Pengadilan Italia Hukum 230 Orang Anggota Mafia
Hukuman terberat dijatuhkan kepada dua pimpinan mafia lokal 30 tahun penjara.
REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Pengadilan di Italia menghukum lebih dari 230 terdakwa pada salah satu persidangan mafia terbesar di Italia yang menargetkan kelompok kejahatan 'Ndrangheta yang berbasis di wilayah selatan Calabria.
Dalam sebuah persidangan yang berlangsung selama hampir tiga tahun lebih dari 330 tersangka mafia dan rekan-rekan mereka, termasuk para profesional kerah putih, menghadapi berbagai tuduhan. Mulai dari pemerasan, perdagangan narkoba dan pencurian.
Kantor berita Italia, Ansa, melaporkan hakim membutuhkan waktu 1 jam 40 menit hanya untuk membacakan vonis. Hukuman terberat dijatuhkan kepada Saverio Razionale dan Domenico Bonavota, dua pemimpin mafia lokal Calabria, yang masing-masing dijatuhi hukuman 30 tahun penjara.
"Keputusan hari ini berarti seluruh provinsi Calabria dibebaskan dari para petinggi kelompok kriminal," kata salah satu hakim paling terkenal di Italia dan mantan jaksa penuntut utama dalam kasus ini Nicola Gratteri, Senin (21/11/2023).
Di antara mereka yang dihukum adalah Giancarlo Pittelli, seorang pengacara dan mantan politisi dari partai Forza Italia yang merupakan anggota koalisi yang berkuasa. Ia dijatuhi hukuman 11 tahun penjara atas dakwaan berkolusi dengan mafia dan memberikan informasi.
Gratteri, yang berganti pekerjaan dua bulan lalu untuk menjadi kepala jaksa penuntut di Naples, mengkonfirmasi hubungan antara 'Ndrangheta dan jaringan profesional adalah aspek penting dari putusan tersebut.
Giorgio Naselli, mantan kepala polisi setempat, dijatuhi hukuman dua tahun enam bulan.
Namun, jaksa penuntut tidak mendapatkan hukuman seberat yang mereka minta dalam beberapa kasus dan sekitar 100 orang yang diadili dibebaskan. Baik pembela maupuan jaksa dapat mengajukan banding atas keputusan pengadilan tingkat pertama tersebut.
Jaksa menilai Ndrangheta merupakan mafia paling kuat di Italia. Kelompok ini dengan mudah mengalahkan geng Cosa Nostra yang lebih terkenal di Sisilia, dengan pengaruhnya yang meluas ke seluruh Eropa dan sekitarnya.
Persidangan diadakan di sebuah pusat panggilan yang di kota Lamezia Terme, Calabria, dengan kurungan besi yang dipasang untuk para terdakwa.
Terakhir kali Italia mengadili ratusan tersangka mafia secara bersamaan dilakukan pada tahun 1986 di Palermo. Dalam kasus yang mewakili titik balik dalam perang melawan Cosa Nostra, yang menandai awal kemunduran tajam kelompok tersebut.
Pengadilan Sisilia tersebut memiliki dampak yang sangat besar karena menyasar banyak keluarga mafia.
Pengadilan Calabria hanya berfokus pada satu kelompok klan Mancuso dari provinsi Vibo Valentia membuat banyak petinggi Ndrangheta tidak tersentuh.
Anna Sergi, seorang profesor kriminologi di University of Essex, mengatakan vonis tersebut mengukuhkan pembacaan jaksa terhadap struktur 'Ndrangheta di Vibo Valentia.
"Sekarang ini memiliki kekhususan tersendiri," katanya, menggarisbawahi di bawah hukum Italia, keputusan tingkat pertama seperti itu dapat diajukan banding dua kali sebelum menjadi final.
Sebanyak 70 terdakwa dari persidangan pertama telah dinyatakan bersalah pada November 2021 setelah memilih prosedur jalur cepat dengan imbalan pengurangan hukuman.