18 Pelajar SMK Lagi Teler di Bogor Ditangkap Polisi
Sebanyak 18 pelajar SMK lagi ngefly atau teler di Kota Bogor ditangkap polisi.
REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Polresta Bogor Kota menangkap 18 pelajar salah satu SMK di Kota Bogor, yang kedapatan dalam kondisi teler, di Jalan Pemuda, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Dari tangan para pelajar ini, didapati obat keras jenis tramadol dan minuman keras ciu yang diduga baru saja dikonsumsi.
Kasat Intel Polresta Bogor Kota, Kompol Rezky Syam, mengatakan pihaknya mendapat laporan tersebut dari Satgas Pelajar Kota Bogor pada Rabu (8/11/2023) siang. Para pelajar yang berkumpul itu dikhawatirkan akan melakukan tawuran.
“Kami mengamankan 18 pelajar dari SMK di Kota Bogor. Ditemukan ada beberapa orang berkumpul dan mencurigakan, karena sepertinya tidak sadarkan diri alias nge-fly,” kata Rezky di lokasi, Rabu (8/11/2023).
Lebih lanjut, Rezky mengatakan, Polresta Bogor Kota akan menindaklanjuti dan melakukan beberapa pendekatan. Namun pola pendekatan yang dilakukan berbeda, mengingat para pelajar yang ditangkap sebagiannya masih berusia di bawah umur.
Ia menyebutkan, pelajar yang ditangkap berasal dari kelas 10, 11, dan 12. Polisi memprediksi para pelajar senior mengajak para juniornya untuk pergi bersama.
“Ya, kalau kami prediksi demikian (diajak senior). Karena polanya selalu seperti itu. Walaupun mereka tidak mengaku, ini salah satu dasar dari takut dibully, tidak populer, dan biasanya kalau nggak ikut ada sesuatu yang mengancam,” jelasnya.
Terhadap para pelajar ini, Rezky mengatakan, polisi sudah melakukan pendataan. Kemudian akan melakukan pemeriksaan ulang, untuk dilihat siapa saja yang mengkonsumsi obat keras dan minuman keras tersebut.
“Setelah didata kami kroscek siapa yang menggunakan. Itu nanti ada tindak lanjutnya tersendiri, untuk pengecekan tes urin dan lain-lain,” ujarnya.
Selain itu, sambung dia, Polresta Bogor Kota juga akan berkoordinasi dengan pihak sekolah. Serta memantau para pelajar dengan beberapa pola, sekaligus memberi tugas agar terus beribadah dengan orangtuanya.
“Kita berkoordinasi dengan sekolah. Kebetulan sekolahnya belum bisa kami kontak, sehingga kami melakukan beberapa pola seperti menyampaikan kegiatan ke orangtuanya dan beribadah dengan orangtua agar bisa sharing,” jelas dia.