Pefindo: Tren Sukuk Korporasi pada 2023 Relatif Lemah

Per Oktober 2023, penerbitan sukuk korporasi telah mencapai Rp 12,18 triliun.

https://pefindo.com/
Logo PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo)
Rep: Dian Fath Risalah Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) melihat tren sukuk korporasi pada 2023 ini relatif lemah sama seperti obligasi korporasi yang terimbas oleh lingkungan suku bunga tinggi dan tekanan pada pasar surat utang pemerintah.

Baca Juga


Sejak awal tahun hingga akhir bulan Oktober 2023, penerbitan sukuk korporasi telah mencapai Rp 12,18 triliun dan masih berpotensi untuk bertambah kembali pada sisa dua bulan terakhir.

"Penerbitan sukuk korporasi pada 2023 relatif lebih rendah jika dibandingkan posisi pada tahun 2022 lalu yang mencapai Rp 20,42 triliun. Penerbitan sukuk pada tahun 2022 tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah," ujar Kepala Divisi Riset Ekonomi Pefindo Suhindarto kepada Republika, Kamis (9/11/2023).

Sebagaimana yang terjadi pada instrumen surat utang korporasi lainnya, penerbitan sukuk pada tahun ini juga cukup tertekan oleh kondisi suku bunga acuan yang relatif tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi ini pada akhirnya membuat kupon terdorong naik.

"Jika diperhatikan rata-rata peningkatan kupon dari penerbitan sukuk secara umum terjadi pada hampir semua tenor maupun peringkat," ujar Suhindarto.

Kepala Divisi Pemeringkatan Non-Jasa Keuangan 1 Pefindo Niken Indriasih menambahkan, Pefindo memperkirakan tren kupon dari penerbitan sukuk akan sedikit meningkat pasca kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) beberapa lalu. Pelaku pasar mulai mengakomodasi kenaikan tersebut ke dalam pricing mereka.

"Namun setelah itu, kami mengekspektasikan kupon akan bergerak stabil karena potensi kenaikan kembali suku bunga acuan relatif minim meski masih akan dijaga tinggi untuk beberapa waktu mendatang," terang Niken.

Meski pricing semakin mahal, pemerintah melalui Kementerian Keuangan tetap meluncurkan sukuk untuk kalangan ritel. SBSN telah memperdalam pasar sukuk nasional sekaligus menyediakan instrumen investasi yang aman bagi masyarakat di tengah gejolak ekonomi.

Kemenkeu menetapkan imbal hasil (kupon) Sukuk Tabungan Seri ST011 di atas Sukuk Tabungan seri sebelumnya. ST011 diterbitkan oleh pemerintah dalam dua pilihan tenor investasi, yakni 2 tahun dan 4 tahun.

Seri ST011 bertenor 4 tahun ditetapkan oleh pemerintah sebagai green sukuk ritel. Artinya, selain aman, bagus untuk mencapai cuan yang diharapkan, serta berprinsip syariah, surat utang ini juga berwawasan lingkungan. ST011 bertenor 2 tahun memberikan imbal hasil/kupon sebesar 6,3 persen. Adapun, imbal hasil/kupon ST011 bertenor 4 tahun ditetapkan sebesar 6,5 persen.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler