Israel Kembali Serang RS Indonesia, WHO: Dunia tidak Boleh Diam

Hingga saat ini Israel masih mengepung RS Indonesia di Gaza.

(ANTARA/HO-MER-C/pri.)
Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina.
Rep: Dwina Agustin Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak agar pemerintah dan warga global untuk tidak diam atas serangan-serangan ke fasilitas kesehatan di Gaza. Israel kembali melakukan serangan dan pengepungan ke rumah sakit, Rumah Sakit Indonesia menjadi target setelah sebelumnya Rumah Sakit al-Shifa.

Baca Juga


"Dunia tidak boleh tinggal diam ketika rumah sakit-rumah sakit ini, yang seharusnya menjadi tempat berlindung yang aman, berubah menjadi tempat kematian, kehancuran, dan keputusasaan," ujar pernyataan badan kesehatan PBB itu pada Selasa (21/11/2023).

WHO mengingatkan kepada pihak-pihak yang berkonflik mengenai kewajiban untuk mengikuti aturan berdasarkan Hukum Humaniter Internasional. Mereka seharusnya menghormati kenetralan, dan secara aktif melindungi fasilitas kesehatan.

"Pelayanan kesehatan bukanlah sebuah target," kata WHO.

WHO pun mengaku terkejutkan dengan serangan terhadap Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara. Peristiwa itu dikabarkan membunuh sedikitnya 12 orang termasuk pasien dan pendampingnya yang berada di rumah sakit tersebut.

Terdapat banyak serangan yang terus menerus terhadap fasilitas kesehatan dalam enam minggu terakhir. Serangan itu mengakibatkan evakuasi massal secara paksa dari rumah sakit. Banyak korban jiwa serta korban jiwa di antara pasien, pendamping, dan mereka yang mencari perlindungan di rumah sakit. Rumah Sakit Indonesia dilaporkan mengalami kerusakan akibat setidaknya lima serangan sejak 7 Oktober.

Menurut laporan yang diterima WHO, puluhan orang terluka dalam serangan itu, termasuk beberapa orang yang mengalami luka kritis dan mengancam jiwa. "Petugas kesehatan dan warga sipil tidak boleh mengalami kengerian seperti itu ingin, terutama saat berada di dalam rumah sakit," kata keterangan WHO.

Kabar terkini, menurut WHO, RS Indonesia terus dikepung. Tidak ada seorang pun yang diizinkan masuk atau keluar rumah sakit dengan laporan penembakan terhadap mereka yang mencoba keluar.

Kondisi ini memperburuk kondisi rumah sakit tersebut. Rumah sakit Indonesia sama seperti rumah sakit lainnya di Gaza utara dan Gaza City yang mengalami pemadaman listrik sejak generator utama dan sekunder berhenti berfungsi beberapa minggu lalu karena kekurangan bahan bakar.

Kapasitas tempat tidur rumah sakit di Gaza telah turun dari 3.500 tempat tidur sebelum 7 Oktober menjadi 1.400 tempat tidur. Dampak ini akibat dari serangan-serangan dan kekurangan bahan bakar, obat-obatan, dan air bersih, serta sumber daya penting lainnya.

"Meninggalkan kesenjangan yang sangat besar bagi pasien yang mengalami cedera dan penyakit lainnya yang memerlukan rawat inap," ujar WHO.

WHO mencatat, terdapat 335 serangan terhadap layanan kesehatan di wilayah pendudukan Palestina sejak 7 Oktober, termasuk 164 serangan di Jalur Gaza dan 171 serangan di Tepi Barat. Terdapat juga 33 serangan terhadap fasilitas kesehatan Israel pada 7 Oktober. Dwina Agustin

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler