Terungkap, Ini Penyebab Produksi Cabai dari Petani Rendah

Saat ini harga cabai di tingkat petani mencapai Rp 70 ribu.

Bowo Pribadi
Seorang petani di Desa Sidomukti memetik cabai merah keriting di kebunnya.
Rep: Bowo Pribadi Red: Yusuf Assidiq

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Persoalan yang dihadapi para petani cabai di wilayah Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, tidak hanya terkait faktor musim kemarau yang berlangsung lebih panjang.

Namun juga faktor serangan hama tanaman, seperti patek dan kutu kebul, yang membuat para petani mengalami kesulitan untuk dapat mengoptimalkan produksi atau hasil panen tanaman cabai mereka.

Ihwal ini diungkapkan oleh Kirun (43), salah seorang petani cabai yang ditemui sela aktivitasnya di Desa Sidomukti, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Rabu (8/11/2023).   

Menurut dia, hama patek umumnya menyerang buah cabai. Buah cabai yang terserang hama patek lama kelamaan akan menghitam dan mengkerut kemudian membusuk dan rontok dari tangkainya.

Pada buah yang belum dewasa, serangan hama patek akan membuat buah cabai memerah prematur. Sebenarnya buah cabai tersebut belum tua, tetapi sudah merah dan ada bercak kehitam- hitaman. “Sehingga tidak laku jika dijual di pasar,” ungkapnya.

Sedangkan serangan hama kutu kebul umumnya menyerang daun tanaman cabai. Daun yang terserang kutu ini akan banyak didapati kutu putih lembut dan mengerut hingga tidak segar dan ini juga memengaruhi pertumbuhan tanaman.

Pada serangan yang sudah parah, tanaman lama kelamaan akan layu dan kemudian mati dan mengering. Kalaupun tanaman cabai masih bertahan, hasilnya juga mengalami penyusutan, karena buah cabai yang dihasilkan tidak akan bisa besar dan cenderung bungkuk seperti udang.

Jika tanaman yang sehat mampu meghasilkan satu kilogram per pohon, tanaman yang terkena hama ini hanya akan menghasilkan sekitar 3- 4 ons per pohon. “Inilah yang menghambat para petani dapat memaksimalkan hasil panen cabai,” lanjutnya.

Meski begitu, masih kata Kirun, serangan hama ini memang tidak merata, hanya beberapa bagian di beberapa blok lahan tanaman cabai saja dan tanaman yang dapat tertangani dengan cepat masih bisa dioptimalkan hasilnya.

Seperti di lahan seluas 1,5 hektare yang digarapnya, hinggi kini hanya sepertiganya yang terkena serangan hama kutu kebul dan hama patek ini. “Tetapi serangan ini memang mengakibatkan penurunan produksi yang cukup signifikan,” tegas dia.

Petani lain di Desa Sidomukti, Slamet (58) mengamini, para petani cabai kini menghadapi problem curah hujan yang masih rendah dan hama yang mengakibatkan penurunan produksi di tingkat petani.

Sehingga pasokan cabai dari petani juga rendah. Maka jika harga cabai di pasar melonjak tentu merupakan hal yang wajar. Karena pasokannya berkurang, sementara permintaan cabai masih tetap tinggi.

“Saat ini harga cabai di tingkat petani mencapai Rp 70 ribu per kilogram untuk jenis cabai rawit merah dan Rp 65 ribu untuk cabai keriting merah,” ungkapnya.


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler