Kiprah Laskar Hizbullah dalam Melawah Penjajah (Bagian 1)
Laskar Hizbullah dibentuk sebagai korps cadangan untuk kesatuan PETA.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laskar Hisbullah memiliki peran yang signifikan dalam melawan penjajah, terutama dalam konteks sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Mereka berkontribusi dalam upaya memerdekakan dan melindungi masyarakat dari penindasan.
Pembentukan Laskar Hizbullah berawal dari makin terdesaknya Jepang oleh Amerika Serikat dan sekutunya dalam perang Asia Pasifik sejak 1943. Untuk memperkuat pasukannya, Jepang pun mendekati para tokoh Islam dan nasionalis Indonesia.
Pada awalnya, Jepang mempunyai maksud memberikan kemerdekaan bagi rakyat Indonesia sehingga kedatangan Jepang disambut baik oleh rakyat Indonesia. Namun, pada 1943 Jepang mulai terdesak dengan kekuatan pasukan Amerika Serikat dalam perang Asia Pasifik.
Karena itu, Jepang memberikan kesempatan bagi rakyat Indonesia untuk menjadi personel militer dengan status prajurit bantu Jepang yang disebut Heiho. Dalam buku Sejarah Nasional Indonesia IV, disebutkan jumlah pemuda Indonesia yang masuk Heiho saat itu diperkirakan mencapai 42 ribu personel.
Namun, pasukan yang tergabung dalam Heiho ternyata belum mampu mengimbangi kekeuatan negara-negara Sekutu yang saat itu kekuatan militernya telah masuk wilayah kekuasaan Jepang. Hingga akhirnya, Sekutu pun berhasil mendaratkan pasukannya kembali di Surabaya.
Merespons hal itu, pada 3 Oktober 1943 pemerintah Jepang kemudian membentuk tentara Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor, Jawa Barat. Rakyat Indonesia pun antusias terhadap pembentukan PETA lantaran didukung oleh tokoh nasionalis dan tokoh umat Islam.
Pada Juli 1943, sekitar 60 kiai berangkat...
Pada Juli 1943, sekitar 60 kiai berangkat ke Jakarta untuk mengikuti pelatihan dari Jepang selama kurang lebih sebulan. Dalam buku Sejarah Modern Indonesia, Ricklefs mencatat hingga Mei 1945 terhitung lebih dari seribu kiai telah menyelesaikan kursus pelatihan tersebut.
Hingga 1944 tidak ada perlawanan yang serius dari rakyat Indonesia di Pulau Jawa. Untungnya, pemerintah Jepang lebih banyak memberikan kesempatan serta kebebasan bergerak kepada golongan Islam jika dibandingkan pada masa pemerintahan kolonial Belanda.
Bahkan, pemerintah Jepang menyetujui usulan untuk membentuk kesatuan militer dari kalangan Islam. Pada 8 Desember 1944, pemerintah militer Jepang pun secara resmi mengumumkan tentang dibentuknya Laskar Hizbullah. Nama Hizbullah berasal dari Bahasa Arab yang berarti tentara Allah.
Laskar Hizbullah dibentuk sebagai korps cadangan untuk kesatuan PETA. Kemudian, para kiai yang tercatat sebagai perwira PETA mendapat tugas untuk melatih dasar-dasar latihan dan kemampuan militer terhadap anggota Laskar Hizbullah.
Terbentuknya Hizbullah diharapkan menjadi wadah umat Islam untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan. Sementara, pemerintah Jepang berharap Hizbullah bisa membawa angin segar bagi Jepang untuk membantu perang melawan Sekutu.
Seiring dengan berjalannya waktu, kemudian muncul berbagai desakan dari tokoh-tokoh Muslim agar Jepang memberi kemerdekaan kepada Indonesia. Laskar Hizbullah pun berubah haluan. Mereka tidak lagi bekerja untuk kepentingan Jepang, melainkan untuk kemerdekaan Indonesia. (Bersambung)