yang terakhir mendaftar, Prabowo - Gibran menempatkan isu pelestarian lingkungan dalam misi mereka ke dalam program prioritas ke-11. Tajuk programnya adalah menjamin pelestarian lingkungan hidup, yang sepertinya masuk di visi kedelapan - memperkuat penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan, alam dan budaya serta peningkatan toleransi antar umat beragama untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur.

Dilihat dari langkah strategis terjemahan dari misi para calon presiden, pasangan Anies - Muhaimin paling banyak menyiapkan langkah strategis yaitu 28 langkah. Urutan kedua ditempati oleh pasangan Ganjar - Mahfud yang menyiapkan 18 langkah strategis. Sementara itu Prabowo - Gibran kurang mejabarkan langkah strategisnya. Ketiga paslon sepakat isu lingkungan ini perlu diangkat untuk memastikan generasi penerus kita tetap mendapatkan daya dukung lingkungan yang paripurna.

Ketiga paslon berkomitmen untuk mengupayakan net zero emision dengan upaya revitalisasi hutan di Indonesia. Dalam hal pelestarian hutan, ketiga paslon berkomitmen untuk menghentikan deforestrasi dan menyegerakan reforestrasi. Sementara itu, pasangan Anies - Muhaimin dan Prabowo - Gibran melengkapinya dengan upaya meningkatkan penegakan hukum atas pelanggar hukum lingkungan hidup. Sementara pasangan Ganjar - Mahfud tidak secara spesifik menyebutkan penegakan hukum ini. Takut nggak sih menegakkan hukum atas pelanggaran-pelanggaran hukum dalam bidang lingkungan hidup? Emang berani?

Yang menarik dari masing-masing paslon adalah Anies-Muhaimin menekankan kerja kolaboratif antar semua elemen masyarakat. Seolah-olah Anies - Muhaimin ingin mengajak semua elemen masyarakat bekerja bersama-sama menyelesaikan masalah lingkungan ini.

Sementara itu, Ganjar-Mahfud memiliki program menarik bernama Kadarklim (Kampung sadar iklim). Agak mirip dengan paslon pertama, Ganjar - Mahfud nampaknya pengin juga mengajak semua warga kampung untuk memiliki kesadaran tentang perubahan iklim.

Tak kalah menarik adalah program Prabowo-Gibran yang menekankan revitalisasi hutan rusak dan diganti dengan tanaman2 produktif utk konsumsi masyarakat seperti diubah menjadi lahan ubi kayu, ubi jalar, sagu, sorghum, kelapa, dan bahan baku bioetanol lainnya.

Sebagai warga awam, saya lebih cocok dengan program paslon pertama dan kedua yang berupaya melibatkan masyarakat untuk peduli lingkungan. Mustahil menyelesaikan masalah lingkungan yang sudah sangat pelik tanpa peran serta masyarakat. Program Kadarklim ini menarik karena semua warga kampung diharapkan berperilaku sadar lingkungan. Misalnya, masyarakat sadar untuk memilah sampah dan membuangnya di tempat yang benar. Setiap keluarga sadar untuk menanam pohon di depan rumahnya supaya bisa membantu suplai oksigen di sekitarnya.

Tidak mudah untuk memulainya Tapi kapan lagi kalau tidak sekarang?

Rekomendasi saya untuk para calon presiden:

1. Para calon presiden dan wakil presiden bisa menginstruksikan para kepala daerah memiliki peraturan yang mengharuskan setiap rumah yang dibangun wajib ada pohon berdaun lebat. Hal ini akan menjamin ketersediaan oksigen yang sangat dibutuhkan warga kampung,

2. Para calon presiden perlu mulai menggalakkan pembangunan rumah vertikal untuk mengantisipasi kelangkaan lahan hunian. Disamping itu, ketersediaan lebih banyak rumah vertikal daripada rumah tapak akan mengurangi area yang dibutuhkan. Sisanya, bisa dibangun ruang - ruang terbuka hijau di perkampungan.

3. Tindak tegas penjahat lingkungan hidup tanpa ampun. Ketegasan ini akan memberikan efek jera.

4. Sosialisasi pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dengan karya kreatif perlu diperbanyak.

Tidak ada masalah walaupun di dokumen visi misi belum maksimal, yang paling penting adalah realisasi progam setelah terpilih.

Semoga sukses, para calon presiden dan wakil presiden!

sumber : https://retizen.id/posts/244216/petualangan-sherina-2-calon-presiden-dan-kepedulian-lingkungan
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Berita Terpopuler