Wapres Soroti Rasio Kewirausahaan Masih Rendah, Minta Peran Santri
Kalangan santri harus mampu beradaptasi dengan dinamika dan perubahan tren dunia.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin menyoroti rendahnya angka rasio kewirausahaan nasional yang tercatat baru sebesar 3,47 persen. Angka ini pun ditargetkan setidaknya mencapai 12 persen di 2045 guna mencapai visi Indonesia Emas.
Sebab, keberhasilan transformasi ekonomi salah satunya ditandai dengan peningkatan rasio kewirausahaan nasional.
"Untuk itu, saya memandang adanya keterkaitan yang erat antara keberadaan santripreneur dengan upaya peningkatan rasio kewirausahaan nasional," ujar Kiai Ma'ruf di acara Santripreneur Award 2023 di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Senin (20/11/2023).
Kiai Ma'ruf mengatakan, santripreneur menjadi sumber daya penggerak aktivitas kewirausahaan di lingkungan pesantren. Menurutnya, keberadaannya tidak hanya akan menciptakan kemandirian ekosistem pesantren itu sendiri, tetapi juga berpotensi mendorong capaian kewirausahaan nasional.
"Kalau dulu kita itu jihad mengusir penjajah, sekarang kita melakukan jihad ekonomi melalui Santripreneur," ujarnya.
Wapres pun berpesan agar terus bernovasi dan memanfaatkan teknologi digital dalam pengembangan kewirausahaan syariah.
"Santripreneur dari kalangan generasi muda agar terus mengembangkan beragam bisnis syariah berbasis digital. Teknologi digital agar dioptimalkan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing produk, serta membuka peluang akses ke pasar global," kata dia.
Tak hanya itu, Wapres juga mendorong santri mampu beradaptasi dengan dinamika dan perubahan tren dunia dengan meningkatkan pengetahuan, keahlian, dan beragam kompetensi santripreneur. Ia juga meminta agar santripreneur mengikuti program inkubasi bisnis digital oleh kementerian/lembaga.
Kementerian Koperasi dan UKM serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga diminta memfasilitasi dengan memperbanyak program pembelajaran dan pemberdayaan kewirausahaan yang dapat melahirkan santri-santri berjiwa wirausaha, inovatif, mandiri, dan tangguh.
"Tingkatkan kontribusi santripreneur dalam memberikan solusi atas permasalahan sosial ekonomi masyarakat. Bangun bisnis baru yang melibatkan segenap unsur masyarakat di lingkungan pesantren, sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan mendukung upaya penurunan kemiskinan," tegasnya.
Ketua Harian Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah juga meminta agar santripreneur memperluas jejaring dan sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan guna mendorong pengembangan kemandirian ekonomi pesantren. Ia berharap santripreneur Indonesia dapat menjadi bagian dari upaya pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional dan daerah.
"Misalnya, dalam sinergi program peningkatan akses pembiayaan. Saya mendapat laporan, saat ini telah ada 286 Agen Laku Pandai Berbasis Komunitas Pesantren dan KUR Syariah ke ekosistem pesantren yang disalurkan kepada sekitar 2,000 penerima hingga Agustus 2023. Melalui sinergi ini, saya yakin semakin banyak peluang bagi penguatan santriprenuer ke depannya," ujarnya.